Ini Dampak Fisik dan Psikologis bagi Korban KDRT
“Korban KDRT dapat mengalami serangkaian masalah baik secara fisik maupun psikologis. Ketika dampaknya sudah menganggu ketenangan hidup dan mengancam nyawa korban, hal ini harus segera ditangani.”
Halodoc, Jakarta – Korban KDRT akan mengalami berbagai macam efek dari dampak negatif KDRT. Efek ini dapat termasuk fisik dan psikologis. Tidak mudah juga bagi mereka untuk pulih dari trauma dan merasa hidup aman seperti sebelumnya.
Bergantung pada bagaimana setiap korban merespons, berapa usia mereka, dan intensitas kekerasan, dampak ini akan berbeda-beda pada setiap orang. Namun secara umum, dampak yang akan dialami akan tidak jauh beda. Ketika dampaknya sudah mengancam nyawa korban, hal ini harus segera ditangani.
Dampak Fisik dan Psikologis Korban KDRT
KDRT dapat memicu serangkaian masalah, baik secara fisik maupun psikologis. Salah satu dampak fisik yang berbahaya adalah cedera otak traumatis. Ini merupakan risiko kekerasan fisik yang serius akibat pukulan di kepala atau jatuh dan melukai kepala.
Gejalanya bisa memakan waktu beberapa hari untuk muncul dengan sendirinya. Contohnya seperti sakit kepala, kebingungan, pusing, mual dan muntah, bicara cadel, kehilangan ingatan, kesulitan berkonsentrasi, kurang tidur, dan kehilangan kesadaran.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan dampak psikologis seperti depresi, kecemasan, dan merusak pemikiran kognitif, serta menyebabkan kesulitan mencari cara untuk menyelamatkan diri. Selain itu, ada beberapa dampak fisik dari korban KDRT, antara lain:
- Memar dan luka.
- Patah tulang.
- Cedera pada organ.
- Pendarahan internal.
- Masalah pencernaan.
- Penyakit menular seksual.
- Kematian.
- Sakit kronis.
- Masalah kesehatan jantung.
- Masalah seksual.
- Masalah dengan sistem imunitas tubuh.
- Gangguan makan.
- Sulit tidur.
Sementara itu, dampak KDRT dari segi psikologis atau kesehatan mental yang bisa terjadi antara lain:
- Malu.
- Tidak berdaya dan bingung.
- Penurunan rasa percaya diri dan harga diri.
- Upaya untuk bunuh diri.
- Stres dan depresi.
- Gangguan kecemasan.
- Post traumatic stress disorder (PTSD).
- Penyalahgunaan obat terlarang.
- Konsumsi minuman beralkohol.
- Dismorfia tubuh yang mengakibatkan munculnya pola makan tidak sehat.
Dampak lain juga bisa terjadi seperti isolasi sosial, kurangnya kepercayaan pada orang lain, dan keinginan untuk menghindari aktivitas yang sebelumnya disukai.
Korban kekerasan dalam rumah tangga juga dapat mengalami efek negatif pada kehidupan mereka, seperti menghambat kemampuan seseorang untuk bekerja, membuat seseorang kehilangan tempat tinggal, mencegah seseorang melanjutkan pendidikan, dan menanamkan rasa takut kehilangan hak asuh atau kontak dengan anak-anak.
Cara Mengatasi KDRT
Kekerasan dalam rumah tangga dapat terjadi kepada siapa saja. Pasangan yang toksik bisa sewaktu-waktu melakukan kekerasan, terlepas dari jenis kelamin mereka.
Nah, berikut beberapa cara untuk memendam potensi KDRT:
1. Bertoleransi antar Pasangan
Untuk menjaga hubungan tetap berjalan baik, kedua belah pihak harus menunjukkan kedewasaan dan belajar untuk menoleransi ketidaksempurnaan satu sama lain.
Toleransi dapat menjadi salah satu strategi pencegahan kekerasan dalam rumah tangga yang terbaik. Toleransi juga harus diberikan kepada anak-anak, asisten rumah tangga, dan anggota rumah tangga lainnya.
2. Menjaga Komunikasi
Dalam hubungan, intoleransi, kecemburuan, dan sifat pemarah seringkali menjadi pemicu menjadi kekerasan dalam rumah tangga. Berkomunikasi tetap menjadi salah satu solusi paling tepat untuk kekerasan dalam rumah tangga.
Bicarakan apa yang kamu dan pasanganmu inginkan. Buat komitmen yang dapat disetujui secara adil.
3. Minta Bantuan Profesional
Ada begitu banyak profesional di luar sana dengan pengetahuan tentang bagaimana menangani korban KDRT. Jika kamu adalah orang yang mengalami segala bentuk kekerasan di rumah tangga, maka kamu dapat mempertimbangkan untuk menemui profesional yang relevan untuk mendapatkan bantuan dan dukungan.
Itulah pembahasan seputar dampak fisik dan psikologis korban KDRT beserta penanganannya. Jika kamu ingin berkonsultasi ke dokter terkait masalah kesehatan, kamu bisa menghubunginya melalui Halodoc. Bila dokter meresepkan obat, cek kebutuhan medis di Halodoc. Tunggu apa lagi, segera download Halodoc sekarang!