Ini Komplikasi dari Prosedur Transfusi Tukar yang Perlu Diketahui
"Transfusi tukar adalah prosedur yang cukup berisiko karena mengeluarkan dan mengganti darah seseorang dengan pendonor. Itu sebabnya, potensi komplikasinya perlu diwaspadai."
Halodoc, Jakarta – Transfusi tukar atau exchange transfusion merupakan tindakan medis dengan mengeluarkan dan mengganti darah seseorang dengan milik pendonor. Prosedur ini menggunakan kateter untuk mengangkut darah ke dalam tubuh.
Pada umumnya, tindakan ini bertujuan untuk mengobati kelainan darah yang mengancam jiwa. Meski begitu, transfusi tukar bukan tanpa risiko komplikasi. Berikut risiko komplikasi yang perlu diwaspadai!
Ketahui Potensi Komplikasi dari Transfusi Tukar
Potensi komplikasi transfusi tukar, yaitu:
- Infeksi darah.
- Hipoglikemia yang membuat kadar gula dalam darah berada di bawah normal.
- Hipokalsemia yaitu ketika darah memiliki terlalu sedikit kalsium.
- Hiperkalemia terjadi saat kadar kalium elektrolit dalam darah cukup tinggi.
- Alkalosis yang membuat darah mengandung terlalu banyak basa atau alkali
- Kelebihan volume darah.
- Hemolisis, yaitu pecahnya sel darah merah dan keluarnya hemoglobin ke plasma.
- Trombositopenia yang terjadi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah atau di bawah normal.
- Neutropenia yang membuat seseorang memiliki jumlah neutrofil sangat rendah.
- Koagulopati, gangguan penggumpalan darah untuk membentuk trombus atau bekuan.
- Hipotermia ketika suhu tubuh turun drastis yang berpotensi membuat jantung dan organ vital lainnya gagal berfungsi.
Apa Manfaat Transfusi Tukar?
Tindakan ini umumnya bertujuan untuk menghentikan gejala kelainan darah atau penyakit serius. Contohnya seperti penyakit kuning atau kelainan darah seperti anemia sel sabit.
Penyakit kuning terjadi ketika bilirubin menumpuk di dalam tubuh. Alhasil, kulit dan bagian mata pengidapnya tampak kekuningan. Nah, kondisi ini rentan menimpa bayi yang baru lahir, biasanya pada mereka yang lahir prematur.
Sedangkan, anemia sel sabit terjadi ketika sel darah merah tidak berbentuk normal, yaitu menyerupai bulan sabit. Bentuk yang tidak normal ini membuat darah tidak mengalir dengan baik dan berpotensi menyumbat pembuluh darah kapiler.
Karena tindakan ini cukup berisiko, dokter perlu menimbang betul besaran manfaatnya serta melihat kondisi pasien. Prosedur ini juga dilakukan apabila ada masalah lain yang berkaitan dengan kimia darah atau untuk melawan gejala keracunan akibat obat-obatan atau racun.
Seperti Apa Prosedurnya?
Dokter memulainya dengan tes darah sederhana untuk memastikan golongan darah. Tujuannya untuk mencocokan golongan darah kamu dengan pendonor. Pasalnya, transfusi tukar mengharuskan darah pasien dikeluarkan dan diganti.
Prosedurnya dengan memasang satu atau lebih tabung tipis, yang disebut kateter, ke dalam pembuluh darah. Tindakan ini dapat berlangsung beberapa menit. Kemudian, darah akan ditarik perlahan, sekitar 5-20 mililiter sekaligus.
Jumlah yang sama dari darah atau plasma segar yang telah dihangatkan sebelumnya akan dialirkan ke tubuh. Siklus ini diulang sampai volume darah yang benar telah diganti.
Setelah selesai, kateter akan dibiarkan jika prosedur perlu diulang. Dalam kasus penyakit seperti anemia sel sabit, darah dikeluarkan dan diganti dengan darah donor.
Sedangkan untuk kasus polisitemia neonatal, darah anak akan dikeluarkan dan diganti dalam jumlah tertentu saja. Darah kemudian diganti dengan larutan garam normal, plasma, atau albumin (larutan protein darah).
Fungsinya untuk mengurangi jumlah sel darah merah dalam tubuh dan membuat darah lebih mudah mengalir ke seluruh tubuh.
Setelah tindakannya selesai, dokter memeriksa tekanan darah, detak jantung, dan suhu tubuh. Jika seluruh hasilnya normal, dokter akan menutup jalur intravena. Usai prosedur, pasien diharuskan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit selama beberapa hari.
Hal ini supaya dokter bisa memantau kondisi pasien dan mengamati potensi efek samping apa pun. Dokter mungkin juga merekomendasikan tes darah lanjutan untuk memantau darah.
Itulah informasi seputar transfusi tukar. Apabila kamu punya pertanyaan lain terkait tindakan ini, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik.
Tunggu apa lagi? Ayo download Halodoc sekarang juga!