Ini Penanganan Gawat Janin untuk Mencegah Komplikasi Kehamilan
“Penanganan gawat bisa dilakukan sebelum persalinan maupun saat menjalani persalinan. Keduanya bertujuan untuk membuat janin sehat dan terhindar dari berbagai komplikasi.”
Halodoc, Jakarta – Gawat janin atau fetal distress menjadi salah satu gangguan kehamilan yang bisa terjadi akibat beberapa faktor pemicu. Saat mengalami fetal distress, janin dalam kandungan tidak mendapatkan jumlah oksigen yang cukup sehingga dapat mengalami berbagai komplikasi serius.
Nah, pertanyaannya bagaimana sih penanganan untuk mengatasi kondisi gawat janin? Berikut ulasan selengkapnya!
Penanganan Gawat Janin
Ada berbagai penyebab gawat janin bisa terjadi pada ibu hamil. Mulai dari adanya gangguan pada air ketuban, kontraksi yang cukup kuat, preeklampsia, gangguan plasenta, hingga menjalani kehamilan kembar.
Kamu juga bisa cari tahu berbagai penyakit yang dapat memicu gawat janin melalui artikel “Kondisi yang Bisa Memicu Terjadinya Gawat Janin”.
Jika tidak diatasi dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada janin setelah dilahirkan, seperti cedera otak hingga cerebral palsy. Janin juga akan mengalami gangguan perkembangan yang berisiko memicu gangguan pada fisik.
Bahkan, jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini juga dapat menyebabkan kematian dalam kandungan atau stillbirth. Untuk itu, jika menemukan tanda-tanda gawat janin, segera lakukan pemeriksaan pada dokter spesialis kandungan untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Berikut perawatan untuk penanganan gawat janin, yaitu:
1. Penanganan sebelum persalinan
Jika gawat janin terjadi sebelum hari persalinan, maka dokter akan memberikan sejumlah obat-obatan untuk menurunkan pemicunya. Selain itu, dokter juga bisa memberikan berbagai cairan menggunakan infus.
Namun, jika penanganan ini tidak efektif dan kondisi tersebut masih terus terjadi, dokter spesialis kandungan bisa memutuskan untuk melakukan persalinan darurat. Biasanya, operasi caesar akan dilakukan untuk mengeluarkan bayi dan memberikan penanganan secara langsung.
Selain itu, ketahui tanda lain gawat janin melalui artikel ini “Bumil, Ini 6 Tanda Gawat Janin yang Perlu Diwaspadai”.
2. Penanganan saat proses persalinan
Jika kondisi ini terjadi ketika kamu sedang menjalani proses persalinan, biasanya dokter akan memberikan cairan melalui infus dan masker oksigen untuk ibu. Selain itu, dokter juga akan meminta ibu untuk rutin mengubah posisi.
Memposisikan tubuh ke samping sambil berbaring, membuat tekanan pada bayi dalam kandungan menurun. Hal ini juga bisa membantu meningkatkan suplai aliran darah menuju jantung dan suplai oksigen pada janin.
Dokter juga akan memberikan obat untuk memperlambat kontraksi. Jika sebelumnya dokter memberikan obat untuk mempercepat persalinan, biasanya obat ini akan dihentikan ketika melihat adanya tanda gawat janin saat persalinan.
Bayi dengan kondisi tersebut juga dapat ditangani dengan mengeluarkan bayi untuk mendapatkan perawatan secara langsung. Biasanya, persalinan bisa dilakukan dengan alat bantuan maupun tindakan operasi caesar.
3. Perawatan bayi pasca persalinan
Setelah bayi lahir, tentuna perawatan intensif akan dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan bayi secara optimal. Bayi akan menjalani perawatan dan pemantauan ketat selama 1-2 jam setelah lahir yang akan berlanjut hingga 12 jam pertama.
Ada berbagai pemeriksaan yang perlu dilakukan oleh bayi pasca gawat janin, seperti kondisi jantung, saluran pernapasan, hingga suhu tubuh.
Saluran pernapasan perlu pemantauan lebih ketat karena dikhawatirkan bayi menghirup mekonium saat proses persalinan.
Untuk mencegah kondisi ini, cari tahu berbagai tipsnya melalui artikel ini “Adakah Cara yang Efektif untuk Mencegah Gawat Janin?”.
Itulah penanganan yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi janin semakin memburuk.