Ini Kondisi yang Bisa Menyebabkan Terjadinya Ileus Paralitik

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   10 Juli 2019
Ini Kondisi yang Bisa Menyebabkan Terjadinya Ileus Paralitik Ini Kondisi yang Bisa Menyebabkan Terjadinya Ileus Paralitik

Halodoc, Jakarta - Ileus paralitik adalah kondisi saat saat otot usus mengalami gangguan kelumpuhan sehingga proses pencernaan makanan menjadi terganggu. Usus adalah bagian sistem pencernaan yang fungsi sangat penting dalam mencerna makanan dan minuman agar dapat diserap oleh tubuh. Makanan dan minuman ini bergerak melalui saluran pencernaan berkat kontraksi otot usus. Gangguan pergerakan usus ini yang disebut lleus paralitik. 

Hal Apa yang Menjadi Penyebab Ileus Paralitik?

Penyakit ini bisa muncul akibat tindakan operasi, utamanya tindakan bedah di area perut. Normalnya, aktivitas usus halus bisa kembali dalam beberapa jam pasca operasi, sedangkan usus besar kembali normal dalam 3-5 hari pasca operasi.

Saat tindakan operasi dijalankan, obat-obat bius seharusnya diberikan untuk memperlambat kontraksi otot usus. Obat-obatan lain selain obat bius dapat menyebabkan ileus paralitik, seperti morfin, amitriptyline, antasida, oxycodone, dan chlorpromazine.

Diluar tindakan operasi dan pengaruh obat-obatan, hal lain yang memicu munculnya ileus paralitik, yaitu: 

  • Penyakit Parkinson.

  • Peradangan dan infeksi pada saluran pencernaan, seperti penyakit Crohn, gastroenteritis, divertikulitis, dan radang usus buntu.

  • Sepsis.

  • Gagal ginjal akut.

  • Pasca trauma tulang iga atau tulang belakang.

  • Hiportirodisme.

  • Stroke.

  • Serangan jantung (infark miokard akut).

  • Pasca melahirkan.

  • Gangguan elektrolit atau mineral dalam tubuh, terutama hipokalemia.

  • Ketoasidosis diabetes.

  • Pernah melakukan radioterapi.

Baca Juga: Jangan Diabaikan, 5 Ciri-Ciri Gangguan Pencernaan

Apa Saja Gejala dari Ileus Paralitik

Gejala yang paling sering dirasakan pengidap ileus paralitik adalah rasa tidak nyaman area perut disertai beberapa gejala lainnya, yakni: 

  • Kram perut.

  • Nafsu makan menurun.

  • Begah.

  • Konstipasi.

  • Mual.

  • Muntah dan mengeluarkan material seperti feses.

  • Tidak dapat buang angin.

  • Perut membengkak.

Baca Juga: Ini 5 Gejala Penyakit Radang Usus yang Tak Bisa

Bagaimana Mengobati Ileus Paralitik?

Pengobatan ileus paralitik disesuaikan dengan kondisi dan penyebabnya, jadi setiap orang mungkin menjalani langkah pengobatan yang berbeda-beda. Apabila obat-obatan menjadi faktor utama, maka dokter meresepkan obat pengganti atau menghentikannya. Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat-obatan untuk stimulasi gerakan usus, seperti metoclopramide.

Kebanyakan pengidap ileus paralitik membutuhkan perawatan dilakukan di rumah sakit. Mereka membutuhkan asupan makanan yang diberikan melalui cairan infus hingga kondisi membaik. Jika diperlukan, pemasangan nasogastric tube (NGT) dilakukan untuk mengosongkan isi perut (dekompresi) selama usus belum mampu bekerja dengan optimal. NGT merupakan selang yang dimasukan melalui lubang hidung sampai ke lambung. Hal ini juga membantu mengurangi frekuensi muntah yang dialami pasien. 

Komplikasi Ileus Paralitik

Penyakit ileus paralitik yang tidak diobati juga bisa berpotensi menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Kematian sel atau jaringan (nekrosis) usus.

  • Infeksi pada rongga perut di luar usus (peritonitis), akibat robeknya usus. Kondisi ini dapat memburuk menjadi sepsis dan memicu kegagalan fungsi organ.

  • Kerusakan dinding usus pada bayi baru lahir yang mengalami ileus paralitik (enterokolitis nekrotikan). Kondisi ini berpotensi memicu infeksi paru, infeksi darah, hingga kematian.

  • Gangguan elektrolit dan mineral.

  • Dehidrasi.

Baca Juga: 5 Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Radang Usus

Itulah beberapa jenis pemicu ileus paralitik yang wajib kamu waspadai. lleus paralitik adalah penyakit yang wajib mendapatkan penanganan serius sehingga jika gejala mirip penyakit ini muncul, kamu harus segera memeriksakan diri ke dokter. Dengan melakukan penanganan yang tepat di rumah sakit, maka hal ini bisa meminimalisir risiko. Kini kamu bisa pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu melalui aplikasi Halodoc. Praktis bukan? Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!