Ini Mitos dan Fakta Seputar Anestesi yang Perlu Diketahui
"Anestesi sering diberikan sebelum dilakukan tindakan operasi. Ternyata, selama ini banyak mitos soal anestesi yang perlu diluruskan."
Halodoc, Jakarta – Anestesi adalah penggunaan obat-obatan untuk mencegah rasa sakit selama operasi dan prosedur lainnya. Obat ini dapat diberikan melalui suntikan, inhalasi, losion topikal, semprotan, tetes mata, atau penutup kulit. Cara kerjanya dengan membuat bagian tubuh tertentu mati rasa atau menghilangkan kesadaran pasien sementara waktu.
Sayangnya, selama ini banyak mitos soal anestesi yang perlu diluruskan. Misalnya, anestesi sering dianggap menghilangkan kesadaran sepenuhnya sementara waktu. Padahal, obat ini tersedia dalam beberapa jenis sehingga menghasilkan efek yang berbeda.
Mitos dan Fakta Seputar Anestesi
Nah, berikut sederet mitos dan fakta seputar anestesi:
1. Menghilangkan kesadaran
Faktanya, anestesi tidak selalu menghilangkan kesadaran. Sebab, pembiusan punya teknik yang bervariasi. Ada tiga jenis anestesi, yaitu bius total, bius lokal dan bius regional.
Pada bius lokal dan regional, efek obat hanya akan memengaruhi bagian tubuh tertentu saja sehingga pasien hanya merasakan mati rasa.
Nah, bius lokal umumnya ditujukan untuk operasi minor, seperti gigi dan katarak. Sedangkan, bius regional menyasar bagian yang cukup luas, contohnya tindakan operasi caesar dan patah tulang.
Sementara itu, bius total adalah jenis yang bisa menghilangkan kesadaran penuh. Jenis tersebut umumnya digunakan untuk operasi besar yang membutuhkan waktu lama.
2. Pasien masih bisa terbangun meski sudah dibius total
Faktanya, pasien masih berpeluang untuk terbangun selama operasi meski telah mendapatkan bius total.
Kondisi ini disebut sebagai awareness with recall (AWR). Kendati begitu, hal ini amat jarang terjadi.
AWR sendiri merupakan pengalaman atau ingatan proses operasi yang tidak dikehendaki. Artinya, pasien sebenarnya tidak benar-benar sadar saat operasi masih berjalan.
Selain itu, AWR juga baru bisa diketahui usai operasi selesai berdasarkan laporan pasien itu sendiri.
3. Anestesi spinal dan epidural bisa menyebabkan nyeri punggung permanen
Informasi ini hanyalah mitos. Sebab, anestesi spinal dan epidural masuk dalam kategori bius regional.
Artinya, teknik ini dilakukan dengan menyuntikan obat ke dalam lapisan saraf di tulang belakang.
Sedangkan nyeri punggung sendiri bisa disebabkan oleh sejumlah faktor. Mulai dari posisi tubuh selama operasi, penurunan kondisi medis atau luka dari bekas suntikan obat bius.
Nah, nyeri akibat luka bekas suntikan nyatanya hanya menimpa 25 persen pasien saja.
Selain itu, nyeri juga tidak permanen dan hilang dengan sendirinya. Apabila nyeri tak kunjung hilang lebih dari tujuh hari, temui dokter untuk mencari akar permasalahannya.
4. Anestesi selama operasi caesar bisa berdampak pada bayi
Seluruh tindakan operasi yang melibatkan ibu hamil sudah dipastikan keamanannya, termasuk pemilihan jenis anestesi.
Selain itu, operasi caesar umumnya menggunakan anestesi regional dengan menyuntikan obat ke bagian dalam lapisan saraf di tulang belakang.
Jadi mustahil bila obat anestesi bisa menembus plasenta dan berdampak pada janin.
Anestesi juga tidak memengaruhi kontraksi rahim sehingga tidak akan memicu pendarahan.
Jika kamu punya pertanyaan lain seputar masalah kesehatan, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja, kamu juga bisa lakukan janji medis melalui aplikasi Halodoc.
Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik.
Jangan tunda sebelum kondisinya memburuk, download Halodoc sekarang juga!