Halodoc, Jakarta – Buta warna merupakan suatu kondisi umum ketika seseorang tidak dapat melihat warna seperti biasanya. Gejala buta warna akan terjadi ketika sel kerucut (sejenis sel saraf di retina mata) tidak bekerja dengan benar.

Namun, buta warna tidak berarti kamu tidak bisa melihat warna apapun. Sebagian besar pengidap buta warna melihat beragam warna, hanya saja mereka melihat beberapa warna secara berbeda dengan warna lainnya. 

Pengidap buta warna mungkin juga kesulitan dalam membedakan warna atau corak tertentu. Beberapa bentuk buta warna yang sangat langka membuat seseorang tidak dapat melihat warna apapun.

Ketahui Gejala Buta Warna

Gejala buta warna bervariasi pada setiap orang. Banyak orang mengalami gejala ringan, sehingga mereka tidak menyadari bahwa ia mengidap buta warna.

Perlu kamu ketahui, gejala utama buta warna adalah kesulitan membedakan warna atau melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi warna.

Gejala lainnya dapat berupa:

• Kesulitan melihat warna dan kecerahan warna seperti biasanya.
• Tidak mampu membedakan antara corak warna yang sama atau serupa. Hal ini paling sering terjadi pada warna merah dan hijau, atau biru dan kuning.

Pada bentuk yang paling parah, buta warna tidak mempengaruhi ketajaman penglihatan. 

Ketidakmampuan untuk melihat warna apapun dan melihat gejala sesuatu hanya dalam bayangan abu-abu memiliki nama medis achromatopsia. 

Kondisi langka ini sering berkaitan dengan:

• Ambliopia (mata malas).
• Nistagmus.
• Sensitivitas cahaya.
• Penglihatan yang buruk.

Tanda dan Gejala Berdasarkan Jenisnya

Ada beberapa jenis buta warna yang umum terjadi yang memiliki tanda dan gejala yang spesifik, yaitu:

1. Buta warna merah-hijau

Kondisi ini terjadi ketika fotopigmen pada kerucut merah atau kerucut hijau pada mata tidak berfungsi dengan baik, atau tidak berfungsi sama sekali.

Ada beberapa jenis buta warna merah-hijau:

• Deuteranomali. Terjadi ketika fotopigmen kerucut hijau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Warna kuning dan hijau terlihat lebih merah, dan sulit membedakan biru dan ungu.
• Protanomali. Fotopigmen kerucut merah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Oranye, merah, dan kuning terlihat lebih hijau, dan warnanya kurang cerah. 
• Protanopia. Warna merah terlihat abu-abu tua. Beberapa corak oranye, kuning, dan hijau terlihat kuning. 
• Deuteranopia. Warna merah mungkin terlihat kuning kecokelatan, dan hijau mungkin terlihat krem.

2. Buta warna biru-kuning

Terjadi ketika fotopigmen kerucut hilang atau tidak berfungsi dengan benar.

Jenis ini merupakan yang kedua paling umum, dan mempengaruhi pria dan wanita secara setara.

• Tritanomali. Biru terlihat lebih hijau, dan sulit membedakan warna merah muda dari kuning dan merah.
• Tritanopia. Biru tampak hijau, dan kuning tampak abu-abu muda atau ungu.

3. Buta warna lengkap

Jenis buta warna ini disebut juga monokromasi. Pengidapnya tidak melihat warna sama sekali dan penglihatan mungkin tidak begitu jelas. 

Ada dua jenis buta warna lengkap, yaitu:

• Monokromasi kerucut. Terjadi ketika 2 dari 3 fotopigmen sel kerucut (merah, hijau, atau biru) tidak berfungsi.
• Monokromasi batang. Juga dikenal sebagai achromatopsia. Pada jenis ini tidak satupun sel kerucut memiliki fotopigmen yang berfungsi. Hasilnya, dunia tampak dalam warna hitam, putih, dan abu-abu. 

Itulah yang perlu kamu ketahui tentang gejala buta warna.

Untuk mengetahui apakah kamu mengidap buta warna, terdapat  Tes Buta Warna yang Dapat Kamu Jalani. 

Jika kamu atau anggota keluarga mangalami gejala  buta warna, sebaiknya hubungi dokter spesialis mata di Halodoc agar mendapatkan saran perawatan yang tepat.

Tunggu apa lagi? Yuk download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Color Blindness.

Everyday Health. Diakses pada 2023. What Is Color Blindness? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention.

American Academy of Ophthalmology. Diakses pada 2023. What Is Color Blindness?

Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Color blindness.