Ini Berbagai Penyebab Sindrom Iritasi Usus yang Perlu Diwaspadai
“Ada beberapa penyebab sindrom iritasi usus yang perlu diwaspadai. Di antaranya, kontraksi otot usus, sistem saraf, dan peradangan usus.”
Halodoc, Jakarta – Sindrom iritasi usus atau irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan medis kronis yang memengaruhi usus besar. Tanda dan gejala dari kondisi ini termasuk kram, sakit perut, kembung, gas, dan diare atau sembelit, ataupun keduanya.
Gejala sindrom iritasi usus bisa kamu kendalikan dengan mengatur pola makan, gaya hidup, dan stres. Sementara gejala yang lebih parah dapat kamu obati dengan pengobatan dan konseling.
Lantas, apa penyebab sindrom iritasi usus sebenarnya? Ini ulasannya!
Penyebab Sindrom Iritasi Usus (IBS)
Ada beberapa penyebab yang memicu terjadinya IBS, seperti:
1. Kontraksi otot usus
Dinding usus terlapisi dengan lapisan otot yang berkontraksi ketika makanan melewati saluran pencernaan.
Namun, ketika kontraksi menjadi lebih kuat, maka kondisi ini dapat menyebabkan gas, kembung, dan diare.
Kontraksi usus yang lemah dapat memperlambat perjalanan makanan dan menyebabkan tinja yang keras dan kering sehingga terjadilah IBS.
2. Sistem saraf
Kelainan pada saraf sistem pencernaan juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan.
Sinyal yang terkoordinasi dengan buruk antara otak dan usus dapat menyebabkan tubuh bereaksi berlebihan terhadap perubahan, yang biasanya terjadi pada proses pencernaan.
Kondisi seperti ini bisa menimbulkan perut sakit, diare, ataupun sembelit sehingga menyebabkan IBS.
3. Peradangan usus
Beberapa pengidap IBS mengalami peningkatan jumlah sel sistem kekebalan di usus mereka. Respons sistem kekebalan ini bisa memicu rasa sakit dan diare.
Untuk informasi dan konsultasi lebih lanjut terkait radang usus, hubungi Dokter yang Bisa Bantu Pengobatan Radang Usus (Inflammatory Bowel Disease) di Halodoc.
4. Infeksi parah
Sindrom iritasi usus dapat berkembang setelah serangan diare yang parah (gastroenteritis) yang penyebabnya oleh bakteri atau virus. Penyakit ini juga sering berkaitan dengan kelebihan bakteri di usus.
5. Perubahan bakteri dalam usus
Mikroflora adalah bakteri “baik” yang hidup di usus dan berperan penting dalam menjaga kesehatan usus.
Penelitian menunjukkan bahwa mikroflora pada pengidap IBS mungkin berbeda dari mikroflora pada orang sehat.
Selain penyebab di atas, ada juga beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena IBS, yaitu:
- Berusia muda. IBS lebih sering terjadi pada ornag berusia di bawah 50 tahun.
- Berjenis kelamin perempuan. Mengutip Mayo Clinic, di Amerika, IBS lebih sering terjadi pada wanita. Terapi estrogen sebelum atau setelah menopause juga merupakan faktor risiko IBS.
- Memiliki riwayat keluarga IBS. Genetik mungkin berperan, begitu pula faktor-faktor yang dimiliki bersama dalam lingkungan keluarga atau kombinasi gen dan lingkungan.
- Mengalami kecemasan, depresi, atau masalah kesehatan mental lainnya. Riwayat pelecehan seksual, fisik, atau emosional juga mungkin menjadi faktor risiko.
Perlu kamu pahami juga, terkadang penyebab pasti IBS tidak jelas. Selain kemungkinan penyebab di atas, beberapa pemicu IBS yang juga umum termasuk pola makan, stres, infeksi, dan obat-obatan.
Jika kamu Pengidap IBS Hindari 7 Makanan Ini.
Kamu mungkin menemukan bahwa beberapa makanan memperburuk gejala, tapi makanan pemicu ini bisa berbeda antara satu orang dan orang lainnya.
Itulah yang perlu kamu ketahui tentang penyebab sindrom iritasi usus (IBS) yang perlu diwaspadai.
Jika kamu atau anggota keluarga mengidap IBS, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc agar mendapatkan rujukan perawatan yang tepat.