Ini Komplikasi Kesehatan Akibat Sindrom HELLP
Halodoc, Jakarta - Sindrom HELLP adalah kondisi langka, tetapi sangat serius yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau sesaat setelah melahirkan. Sindrom ini dianggap sebagai varian dari preeklampsia, tetapi beberapa ahli beranggapan bahwa kelainan ini merupakan satu-kesatuan. Kata HELLP sendiri merupakan singkatan dari:
- Hemolisis, yang mengacu pada pemecahan sel darah merah. Seseorang yang mengalami hemolisis sel darahnya akan rusak terlalu cepat, sehingga kadar sel darah merah menjadi rendah yang berujung pada anemia.
- Peningkatan enzim hati (Elevated Liver Enzymes), yang menunjukkan hati tidak berfungsi dengan baik. Sel hati yang mengalami peradangan atau luka akan mengeluarkan sejumlah besar bahan kimia tertentu, termasuk enzim ke dalam darah.
- Trombosit (Platelet), merupakan komponen darah yang membantu proses terjadinya pembekuan. Ketika kadar trombosit rendah, kamu akan mengalami peningkatan risiko perdarahan yang berlebihan.
Baca juga: Apa Penyebab Sindrom HELLP pada Ibu Hamil?
Komplikasi yang Terjadi Akibat Sindrom HELLP
Gejala dari sindrom HELLP sangat mirip dengan flu perut dan mungkin tampak sebagai gejala kehamilan yang normal. Namun, kamu tetap perlu memeriksakan kondisi kehamilan apabila mengalami gejala yang mengarah pada flu perut. Jika ingin lebih mudah untuk periksa kandungan di rumah sakit, kamu bisa pakai aplikasi Halodoc. Atau, kalau kamu ingin tanya dokter kandungan dulu sebelum berobat, bisa juga lewat Halodoc.
Umumnya, gejala dari sindrom HELLP termasuk sakit perut, terutama di bagian atas, mual, muntah, sakit kepala, dan kelelahan. Kamu pun mungkin mengalami bengkak, terutama di bagian tangan atau wajah, kenaikan berat badan berlebih dan terjadi secara tiba-tiba, penglihatan kabur, gangguan penglihatan, sakit pada bahu, serta nyeri ketika menarik napas dalam.
Baca juga: Apakah Sindrom HELLP pada Ibu Hamil Bisa Dicegah?
Tanpa adanya penanganan, sindrom HELLP bisa berujung pada komplikasi yang sangat membahayakan. Beberapa komplikasinya termasuk:
- Kerusakan hati;
- Gagal ginjal;
- Gagal napas akut;
- Edema paru;
- Perdarahan berlebihan ketika melahirkan;
- Solusio plasenta yang terjadi ketika plasenta terlepas dari rahim sebelum bayi lahir;
- Stroke;
- Kematian.
Penanganan dini adalah kunci utama untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat sindrom HELLP. Namun, beberapa komplikasi juga dapat terjadi, bahkan setelah penanganan dilakukan. Pun, gejala dari sindrom ini dapat memengaruhi ibu dan bayi setelah dilahirkan.
Baca juga: Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Sindrom HELLP pada Ibu Hamil
Pencegahan Sindrom HELLP
Terjadinya sindrom HELLP pada ibu hamil tidak dapat dicegah, karena penyebabnya tidak diketahui dengan pasti. Namun, risiko terjadinya sindrom ini bisa dikurangi dengan menjalani pola hidup sehat untuk mencegah kondisi yang sudah ada sebelumnya dan bisa meningkatkan risikonya, seperti diabetes atau hipertensi.
Ini termasuk rutin melakukan olahraga ringan dan mengonsumsi makanan sehat, sayuran dan buah-buahan, juga protein tanpa lemak. Apabila terdapat faktor risiko, pemeriksaan kehamilan rutin sangat penting agar penanganan bisa segera dilakukan, terlebih jika ada indikasi preeklampsia.
Sebagian besar kasus sindrom HELLP bisa disembuhkan apabila mendapatkan penanganan segera. Gejalanya pun membaik pada bayi segera setelah dilahirkan. Sebagian besar gejala dan efek samping akan hilang dalam beberapa hari, hingga minggu setelah melahirkan.
Biasanya, kekhawatiran terbesar adalah dampak sindrom HELLP ada bayi. Pasalnya, sebagian besar bayi dilahirkan dalam kondisi prematur ketika ibunya mengalami sindrom HELLP. Inilah mengapa pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan, sehingga jika terjadi kelainan pada kehamilan, penanganan bisa dilakukan dengan segera.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. HELLP Syndrome.
WebMD. Diakses pada 2020. What is HELLP Syndrome?
American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. HELLP Syndrome.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan