Ini Efek Psikologis yang Bisa Terjadi pada Pengidap Disfungsi Ereksi
“Disfungsi ereksi bisa memberikan dampak negatif pada psikologis pengidapnya. Sebab, kesulitan mencapai ereksi bisa memicu kecemasan hingga depresi.”
Halodoc, Jakarta – Disfungsi ereksi alias impotensi merupakan kondisi yang membuat seorang pria sulit mencapai atau tidak mampu mempertahankan ereksinya selama hubungan seksual.
Kondisi ini rentan menyasar pria lanjut usia, meskipun orang yang lebih muda juga bisa mengalaminya.
Kesulitan untuk ereksi ini tentu saja berdampak pada kehidupan seksual seorang pria. Bila tak tertangani, bukan tidak mungkin kondisi ini bisa mengganggu psikologis pengidapnya.
Waspadai Efek Psikologis Akibat Disfungsi Ereksi
Berikut adalah beberapa efek psikologis yang bisa terjadi pada pengidap disfungsi ereksi:
1. Kecemasan dan stres
Salah satu efek psikologis paling umum adalah kecemasan dan stres. Sebab, kondisi ini membuat pengidapnya khawatir tentang kemampuan seksualnya saat di ranjang.
Mereka menjadi tertekan untuk tampil dengan baik di hadapan pasangannya. Kecemasan ini dapat memicu siklus yang berlarut-larut.
Sebab, rasa kekhawatiran tidak bisa memuaskan pasangan bisa memicu stres dan memperparah impotensi.
Kabar baiknya, disfungsi ereksi bisa diatasi dengan menggunakan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Baca di artikel ini:
- Ini 5 Rekomendasi Obat untuk Mengatasi Disfungsi Ereksi di Apotek
- Ini Obat Disfungsi Ereksi yang Biasa Dokter Resepkan.
- Ketahui Obat Kuat Pria Berbahan Herbal yang Tersedia di Apotek
2. Rendahnya rasa percaya diri
Kegagalan berulang untuk mencapai ereksi juga bisa merusak rasa percaya diri seorang pria.
Mereka bisa menjadi rendah diri dan meragukan kemampuannya untuk memuaskan pasangan.
Rasa rendah diri ini dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial dan pekerjaan.
3. Depresi
Lambat laun, kecemasan dan stres bisa berkembang menjadi depresi.
Ketidakmampuan untuk berhubungan seksual yang memuaskan apat menyebabkan perasaan sedih, kehilangan minat, dan kurangnya motivasi.
Kehilangan gairah seksual juga bisa menjadi gejala depresi. Depresi ini juga bisa memperparah disfungsi ereksi sehingga menciptakan siklus yang tidak berujung.
4. Masalah dalam hubungan
Kondisi ini juga dapat menimbulkan masalah dalam hubungan. Ketika salah satu pasangan mengalami masalah seksual, hal ini bisa mengganggu komunikasi dan keintiman dalam hubungan.
Pasangan yang tidak memahami penyebab disfungsi ereka dapat merasa diabaikan atau tidak diinginkan.
Sementara pasangan yang mengalami kondisi ini mungkin merasa terbebani oleh tekanan untuk tampil dengan baik.
5. Gelombang emosi negatif
Pria yang mengidap impotensi cenderung mengalami berbagai gelombang emosi negatif, termasuk frustasi, marah, dan malu.
Mereka mungkin merasa frustrasi karena masalah ini mengganggu kehidupan seksual dan emosionalnya.
Rasa marah juga bisa muncul karena perasaan tidak berdaya terhadap kondisi ini.
Malu adalah reaksi umum karena stigma sosial yang masih melekat pada masalah seksual.
6. Pemisahan diri dari pasangan
Beberapa pria yang mengalami impotensi cenderung menghindari aktivitas seksual sama sekali untuk menutupi ketidakmampuannya.
Hal ini bisa menyebabkan pemisahan emosional antara pasangan dan mengurangi keintiman dalam hubungan.
Apa Saja Penyebab Disfungsi Ereksi?
Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan impotensi. Faktor ini bisa berupa fisik, psikologis atau gaya hidup. Berikut berbagai faktornya:
1. Faktor fisik
- Gangguan pada pembuluh darah dan penyakit jantung dapat menghambat aliran darah ke penis sehingga menghambat ereksi
- Diabetes dapat merusak saraf dan pembuluh darah, yang dapat mengganggu respons ereksi.
- Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke penis.
- Tingkat hormon yang tidak seimbang, seperti rendahnya kadar testosteron, dapat mempengaruhi fungsi ereksi.
- Obesitas dapat memicu masalah kesehatan, seperti diabetes dan penyakit jantung. Kondisi tersebut dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
- Cedera pada area panggul atau operasi yang melibatkan area tersebut dapat merusak saraf dan pembuluh darah yang penting untuk ereksi.
2. Faktor psikologis
- Kecemasan kinerja seksual, stres, dan tekanan psikologis lainnya dapat mengganggu proses yang diperlukan untuk ereksi.
- Gangguan depresi dapat mengurangi gairah seksual dan mengganggu proses fisik yang terlibat dalam ereksi.
- Emosi seperti rasa bersalah, marah, atau frustasi terkait dengan masalah pribadi atau hubungan dapat menyebabkan impotensi.
- Rendahnya rasa percaya diri dan citra diri yang negatif dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkinerja seksual.
- Konflik atau masalah dalam hubungan dapat menyebabkan stres dan mengurangi gairah seksual, yang pada akhirnya memengaruhi ereksi.
3. Faktor gaya hidup
- Merokok dapat merusak pembuluh darah dan aliran darah, yang memengaruhi fungsi ereksi.
- Mengutip dr. Rizki Wardatul MS, dari kanal Youtube Halodoc, kecanduan pornografi bisa merusak saraf dan memicu perubahan dopamin di otak. Hal ini lantas bisa memicu disfungsi ereksi.
- Konsumsi alkohol berlebihan dan penggunaan obat-obatan terlarang dapat mengganggu fungsi ereksi.
Mau tahu lebih jauh mengenai ereksi? Baca selengkapnya di artikel ini: “Apa itu Ereksi? Mengenal Ereksi Normal dan Cara Mencegah Gangguannya“.
Itulah berbagai faktor yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Jika punya pertanyaan lain tentang hal ini, jangan ragu menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang juga!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Erectile dysfunction.
National Health Service. Diakses pada 2023. Erectile dysfunction (impotence)
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Erectile Dysfunction.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan