Ini Gejala Emboli Paru yang Perlu Penanganan Dokter
“Gejala emboli paru tidak boleh dibiarkan, karena bisa berakibat fatal. Beberapa gejala yang umum dialami adalah sesak napas, nyeri dada, berkeringat, dan detak jantung tidak teratur. Namun, setiap pengidap bisa jadi mengalami gejala yang berbeda, tergantung keparahan.”
Halodoc, Jakarta – Penggumpalan darah bisa terjadi di pembuluh mana pun di tubuh, meski seringnya di bagian kaki. Hal ini dapat berkembang hingga ke arteri paru-paru dan menghalangi aliran darah.
Istilah medisnya, kondisi ini disebut emboli paru. Lantas, bagaimana gejala emboli paru yang bisa dikenali? Penggumpalan darah dapat memblokir suplai darah, sehingga akan ada banyak gejala yang bisa dialami. Bila dibiarkan tanpa pengobatan, kondisi ini juga bisa menjadi fatal. Berikut ini pembahasan lengkapnya.
Baca juga: Operasi Plastik Bisa Sebabkan Emboli Paru, Benarkah?
Memahami Gejala Emboli Paru
Meski setiap orang bisa mengalami gejala yang berbeda, berikut ini adalah gejala emboli paru yang paling umum terjadi:
- Sesak napas tiba-tiba.
- Nyeri dada (biasanya lebih buruk saat bernapas).
- Perasaan cemas.
- Pusing, bahkan hingga pingsan.
- Detak jantung tak teratur.
- Palpitasi (jantung berdebar).
- Batuk dan/atau batuk darah.
- Berkeringat.
- Tekanan darah rendah.
Pengidap emboli paru juga mungkin memiliki gejala deep vein thrombosis (DVT), seperti:
- Nyeri pada kaki yang terkena (mungkin hanya terjadi saat berdiri atau berjalan).
- Bengkak di kaki.
- Nyeri, kemerahan, dan/atau rasa hangat di kaki.
- Kulit kemerahan dan/atau berubah warna.
Gejala emboli paru mungkin terlihat seperti kondisi atau masalah medis lainnya. Namun, penting untuk tidak menyepelekan berbagai gejala yang dijelaskan tadi.
Emboli paru perlu segera mendapatkan penanganan medis. Bila mengalaminya dan merasa tidak yakin, kamu bisa tanyakan pada dokter di aplikasi Halodoc lewat chat.
Baca juga: 5 Penyebab Munculnya Emboli Alias Pasokan Darah ke Tubuh
Emboli paru dapat menyebabkan kurangnya aliran darah yang menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru. Ini dapat menyebabkan kadar oksigen darah rendah yang dapat merusak organ lain di dalam tubuh juga.
Terutama pada emboli paru yang besar atau banyak gumpalan, dapat dengan cepat menyebabkan masalah serius yang mengancam jiwa dan, bahkan kematian. Jadi, jangan sepelekan gejala emboli paru jika mengalaminya, ya.
Penyebab dan Faktor Risiko
Pembekuan darah sebenarnya adalah proses normal untuk mencegah perdarahan. Tubuh membuat gumpalan darah dan kemudian memecahnya. Namun, dalam keadaan tertentu, tubuh mungkin tidak dapat memecah gumpalan. Hal ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius.
Ketika darah menggumpal di pembuluh vena, hal ini mungkin terjadi karena aliran darah yang melambat, kelainan dalam pembentukan bekuan, atau dari cedera pada dinding pembuluh darah. Inilah yang kemudian menyebabkan munculnya gejala emboli paru.
Gumpalan darah dapat terbentuk di pembuluh arteri dan vena. Gumpalan yang terbentuk di vena disebut bekuan vena. Vena pada tungkai dapat berupa vena superfisial (dekat dengan permukaan kulit) atau vena dalam (terletak di dekat tulang dan dikelilingi oleh otot).
Pembekuan vena paling sering terjadi di vena dalam kaki, yang disebut deep vein thrombosis (DVT). Setelah gumpalan terbentuk di pembuluh darah dalam kaki, ada kemungkinan sebagian gumpalan itu pecah dan mengalir melalui darah ke area lain di tubuh, sering kali ke paru-paru. DVT adalah penyebab paling umum dari emboli paru.
Penyebab lain yang lebih jarang adalah embolus lemak (sering dikaitkan dengan patah tulang besar), embolus cairan ketuban, gelembung udara, dan trombosis vena dalam di tubuh bagian atas. Gumpalan juga dapat terbentuk di ujung kateter intravena (IV), putus, dan berjalan ke paru-paru.
Baca juga: Emboli pada Ibu Setelah Melahirkan Bisa Berakibat Fatal
Selain itu, ada juga faktor risiko lain yang perlu diwaspadai, yaitu:
- Faktor genetik.
- Pembedahan atau cedera (terutama pada kaki) atau bedah ortopedi.
- Mengalami situasi di mana pergerakan terbatas, seperti berkendara jarak jauh, atau kelumpuhan.
- Usia tua.
- Kondisi medis tertentu, seperti gagal jantung, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit radang usus.
- Obat-obatan tertentu, misalnya pil KB atau terapi penggantian estrogen.
- Obesitas.
- Pembesaran vena di kaki (varises).
- Memiliki kebiasaan merokok.
Itulah pembahasan mengenai gejala emboli paru, penyebab, dan faktor risikonya. Memahami tentang penyakit ini penting agar bisa segera mencari bantuan medis saat mengalami gejalanya
Untuk mencegahnya, pastikan untuk memiliki gaya hidup sehat, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Bila butuh tambahan, kamu bisa beli vitamin yang dibutuhkan melalui aplikasi Halodoc kapan saja.
Referensi:
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2021. Pulmonary Embolism.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Pulmonary Embolism.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan