Ini Ciri Paranoid yang Sering Terjadi
“Seseorang yang mengidap paranoid selalu merasa dirinya diawasi dan akan dicelakai. Keyakinan yang tidak berdasar ini tentu bisa mengganggu hubungan dengan orang lain.”
Halodoc, Jakarta – Paranoid adalah gangguan mental yang membuat pengidapnya mempunyai rasa takut dan curiga berlebihan. Kondisi ini umumnya dipicu oleh pengalaman traumatis di masa lalu. Fakta membuktikan kalau laki-laki ternyata lebih rentan mengalami paranoid ketimbang wanita.
Tanda-tandanya seringkali muncul saat seseorang memasuki usia remaja atau menginjak dewasa. Kendati begitu, paranoid juga bisa timbul sejak masa kanak-kanak.
Ciri-Ciri Paranoid Secara Umum
Paranoid atau dalam dunia medis disebut sebagai gangguan kepribadian paranoid (PPD) dapat menimbulkan serangkaian gejala negatif. Pengidapnya merasa diawasi oleh seseorang bahkan mengira mereka berusaha merendahkan, menyakiti, atau mengancamnya.
Keyakinan yang tidak berdasar ini bisa mengganggu hubungannya dengan pasangan, teman, sahabat bahkan keluarga. Ciri-ciri umum lainnya yaitu:
- Meragukan komitmen, kesetiaan, atau kepercayaan orang lain.
- Percaya bahwa orang lain ingin mengeksploitasi atau menipu mereka.
- Enggan untuk menceritakan kepada orang lain atau mengungkapkan informasi pribadi karena takut disalahgunakan.
- Sulit memaafkan dan suka menyimpan dendam.
- Mudah menjadi hipersensitif dan sulit menerima kritik.
- Sering mencari makna tersembunyi dari ucapan polos atau penampilan orang lain.
- Memiliki kecurigaan yang terus-menerus, tanpa alasan yang dapat dibenarkan.
- Bersikap dingin dengan orang lain.
- Mudah cemburu dan cenderung mengontrol pasangannya karena takut dikhianati.
- Merasa dirinya selalu benar.
- Sulit untuk bersantai karena selalu curiga.
- Bermusuhan, keras kepala, dan argumentatif.
Berbagai Penyebab Paranoid
1. Kurang tidur
Kurang tidur bisa berpengaruh pada kondisi emosi dan psikologis. Hal ini bisa membuat otak tidak berpikir jernih. Alhasil, kamu lebih mudah salah paham atau tersinggung terhadap hal-hal yang sebenarnya sepele.
2. Stres
Kondisi stres yang tidak kunjung mereda bisa membuat kamu mudah curiga terhadap orang lain. Stres juga menjadi pemicu utama kurang tidur dan mengganggu suasana hati. Akibatnya, kamu menjadi lebih sensitif dan mudah marah.
3. Gangguan mental
Mengidap gangguan mental seperti skizofrenia bisa memicu paranoid. Dalam kasus skizofrenia, pengidapnya tidak bisa membedakan antara kenyataan dan khayalan. Dalam kondisi kebingungan itu, mereka rentan mengalami serangkaian gejala paranoid.
Selain skizofrenia, gangguan kepribadian ambang juga bisa memicu kondisi ini. Pengidap gangguan kepribadian ambang dapat mengalami perubahan emosi yang cepat. Mereka bisa tiba-tiba memuja-muja seseorang dan tiba-tiba membencinya dalam waktu singkat. Hal tersebut lah yang memicu pikiran paranoid.
4. Pemakaian obat-obatan
Obat-obatan seperti ganja, halusinogen (LSD, jamur psikotropika), dan stimulan (kokain, metamfetamin) dapat memicu paranoid. Penyalahgunaan alkohol yang intens selama berhari-hari atau berminggu-minggu juga dapat menyebabkan paranoia jangka pendek maupun jangka panjang.
5. Hilang ingatan
Demensia yang mengindikasikan penyakit Alzheimer juga dapat menimbulkan gejala paranoia. Perkembangannya bisa terjadi seiring bertambahnya usia. Perubahan di bagian otak ini membuat seseorang yang lanjut usia cenderung mudah curiga terhadap orang lain.
Jika kamu punya pertanyaan lain seputar masalah kesehatan, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik. Jangan tunda sebelum kondisinya memburuk, download Halodoc sekarang juga!