Ini Dampak Psikologi Anak yang Selalu Dijanjikan Hadiah
Halodoc, Jakarta – Memberikan hadiah kepada anak untuk hari-hari yang dianggap spesial sepertinya tidak akan terlalu memengaruhi psikologi anak. Namun, jika setiap saat anak dijanjikan hadiah, nyatanya hal ini akan memberikan dampak buruk pada psikologis anak. Menjanjikan hadiah ternyata tidak membuat anak akan berperilaku baik ke depannya. Justru anak dikhawatirkan akan ketergantungan yang dapat berdampak buruk pada masa depannya.
(Baca juga: Bolehkah Menjanjikan Hadiah pada Anak yang Belajar Puasa?)
Banyak cara untuk melakukan pendekatan dan juga memberikan pendidikan kepada anak. Orangtua harus memikirkan cara lain untuk mendapatkan perhatian anak dengan tidak selalu menjanjikan anak dengan hadiah-hadiah yang diinginkan oleh anak. Hadiah memang akan memberikan efek senang atau gembira untuk anak, tapi masih banyak cara lain untuk membahagiakan anak kan?
Banyak dampak psikologi pada anak jika selalu dijanjikan hadiah di masa yang akan datang. Di antaranya adalah:
- Sikap Anak Bisa Semakin Buruk
Hadiah dijanjikan biasanya agar anak memiliki sikap baik ke depannya. Hal ini sering dilakukan orangtua untuk mengontrol anak agar anak selalu bersikap sesuai dengan yang orangtua inginkan. Dengan begini, anak tidak akan mengerti yang orangtua inginkan. Anak hanya akan mengerti jika dia bersikap baik, dia akan mendapatkan hadiah yang dia inginkan.
Biasanya, jika hadiah yang dijanjikan tidak ditepati, dikhawatirkan sikap anak akan semakin menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Sebab, anak akan merasa kecewa jika tidak mendapatkan sesuatu yang dijanjikan oleh orangtuanya.
- Anak Tidak Mengerti Makna Keberhasilan
Jika anak dijanjikan hadiah untuk meraih keberhasilannya, anak hanya akan fokus pada hadiah bukan pada keberhasilan dan prosesnya. Dengan begitu, anak akan melakukan berbagai cara supaya dia mendapatkan hadiah yang dijanjikan oleh orangtuanya. Dikhawatirkan anak malah akan berbohong kepada orangtua, asalkan dia mendapatkan hadiah yang dijanjikan oleh orangtuanya.
Hal ini juga akan membuat anak kurang memahami perasaan atau emosi. Anak akan menjadi mudah emosional dalam bertindak karena fokus ingin berhasil mendapatkan hadiah. Padahal saat masa-masa perkembangan anak, orangtua perlu mengajarkan anak agar bisa mengatur emosi, memiliki rasa percaya diri, dan menghargai diri sendiri saat dia berhasil mencapai sesuatu yang baik dalam fase hidupnya.
- Anak Akan Kurang Memiliki Rasa Percaya Diri
Anak yang memiliki kebiasaan selalu mendapatkan hadiah pada saat kecil kemungkinan akan tumbuh menjadi anak yang kurang memiliki rasa percaya diri. Pemberian hadiah dalam bentuk material oleh orangtua akan membuat anak merasa tidak percaya diri saat kebutuhan materialnya tidak terpenuhi saat dia tumbuh dewasa. Anak juga akan memiliki pemikiran bahwa hadiah atau hal-hal materialis lainnya adalah suatu hal yang penting yang harus dicukupkan.
- Anak akan Berkembang Menjadi Anak yang Suka Menuntut
Akan ada masanya anak-anak akan memilih sendiri hadiah yang diinginkannya. Jika orangtua menginginkan anak bersikap baik terus menerus, orangtua juga harus memberikan hadiah saat itu. Jadi, kemungkinan jika anak tidak bersikap sesuai dengan apa yang orangtua inginkan, orangtua tidak akan memberikan hadiah kepada anak.
Hal tersebut akan membuat anak menjadi anak penuntut. Setiap anak telah melakukan hal yang menurutnya baik, dia akan menuntut imbalan untuk setiap perbuatannya. Selain itu, jika hal seperti ini dibiarkan terus menerus, ke depannya hubungan anak dan orangtua juga akan menjadi dingin. Maka dari itu, sebaiknya ajarkan anak untuk melakukan segala sesuatu dengan baik dan ikhlas.
Banyak cara untuk mendidik anak pada usia-usia berkembang. Orangtua bisa tanya pada ahlinya melalui aplikasi Halodoc. Selain itu, orang tua juga bisa bertanya mengenai dampak psikologi pada anak jika selalu dijanjikan hadiah dengan lebih lengkap. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!