Ini Cara Mengatasi Keputihan Sebelum Haid

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Juli 2021
Ini Cara Mengatasi Keputihan Sebelum HaidIni Cara Mengatasi Keputihan Sebelum Haid

“Keputihan normal terjadi sebelum haid dan tidak perlu dikhawatirkan. Jika keputihan tidak normal dan disertai gejala gatal dan bau, kamu perlu mengambil tindakan untuk mengatasinya. Menerapkan kebersihan yang baik pada lingkungan vagina perlu dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengatasi keputihan tidak normal.”

Halodoc, Jakarta – Keputihan adalah hal yang wajar dan biasa dialami wanita. Cairan atau lendir keputihan diproduksi oleh kelenjar pada mulut rahim untuk membersihkan Miss V atau vagina dari bakteri. Lendir keputihan juga berguna untuk memberi perlindungan pada area intim. Ada beberapa wanita yang mengalami keputihan sebelum haid. Apakah hal itu normal? 

Tidak perlu khawatir. Keputihan yang terjadi sebelum haid merupakan bagian dari siklus menstruasi. Sebelum sel telur dilepaskan dari ovum, vagina akan memproduksi lendir dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini yang menjadi penyebab seorang wanita bisa mengalami keputihan sebelum masa haid datang.

Namun, keputihan sebaiknya tidak dianggap sepele begitu saja. Meski normal terjadi, keputihan yang terjadi secara berlebihan dan terus-menerus bisa menjadi tanda bahaya. 

Baca juga: Nyeri Haid Bisa Diatasi dengan Pijatan, Benarkah?

Mencegah Keputihan Berlebih sebelum Haid

Keputihan yang normal sebelum haid sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan dan tidak perlu diatasi. Jika keputihan tidak normal, disertai dengan rasa sakit atau gatal, bisa diatasi dengan pengobatan medis, pengobatan rumahan, atau kombinasi keduanya. 

Perubahan gaya hidup juga perlu dilakukan untuk memastikan lingkungan vagina yang sehat. Dengan begitu kamu tidak perlu mengkhawatirkan keputihan sebelum haid. Berikut ini cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:

  • Terapkan kebersihan yang baik. Jaga agar area genital bagian luar tetap bersih dan kering untuk menghindari bau vagina dan bakteri.
  • Kenakan pakaian dalam katun yang menyerap keringat dan hindari pemakaian stoking. Pakaian ketat dan sintetis bisa meningkatkan risiko infeksi vagina. 
  • Gunakan panty liner untuk kenyamanan. Pada hari-hari ketika keputihan terasa berat, seperti selama masa ovulasi, panty liner bisa menyerap kelembaban berlebih yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan atau iritasi. 
  • Lap area vagina dari depan ke belakang. Setelah menggunakan toilet, selalu bersihkan dari depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina. 
  • Hindari penggunaan tampon. Produk tampon bisa membawa mikroba baru ke dalam vagina, yang bisa meningkatkan risiko infeksi. 
  • Jangan gunakan produk pewangi di sekitar atau di dalam vagina. Tidak disarankan untuk menggunakan tisu beraroma, deodoran vagina, atau mandi busa, karena bisa menyebabkan iritasi. 
  • Konsumsi probiotik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen probiotik bisa mendorong flora vagina jadi lebih sehat. Konsumsilah makanan kaya probiotik seperti yogurt dan kefir. 
  • Gunakan kontrasepsi. Menggunakan kondom bisa mengurangi risiko tertular infeksi menular seksual.

Baca juga: Ketahui 6 Tanda Keputihan yang Tidak Normal

Jangan Abaikan Kondisi Keputihan Berlebihan

Keputihan yang terjadi secara berlebihan bisa saja menjadi tanda penyakit serius. Apalagi jika keputihan dibarengi dengan gejala-gejala tertentu. Jika itu yang terjadi, penanganan harus segera dilakukan dengan tepat. Namun, cara terbaik untuk menghindari dampak buruk dari keputihan berlebih adalah mencegahnya terjadi.

Keputihan menyebabkan keluarnya lendir dari organ intim wanita. Lendir yang keluar bertugas membawa sel-sel mati dan kuman dari dalam tubuh. Dengan kata lain, keputihan adalah cara pembersihan vagina. Perlu diketahui, organ intim wanita ini memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri. 

Baca juga: Jangan Anggap Remeh Gejala Kanker Serviks Ini

Keputihan sebaiknya tidak diabaikan begitu saja, terutama jika dibarengi dengan gejala-gejala tertentu. Keputihan yang normal mengeluarkan lendir yang tidak berwarna atau bening.

Waspada keputihan yang mengeluarkan bau tidak sedap dan memiliki warna gelap atau kehijauan. Selain itu, waspadai juga keputihan yang disertai dengan rasa gatal serta nyeri pada vagina. Beberapa tanda tersebut bisa menjadi gejala dari penyakit menular seksual. 

Jika kamu khawatir dengan kondisi kesehatan organ intim, sebaiknya jelaskan pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai gejala yang kamu alami. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Vaginal Discharge. 
Healthline. Diakses pada 2019. What Causes Vaginal Discharge? 
Healthline. Diakses pada 2019. Guide to Vaginal Discharge: What’s Normal and When Should You Call Your Doctor? 
Medical News Today. Diakses pada 2021. What causes white vaginal discharge?