Ini Cara Mendiagnosis Gawat Janin Selama Masa Kehamilan
“Langkah pertama untuk mendiagnosis gawat janin dengan mengetahui kondisi detak jantung bayi. Ibu bisa melakukan pemeriksaan ini di rumah sakit dengan beberapa teknik, seperti menggunakan alat hingga mengukur jumlah air ketuban.”
Halodoc, Jakarta – Gawat janin menjadi salah satu gangguan kehamilan yang kerap terjadi. Gawat janin adalah kondisi ketika janin kekurangan oksigen dalam kandungan. Bukan hanya pada masa kehamilan, gawat janin juga bisa terjadi pada saat masa persalinan.
Jika tidak teratasi dengan baik, gawat janin dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti cedera otak, cerebral palsy, hingga kematian janin dalam kandungan.
Nah, pertanyaannya bagaimana sih cara dokter kandungan mendiagnosis masalah ini pada ibu hamil?
Cara Mendiagnosis Gawat Janin
Pemeriksaan yang paling tepat untuk mendiagnosis gawat janin dengan melakukan pengecekan detak jantung janin dalam kandungan. Detak jantung yang sangat rendah atau pola detak jantung yang tidak biasa, dapat menandakan bahwa janin mengalami kekurangan oksigen.
Selain itu, ketahui tanda lain gawat janin melalui artikel ini “Bumil, Ini 6 Tanda Gawat Janin yang Perlu Diwaspadai”.
Ada dua cara paling umum untuk memastikan detak jantung bayi dalam kandungan, yaitu:
- Dengan melakukan monitor detak jantung janin. Pemeriksaan ini akan menggunakan alat dengan sensor yang diletakkan pada perut. Alat ini akan mengirimkan suara jantung janin untuk dipastikan oleh tim medis.
- Menggunakan doppler. Dokter kandungan akan menempatkan alat pada bagian perut untuk mendeteksi suara detak jantung bayi menggunakan gelombang suara. Pemeriksaan ini bisa kamu lakukan selama kehamilan untuk memastikan kondisi janin dalam kandungan.
Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa diagnosis dengan melakukan pemeriksaan, seperti:
1. Tes non-stres
Pemeriksaan ini berguna mengukur detak jantung janin saat ibu duduk atau berbaring. Alat ini berupa sabuk dengan sensor elektronik yang dipasang pada sekitar perut.
Selama alat terpasang, tim medis akan melakukan pencatatan detak jantung bayi. Pemeriksaan ini juga bisa mengukur kontraksi pada rahim.
2. Profil biofisik
Pemeriksaan ini berguna untuk mengukur gerakan janin, tonus otot, gerakan pernapasan, dan volume cairan ketuban.
Itulah beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis fetal distress di rumah sakit. Kamu juga bisa cari tahu berbagai penyakit yang dapat memicu gawat janin melalui artikel “Kondisi yang Bisa Memicu Terjadinya Gawat Janin”.
Kenali Gejala Gawat Janin
Mengingat gawat janin bisa menimbulkan berbagai komplikasi, maka segeralah temui dokter bila mengalami keluhan pada kehamilan. Apalagi bila mengalami gejala-gejala terkait kondisi ini.
Nah, berikut beberapa gejala fetal distress, yaitu:
1. Berkurangnya pergerakan bayi
Gawat janin dapat ibu ketahui ketika bayi mengalami penurunan pergerakan dalam kandungan. Jika ibu mengalami perubahan pada gerak janin menjadi lebih lambat dna tidak sesuai pola, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi kesehatan janin.
2. Rendahnya jumlah air ketuban
Jumlah air ketuban yang rendah bisa menjadi tanda kondisi fetal distress. Padahal, ada banyak manfaat air ketuban bagi janin dalam kandungan.
Mulai dari menjaga dan melindungi janin dari berbagai guncangan, membantu perkembangan, dan pertumbuhan janin semakin optimal, hingga mengoptimalkan pertumbuhan otot dan tulang.
Cari tahu lebih banyak mengenai cairan ketuban sedikit memicu gawat janin melalui artikel ini “Cairan Ketuban Terlalu Sedikit Dapat Sebabkan Gawat Janin”.
3. Air ketuban pecah terlalu dini
Sebaiknya waspada jika air ketuban pecah terlalu dini. Apalagi jika air ketuban yang keluar berwarna coklat kehijauan.
Itulah beberapa tanda yang perlu kamu waspadai. Pastikan selalu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin agar kondisi ini dapat dihindari dan perkembangan janin dalam kandungan optimal.
Jika janin terdeteksi mengalami fetal distress, ibu bisa mendapatkan penanganan di rumah sakit, seperti memberikan ibu oksigen tambahan melalui masker oksigen, memberikan cairan melalui infus, hingga mengonsumsi obat-obatan yang dapat menghentikan kontraksi.
Persalinan darurat melalui tindakan operasi caesar juga bisa mengatasi dan mencegah kondisi ini semakin memburuk.