Ini Hal-Hal yang Jadi Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis
“Sindrom kelelahan kronis bisa menghambat aktivitas sehari-hari karena rasa lelah yang tak kunjung hilang. Kondisi ini bisa dipicu karena penyakit, masalah kesehatan mental, sampai gaya hidup.”
DAFTAR ISI
- Infeksi virus
- Disfungsi sistem kekebalan tubuh
- Ketidakseimbangan hormon
- Masalah psikologis
- Faktor genetik
- Disfungsi mitokondria
- Gangguan tidur
- Faktor lingkungan dan gaya hidup
- Pengaruh mikroba usus
Halodoc, Jakarta – Sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome merupakan kondisi medis yang ditandai oleh kelelahan ekstrem. Lelah adalah hal yang biasa dan akan hilang ketika beristirahat.
Namun, bagi seseorang yang mengidap kondisi ini, kelelahan masih terasa meski sudah beristirahat.
Lantas, apa saja yang bisa memicu kondisi ini? Simak penjelasan berikut ini!
Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis
Berikut berbagai hal yang bisa menyebabkan sindrom kelelahan kronis:
1. Infeksi virus
Salah satu penyebab yang bisa menyebabkan sindrom kelelahan kronis adalah infeksi virus.
Beberapa orang melaporkan bahwa mereka mulai mengalami gejala setelah mengalami infeksi virus, seperti Epstein-Barr virus (penyebab mononukleosis), human herpesvirus 6, dan enterovirus.
Infeksi virus ini dapat memicu respons imun yang berlebihan yang berlanjut lama setelah infeksi awal sembuh, sehingga menyebabkan kelelahan yang berkepanjangan.
2. Disfungsi sistem kekebalan tubuh
Pengidap sindrom kelelahan kronis seringkali juga memiliki kelainan pada sistem kekebalan tubuh mereka.
Hal ini terjadi karena tingkat sitokin tidak normal. Padahal sitokin berfungsi sebagai mediator dalam respons inflamasi tubuh.
Disfungsi ini dapat menyebabkan tubuh bereaksi berlebihan terhadap pemicu normal, menghasilkan rasa lelah yang ekstrim dan gejala lainnya.
Agar kekebalan tubuh tetap terjaga, Ini 5 Rekomendasi dan Jenis Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh.
3. Ketidakseimbangan hormon
Hormon memainkan peran penting dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk pengaturan energi dan respons stres.
Beberapa pengidap sindrom kelelahan kronis memiliki kadar hormon yang tidak normal, terutama hormon stres seperti kortisol.
Ketidakseimbangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur energi dan menangani stres, yang pada akhirnya dapat berkontribusi terhadap kelelahan kronis.
4. Masalah psikologis
Meskipun sindrom kelelahan kronis bukanlah kondisi psikologis, ada bukti yang menunjukkan bahwa stres emosional, trauma, dan gangguan psikologis lainnya dapat memengaruhi perkembangan dan keparahan gejala kondisi ini.
Depresi dan kecemasan, misalnya, kondisi ini sering muncul bersamaan dengan sindrom kelelahan kronis.
Stres psikologis yang berkelanjutan dapat memperburuk kelelahan dan memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi gejala lainnya.
Kenali juga 5 Jenis Kelelahan serta Cara Mengatasinya berikut ini.
5. Faktor genetik
Selain itu, faktor genetik nyatanya juga berperan dalam risiko mengembangkan sindrom kelelahan kronis.
Jika ada riwayat keluarga dengan sindrom kelelahan kronis atau kondisi kesehatan yang serupa, kemungkinan untuk mengembangkan kondisi ini dapat meningkat.
Namun, gen spesifik yang terlibat dalam perkembangan sindrom kelelahan kronis masih dalam penelitian lebih lanjut.
6. Disfungsi mitokondria
Mitokondria adalah organel dalam sel yang berfungsi sebagai “pembangkit tenaga” dengan menghasilkan energi yang diperlukan untuk berbagai aktivitas sel dalam tubuh.
Mitokondria yang tidak berfungsi dengan baik bisa memicu berbagai kondisi kesehatan, termasuk sindrom kelelahan kronis.
Akibatnya, sel-sel tubuh mungkin tidak mampu menghasilkan energi yang cukup, menyebabkan kelelahan yang berkepanjangan.
7. Gangguan tidur
Gangguan tidur seperti insomnia, sleep apnea, dan gangguan tidur lainnya juga sering dialami pengidap sindrom kelelahan kronis.
Tidur yang tidak nyenyak atau terganggu dapat menyebabkan kelelahan yang parah dan mempengaruhi fungsi kognitif dan fisik seseorang.
Gangguan tidur ini dapat menjadi penyebab atau hasil dari sindrom kelelahan kronis, sehingga memperburuk gejala yang ada.
8. Faktor lingkungan dan gaya hidup
Paparan toksin lingkungan, polusi udara, dan bahan kimia tertentu dapat berkontribusi terhadap perkembangan sindrom kelelahan kronis.
Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan stres kronis, juga dapat memengaruhi kesehatan keseluruhan dan berperan dalam perkembangan sindrom kelelahan kronis.
9. Pengaruh mikroba usus
Mikrobioma usus memiliki peran penting dalam kesehatan sistem imun dan metabolisme tubuh.
Ketidakseimbangan mikroba usus ternyata berkaitan dengan berbagai kondisi kesehatan, termasuk sindrom kelelahan kronis.
Ketidakseimbangan ini dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi, peradangan, dan respons imun, yang semuanya dapat berkontribusi terhadap kelelahan kronis.
Itulah berbagai penyebab sindrom kelelahan kronis yang perlu diwaspadai. Jika kamu merasa kelelahan meski telah beristirahat, sebaiknya hubungi dokter di Halodoc.
Mereka bisa memberikan saran penanganan yang tepat dan meresepkan obat. Jangan tunda sebelum kian memburuk, pakai Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Chronic Fatigue Syndrome.
WebMD. Diakses pada 2024. Sleep Disorders in Chronic Fatigue Syndrome.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Environmental Factors in Chronic Fatigue Syndrome.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan