Ini Penjelasan Sederhana tentang Tes Imunologi
Halodoc, Jakarta - Untuk menentukan diagnosis suatu penyakit, seorang dokter tentu akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Namun, ada kalanya penegakkan diagnosis ini juga membutuhkan pemeriksaan penunjang. Salah satu contohnya adalah tes imunologi.
Seperti namanya, tes imunologi berkaitan dengan sistem imun atau antibodi tubuh. Antibodi sendiri merupakan faktor penting dalam sistem imunitas tubuh. Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan ini bila seseorang mengalami infeksi atau gangguan kesehatan yang berkaitan dengan sistem imun.
Baca juga: Benarkah Sistem Kekebalan Tubuh Wanita Lebih Rendah Ketimbang Pria?
Apa Itu Tes Imunologi?
Tes Imunologi dalam dunia medis biasa disebut sebagai tes antibodi anti-nuklear (Antinuclear Antibodies test atau ANA). Tes ini digunakan untuk mengukur kadar dan pola aktivitas antibodi pada darah yang melawan tubuh (reaksi autoimun). Sistem imun pada tubuh sendiri berperan untuk membunuh zat asing, seperti virus dan bakteri.
Namun, ketika seseorang mengalami kelainan autoimun, sistem imunnya justru menyerang jaringan normal pada tubuh. Sistem imun pengidap penyakit autoimun akan memproduksi antibodi yang melekat pada sel tubuh. Nah, hal inilah yang nantinya akan mengakibatkan kerusakan pada sel tubuh.
Tes imunologi atau tes ANA ini bersama pemeriksaan fisik dan beberapa tes lainnya yang akan digunakan untuk menentukan penyakit autoimun. Contohnya, dokter akan mengajukan tes ANA bila mereka menduga seseorang mengalami penyakit autoimun, seperti lupus atau rheumatoid arthritis.
Baca juga: Imun Lemah Gampang Sakit? Ini 5 Penyebabnya
Tes ANA ini pada dasarnya tidak dapat memastikan diagnosis yang spesifik. Akan tetapi, melalui tes ini dokter dapat mengeliminasi kemungkinan penyakit lain. Bila hasil tes ANA positif, maka tes darah dapat dilakukan untuk melihat adanya antibodi anti-nuklear yang dapat menunjukkan penyakit tertentu.
Kondisi yang Memerlukan Tes Imunologi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, tes imunologi atau tes antibodi digunakan untuk mendiagnosis adanya infeksi pada organ tubuh, terutama infeksi saluran pernapasan dan organ pencernaan. Selain itu, tes ini juga digunakan untuk mengetahui adanya gangguan sistem kekebalan tubuh.
Di samping itu, tes ini juga dapat dilakukan bila seseorang memiliki beberapa gejala, seperti:
-
Alergi.
-
HIV atau AIDS.
-
Ruam kulit.
-
Demam yang tak ditemukan penyebabnya.
-
Berat badan yang turun tanpa sebab.
-
Diare yang tak kunjung sembuh.
-
Sakit setelah bepergian.
Selain beberapa keluhan di atas, tes antibodi juga memiliki manfaat lainya. Misalnya, untuk mendiagnosis myeloma, yaitu kondisi ketika sumsum tulang membuat terlalu banyak limfosit, sehingga antibodi tak normal. Di samping itu, tes antibodi juga bisa membantu dalam mendiagnosis beberapa jenis kanker hingga mendeteksi penyakit tertentu pada kehamilan.
Ada Jenis-Jenisnya
Berbicara mengenai tes imunologi atau tes antibodi memang cukup kompleks, karena juga berkaitan dengan antibodi tubuh. Antibodi sendiri merupakan sejenis protein berukuran kecil yang beredar di aliran darah. Ia juga masuk dari bagian sistem imun. Antibodi ini dibuat oleh sel darah putih sebagai respons untuk membantu melawan bakteri, virus, dan racun. Enggak cuma itu, ia juga menjaga tubuh dari berbagai penyakit dan infeksi.
Baca juga: 4 Penyakit Autoimun yang Langka dan Berbahaya
Cara kerja antibodi ini cukup unik. Antibodi akan bekerja spesifik dengan menempel pada antigen, benda asing di dalam tubuh. Benda inilah yang dicurigai sebagai ancaman oleh sistem imun tubuh. Antibodi ini sendiri memiliki berbagai jenis. Masing-masing dari mereka memiliki fungsi tersendiri yang dikenal sebagai imunoglobulin.
Misalnya, imunoglobulin A (IgA). Antibodi IgA ini merupakan jenis antibodi yang paling umum ditemukan dalam tubuh dan memiliki peran dalam timbulnya reaksi alergi. LgA bisa ditemukan dalam konsentrasi tinggi di lapisan mukosa tubuh. Terutama yang melapisi saluran pernapasan, air mata, dan liur. Pemeriksaan untuk antibodi ini dilakukan untuk membantu dokter mendiagnosis gangguan ginjal usus, dan sistem imunitas.
Selain LgA, ada juga imunoglobulin E (IgE). Yang satu ini ditemukan di paru-paru, kulit, dan selaput lendir. Sama seperti IgA, IgE juga berperan dalam reaksi yang ditimbulkan oleh alergi. Mengetahui alergi lewat imunologi bisa melalui pemeriksaan IgE yang menjadi pemeriksaan awal untuk alergi.
Mau tahu lebih jauh mengenai tes imunologi? Atau memiliki masalah pada sistem imun tubuh? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan