Ini Fakta tentang Diet Telur Rebus yang Perlu Diketahui
"Diet telur rebus diklaim efektif menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Pasalnya, kamu akan mengalami defisit kalori selama menjalani diet ini."
DAFTAR ISI
Halodoc, Jakarta – Diet telur rebus adalah program penurunan berat badan dengan cara mengonsumsi beberapa porsi telur rebus per hari. Sebenarnya bukan cuma makan telur saja, kamu bisa menyandingkannya dengan sumber protein non lemak, sayuran, dan buah.
Selain itu, kamu juga tidak boleh mengonsumsi camilan di sela waktu makan.
Untuk sarapan, kamu perlu mengonsumsi dua butir telur rebus, seporsi sayuran dan satu buah-buahan. Pastikan sayurannya non tepung dan buah-buahannya juga harus rendah karbohidrat.
Sedangkan makan siang dan malam terdiri dari sebutir telur, sayuran dan seporsi kecil protein tanpa lemak, seperti ikan atau dada ayam tanpa kulit. Karena termasuk diet ketat, kamu tidak dianjurkan untuk melakukannya dalam jangka panjang. Maksimal dua minggu saja.
Sederet Fakta Soal Diet Telur Rebus
Jika kamu tertarik untuk mencobanya, berikut fakta lain seputar diet telur rebus yang harus kamu ketahui:
1. Makanan yang boleh dikonsumsi
Kamu tetap boleh mengonsumsi makanan lain selain telur. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
Kamu juga boleh meminum minuman bebas kalori, misalnya teh atau kopi tanpa pemanis, susu dan krim.
Makanan lain yang boleh kamu konsumsi, meliputi:
- Protein tanpa lemak, seperti daging unggas tanpa kulit dan ikan.
- Sayuran non-tepung, seperti brokoli, kubis, kembang kol, seledri, terong dan tomat.
- Buah rendah karbohidrat, seperti jeruk bali, jeruk nipis, jeruk limau, lemon, semangka dan beri.
- Minyak kelapa, mentega, dan mayones dalam porsi sedikit.
- Air putih, soda diet, dan teh atau kopi tanpa pemanis tambahan.
- Bumbu dan rempah-rempah, seperti bawang merah, bawang putih, kemangi, kunyit, jahe, lada, dan oregano.
- Susu rendah lemak, seperti susu skim dan yoghurt rendah lemak, dan keju.
2. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi
Ada juga makanan yang tidak boleh dikonsumsi, seperti:
- Daging berlemak
- Sayuran bertepung, misalnya kentang, ubi jalar, kacang-kacangan, jagung, dan kacang polong.
- Buah yang tinggi karbohidrat, seperti pisang, nanas dan mangga.
- Biji- bijian, contohnya roti, pasta, quinoa, couscous, farro, soba, dan barley.
- Makanan olahan, makanan ringan dan makanan cepat saji.
- Minuman dengan pemanis tambahan, seperti soda, jus, teh manis, dan minuman olahraga.
3. Cukup efektif untuk defisit kalori
Diet ini efektif menurunkan berat badan karena hampir semua pilihan makanannya rendah kalori.
Dengan demikian, kamu mudah mendapatkan defisit kalori, yakni mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang dibakar tubuh sepanjang hari.
Defisit kalori adalah kunci utama penurunan berat badan. Selain rendah kalori, diet ini juga rendah karbohidrat sehingga peluang keberhasilannya cukup tinggi.
Studi dalam jurnal PLOS ONE meninjau 12 penelitian terkait diet rendah karbohidrat.
Hasilnya, diet rendah karbohidrat jangka pendek mampu menurunkan berat badan secara efektif.
4. Ada kekurangannya
Diet telur rebus termasuk ketat sehingga kamu tidak boleh melakukannya dalam jangka panjang.
Karena termasuk ketat, kamu juga berisiko mengalami kekurangan nutrisi. Maka dari itu, pantang untuk melakukannya lebih dari dua minggu.
Menurut studi pada Journal of Bone and Mineral Metabolism, diet ketat jangka panjang bisa menurunkan kepadatan tulang.
Diet ini juga berisiko membentuk kebiasaan makan yang tidak sehat. Pasalnya, kamu perlu menghindari berbagai jenis makanan.
Jika kamu punya pertanyaan lain seputar diet, kamu bisa menghubungi dokter gizi di Halodoc untuk menjawab pertanyaan sekaligus memberikan solusi terbaik.
Kamu juga bisa cek BMI (Body Mass Index) di Halodoc untuk mengetahui berat badan ideal kamu sebelum berencana untuk melakukan diet.
Klik gambar di bawah ini untuk pelajari lebih lanjut:
Hubungi Dokter Gizi di Halodoc untuk Pedoman Diet Sehat
Apabila kamu atau orang terdekat membutuhkan informasi mengenai diet sehat, termasuk diet telur rebus, segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapat tips dan saran yang tepat.
Tips dan saran dari dokter tersebut dapat membuat diet kamu lebih maksimal sehingga hasil diet yang diinginkan bisa tercapai.
Dokter gizi di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
1. dr. Annisa Fauziah Sp.GK
Dokter gizi pertama yang bisa kamu hubungi adalah dr. Annisa Fauziah Sp.GK. Ia meraih gelar dokter spesialis gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro pada tahun 2015.
Saat ini, beliau aktif menjalankan praktik di Tegal, Jawa Tengah dan masih aktif sebagai anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan PDGKI (Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia).
Dengan pengalaman yang selama 9 tahun, dr. Annisa Fauziah Sp.GK memiliki pengetahuan yang luas dan bisa memberikan saran terkait berbagai jenis diet, termasuk diet telur rebus.
Chat dr. Annisa Fauziah Sp.GK mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
2. dr. Karina Marcella Widjaja Sp.GK
Rekomendasi lainnya adalah dr. Karina Marcella Widjaja Sp.GK. Ia adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) pada tahun 2017.
Setelahnya, ia pun melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hingga meraih gelar dokter spesialis gizi pada tahun 2023.
Saat ini, dr. Karina Marcella Widjaja Sp.GK berpraktik di Tangerang, Banten, serta aktif sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI).
Dengan pengalaman praktik selama 6 tahun, dr. Karina Marcella Widjaja Sp.GK bisa memberikan saran terkait diet telur rebus sebelum kamu melakukannya.
Chat dr. Karina Marcella Widjaja Sp.GK mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
Itulah beberapa dokter gizi yang bisa kamu hubungi untuk terkait berbagai informasi diet telur rebus.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!