Ini Dampak Kecanduan Media Sosial bagi Kesehatan Mental
“Pemakaian media sosial berlebihan bisa menyebabkan kecanduan. Tanda-tandanya berupa rasa cemas dan gelisah saat tidak membuka media sosial.”
Halodoc, Jakarta – Dewasa ini, media sosial hampir tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap individu. Di satu sisi keberadaan media sosial memudahkan kita dalam bersosialisasi dan bertukar informasi.
Di sisi lain, media sosial memicu dampak negatif, salah satunya masalah mental. National Institute of Mental Health melaporkan bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan mental pada remaja hingga orang dewasa.
Dampak Kecanduan Media Sosial untuk Kesehatan Mental
Penggunaan media sosial secara berlebihan dapat menimbulkan kecanduan. Hal ini diungkapkan pada penelitian dari Universitas Nottingham Trent yang menganalisis karakteristik psikologis, kepribadian, dan kaitannya dengan penggunaan media sosial.
Hasilnya, seseorang bisa kecanduan media sosial jika penggunaannya tak kenal. Tanda-tandanya bisa berupa mengabaikan kehidupan pribadi dan memengaruhi suasana hati, seperti cemas dan gelisah saat berhenti menggunakannya.
Tidak Sebatas Kecanduan Saja
Banyaknya jumlah followers di media sosial tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Sebuah studi dari ahli antropologi dan psikologi asal Inggris, R.I.M Dunbar, menunjukkan bahwa otak manusia terbatas dalam menangani banyaknya teman. Seseorang bisa menjaga hubungan pertemanannya hanya dengan interaksi sosial lewat tatap muka langsung, bukan melalui layar saja.
Bukan itu saja, pemakaian media sosial juga cenderung membuat seseorang suka membandingkan dirinya dengan kehidupan orang lain. Hal tersebut didukung dengan penelitian dari Universitas Palo Alto, Amerika Serikat pada Oktober 2014 lalu. Lama kelamaan, rasa membanding-bandingkan ini bisa menurunkan kepuasan hidup seseorang sampai berujung pada kecemasan dan depresi.
Studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Mental Health and Addiction telah menganalisis pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental orang dewasa di Indonesia. Hasilnya adalah penggunaan media sosial bisa menyebabkan depresi hingga 9 persen.
Durasi Penggunaan Media Sosial yang Dianjurkan
Belum ada durasi yang dianjurkan secara pasti. Namun, sebaiknya tidak menggunakan media sosial lebih dari dua jam per hari. Jika kamu merasa adanya tekanan psikis (seperti cemburu dan cemas) setelah melihat postingan orang lain, segera hentikan membuka media sosial.
Alihkan pikiran ke kegiatan lain, seperti bertemu teman, ngobrol dengan keluarga, berolahraga, menonton film, mendengarkan lagu, dan kegiatan lain yang bikin bahagia.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Social and Clinical Psychology menemukan bahwa mahasiswa sarjana yang membatasi waktu mereka di Facebook, Instagram, dan SnapChat, hingga 10 menit setiap hari mengalami citra diri yang lebih positif.
Para siswa yang membatasi penggunaan media sosial mereka hingga 30 menit sehari melaporkan lebih sedikit depresi dan kesepian setelah tiga minggu. Selain itu, ada peningkatan mood yang mengurangi tingkat depresi.
Jika kamu mengalami kecemasan akibat kecanduan gadget, jangan ragu menemui psikolog untuk mendapatkan solusi atas masalah yang kamu hadapi. Segera buat janji medis dengan psikolog di aplikasi Halodoc. Jangan tunda sebelum kondisinya semakin memburuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
University of Nevada, Reno. Diakses pada 2022. Impact of Social Media on Youth Mental Health: Statistics, Tips & Resources.
North Carolina Medical Journal. Diakses pada 2022. The Impact of Social Media on Youth Mental Health.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan