Ini Kondisi Kesehatan yang Memerlukan Kolposkopi

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   13 November 2019
Ini Kondisi Kesehatan yang Memerlukan KolposkopiIni Kondisi Kesehatan yang Memerlukan Kolposkopi

Halodoc, Jakarta – Sebagai salah satu pemeriksaan medis penunjang, kolposkopi dilakukan oleh dokter jika ditemukan tanda-tanda sel abnormal pada leher rahim dan vagina. Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk mengetahui adanya kondisi medis seperti kutil kelamin, peradangan serviks, dan tanda-tanda kanker pada organ intim wanita.

Kolposkopi biasanya dilakukan jika pemeriksaan pap smear tidak memberikan hasil yang baik. Prosedur dilakukan dengan menggunakan alat bernama kolposkop, untuk meneropong kondisi di dalam vagina hingga mulut rahim. Jika dokter menemukan adanya sel abnormal, pemeriksaan lanjutan biopsi dapat dilakukan, dengan cara mengambil sampel jaringan untuk diperiksa lebih lanjut.

Baca juga: Kolposkopi dan Biopsi Serviks, Apa Bedanya?

Karena merupakan pemeriksaan lanjutan dari pap smear, diperlukan atau tidaknya pemeriksaan kolposkopi akan bergantung pada keputusan dokter. Namun, perlu diketahui bahwa pemeriksaan pap smear merupakan pemeriksaan rutin yang diperlukan wanita untuk deteksi dini kanker serviks. Jika kamu ingin mulai menjalani pap smear secara rutin, kamu bisa download dan gunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit, agar lebih cepat dan tidak perlu antri lama.

Begini Prosedur Pemeriksaan Kolposkopi

Baik prosedur pap smear maupun kolposkopi kerap membuat wanita cemas. Padahal, sebenarnya prosedur kolposkopi hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, dari mulai pemeriksaan menggunakan alat hingga pengambilan sampel jaringan yang akan diperiksa. Kamu mungkin akan merasa kurang nyaman ketika alat kolposkop dimasukkan, dan sedikit terasa kram saat pengambilan sampel jaringan. Namun, itu wajar dan tidak berbahaya, kok.

Baca juga: Ketahui Persiapan Sebelum Melakukan Pemeriksaan Kolposkopi

Jika pengambilan sampel jaringan dilakukan pada bagian paling luar vagina atau vulva, kamu mungkin akan diberi anestesi untuk meminimalisir rasa nyeri. Namun, jika sampel jaringan yang dialami adalah pada bagian leher rahim yang lebih dalam, kamu mungkin akan merasa tidak nyaman, tetapi tidak sakit.

Lebih jelasnya, begini prosedur pemeriksaan kolposkopi dilakukan:

  • Sebelum prosedur dimulai, kamu akan diminta melepas bagian bawah pakaian dan pakaian dalam untuk memudahkan pemeriksaan.

  • Lalu, kamu akan diminta berbaring di kursi khusus, dengan kedua tungkai kaki dalam posisi terbuka lebar, kemudian diangkat dan diletakkan pada penopang.

  • Selanjutnya, dokter akan memasukkan alat spekulum ke vagina yang sudah diberi lubrikasi atau pelumas. Alat ini berfungsi untuk membuka dinding vagina, sehingga memudahkan dokter untuk melihat ke vagina bagian dalam hingga ke serviks.

  • Dalam proses ini, dokter dapat memberikan asam asetat atau iodine agar bagian yang tidak normal tampak lebih jelas, kemudian dokter akan mengambil foto atau video dari bagian tersebut.

  • Jika dokter menemukan adanya permukaan jaringan yang tampak tidak normal, proses biopsi akan dilakukan, yaitu pengambilan sampel dari jaringan tersebut untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

Baca juga: Cara Merawat Miss V Sesuai Usia

Setelah seluruh tahapan prosedur selesai dilakukan, kondisi yang dirasakan setiap orang dapat berbeda-beda. Jika biopsi tidak dilakukan, kamu mungkin dapat beraktivitas seperti biasa dan tidak merasakan gejala apapun. Jika pun ada gejala, kemungkinan hanya keluarnya bercak darah dalam jumlah sedikit, dan hal ini tidaklah berbahaya.

Sementara itu, jika dokter melakukan biopsi, kamu mungkin akan merasakan gejala nyeri pada vagina selama beberapa saat, disertai keluarnya bercak darah selama beberapa hari. Hindari penggunaan cairan pembersih vagina dan berhubungan intim selama 1 minggu setelah kolposkopi dilakukan.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. What’s Colposcopy?
Healthline. Diakses pada 2019. Colposcopy – Directed Biopsy: Purpose, Procedure, and Risks.