Ini Efek Tindakan Rasis pada Kesehatan Mental Seseorang
Halodoc, Jakarta - Jika kamu salah satu orang yang memperhatikan dinamika British Royal Family, kamu pasti sudah melihat sesi wawancara antara Oprah Winfrey dengan Duke dan Duchess of Sussex, Harry dan Meghan Markle. Wawancara ini tampaknya menjadi wawancara yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang, karena Harry dan Meghan Markle akhirnya buka suara mengenai alasan mereka mengundurkan diri dari keluarga kerajaan.
Pasangan itu menceritakan banyak hal tentang hubungan mereka dengan bangsawan lain, rasisme, dan bagaimana kesehatan mental mereka dipertaruhkan selama menjadi anggota senior kerajaan Inggris. Salah satu yang cukup membuat kaget adalah adanya pembicaraan di antara anggota kerajaan Inggris mengenai “seberapa gelap” warna kulit anak Meghan dan Harry yang saat itu masih di dalam kandungan. Harry sendiri mengatakan bahwa hal itu cukup menyakitkan baginya.
Baca juga: Ini Trik Hadapi Anak yang Minder Karena Perbedaan Fisik
Kaitan Antara Rasisme dan Kesehatan Mental
Tindakan rasis memang sudah dilayangkan banyak media Inggris semenjak Meghan Markle dilamar oleh Harry, Duke of Sussex. Namun, tindakan rasis yang dilakukan anggota senior kerajaan Inggris nampaknya menjadi hal yang sungguh melukai Meghan dan Harry, bahkan bagi banyak orang di seluruh dunia.
Rasisme sendiri mengacu pada penindasan sistemik terhadap kelompok ras tertentu dan hal ini dapat terwujud dalam beberapa cara. Stereotip, kejahatan rasial, dan ketidaksetaraan ekonomi hanyalah beberapa contoh dampak rasisme, yang semuanya jelas dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.
Meskipun rasisme juga memengaruhi kesehatan fisik, sebuah tinjauan sistematis yang berjudul Racism as a Determinant of Health: A Systematic Review and Meta-Analysis pada 2015 menunjukkan bahwa rasisme dua kali lebih mungkin memengaruhi kesehatan mental seseorang daripada kesehatan fisik mereka.
Tindakan rasis bisa memengaruhi kesehatan mental dengan beberapa cara, misalnya:
- Prasangka. Mengacu pada kepercayaan umum yang diterapkan orang pada kelompok tertentu, termasuk ras dan etnis. Generalisasi ini bisa positif atau negatif, tetapi bagaimanapun juga, mereka berpotensi merugikan.
- Penindasan. Ini melibatkan sekelompok orang yang menekan kelompok lain untuk keuntungan mereka sendiri. Ini bisa disengaja atau terjadi secara sistemik karena kebijakan yang berpihak pada mayoritas. Bentuk penindasan yang paling terbuka termasuk penganiayaan, perbudakan, dan kekerasan yang menargetkan orang kulit berwarna.
- Keterbatasan Akses ke Sumber Daya. Rasisme juga memengaruhi kemampuan seseorang atau kelompok untuk mengakses sumber daya, termasuk perawatan kesehatan mental. Ini terjadi karena berbagai alasan, tetapi di Amerika Serikat, kesenjangan ekonomi dan asuransi kesehatan merupakan faktor yang signifikan.
Baca juga: Cara Menjelaskan Perbuatan Rasisme pada Anak
Efek Rasisme Terhadap Kesehatan Mental
Rasisme dapat menyebabkan atau memperburuk beberapa kondisi kesehatan mental, beberapa hal tersebut antara lain:
- Depresi.
- Kegelisahan.
- Gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
- Gangguan penyalahgunaan zat.
- Pikiran untuk bunuh diri.
Kondisi ini dapat terjadi dengan berbagai cara. Misalnya, gejala kegelisahan dapat muncul sebagai akibat langsung dari insiden rasis seperti ujaran kebencian. Hal itu juga dapat terjadi sebagai akibat tidak langsung dari ketidaksetaraan yang lebih luas, yang melanggengkan rasisme.
Untuk jangka pendek, pengaruh rasisme pada kesehatan mental seseorang biasanya terjadi sebagai akibat stres. Karena rasisme adalah sumber stres yang berkelanjutan, hal itu memengaruhi orang kulit berwarna sepanjang hidup mereka.
Sementara itu, untuk efek jangka panjang, seseorang bisa mengalami stres kronis bahkan trauma. Parahnya, trauma rasial lebih kompleks, karena ancaman diskriminasi terus berlanjut dan tidak pernah benar-benar berakhir.
Beberapa orang yang mengalami trauma rasial bahkan mungkin mengalami gejala yang mirip dengan PTSD, seperti:
- Kilas balik.
- Mimpi buruk.
- Sakit kepala.
- Palpitasi jantung.
- Menghindari aktivitas yang mungkin mengingatkan orang tersebut pada trauma.
- Perasaan kewaspadaan yang konstan, atau hyperarousal.
Hal ini memengaruhi kualitas hidup seseorang dan dapat menyebabkan stres tambahan jika mereka merasa sulit untuk bekerja, kehilangan penghasilan, atau tidak dapat lagi bersekolah.
Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa trauma dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anak mereka pada tingkat genetik. Hal ini pun menunjukkan bahwa trauma historis dari institusi rasis seperti perbudakan dan kolonialisme dapat berdampak pada generasi mendatang.
Baca juga: Pentingnya Tanam Empati pada Anak untuk Cegah Bullying
Kini kamu sudah paham bagaimana buruknya efek tindakan rasis terhadap kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, kamu pun kini sebaiknya tidak lagi melakukan tindakan rasis yang berpotensi melukai perasaan orang lain.
Namun, jika kamu atau orang terdekatmu ada yang mengalami tindakan rasis dan ini membuatnya stres atau bahkan trauma, sebaiknya minta bantuan pada psikolog di Halodoc untuk membantunya mengatasi stres dan trauma ini. Psikolog di Halodoc mungkin punya strategi khusus yang bisa membantu seseorang terhindar dari efek buruk akibat tindakan rasis. Tunggu apa lagi? Yuk, gunakan aplikasi Halodoc untuk bisa terhubung dengan psikolog atau ahli kesehatan jiwa lainnya hanya di genggaman!
Referensi:
American Academy of Pediatrics. Diakses pada 2021. The Impact of Racism on Child and Adolescent Health.
BBC News. Diakses pada 2021. Meghan and Harry Interview: Racism Claims, Duke 'Let Down' by Dad, and Duchess on Kate.
Medical News Today. Diakses pada 2021. What is The Link Between Racism and Mental Health?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan