Ini Berbagai Pengobatan untuk Mengatasi Keguguran
“Keguguran adalah kondisi yang bisa terjadi akibat masalah kromosom, gangguan hormon, dan penyakit tertentu. Langkah pengobatannya meliputi observasi, obat-obatan, hingga prosedur kuret.”
Halodoc, Jakarta – Keguguran adalah hilangnya kehamilan secara tiba-tiba sebelum usianya menginjak minggu ke-20. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, keguguran di awal kehamilan terjadi pada 10 dari 100 ibu hamil.
Jumlahnya bisa saja lebih tinggi. Sebab, banyak keguguran terjadi sejak dini, sebelum orang menyadari bahwa mereka hamil. Kondisi ini terjadi akibat janin tidak berkembang dengan baik.
Pengobatan untuk Mengatasi Keguguran
Dokter biasanya meminta pasien untuk mengurangi aktivitas jika memiliki risiko keguguran. Caranya dengan memperbanyak waktu istirahat dan mengonsumsi suplemen atau multivitamin tambahan.
Namun, keguguran terkadang tak dapat dihindari. Di sini, pasien membutuhkan pengobatan yang sesuai berdasarkan gejala. Selain itu, dokter juga akan memperhatikan kesehatan secara keseluruhan.
Tujuan utama pengobatan selama dan setelah keguguran adalah mencegah pendarahan hebat serta infeksi. Jadi, perhatikan tanda yang kamu alami selama kehamilan berlangsung, ya.
Jika pendarahan vagina memenuhi lebih dari satu pembalut dalam 1-2 jam, segera periksakan diri ke dokter. Perdarahan hebat dalam waktu singkat ini biasanya disertai dengan kram perut parah.
Saat ini, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa langkah pengobatan, seperti:
1. Manajemen kehamilan (observasi)
Caranya dengan menunggu dan melihat apa yang akan terjadi. Cepat atau lambat jaringan kehamilan akan hilang secara alami. Jika merupakan keguguran tidak lengkap, jaringan dapat hilang selama beberapa hari.
Namun untuk keguguran yang terlewat, di mana janin atau embrio telah berhenti tumbuh, tetapi tidak ada jaringan yang keluar mungkin memerlukan waktu yang lama. Waktunya berkisar 3-4 minggu.
Dalam jangka waktu tersebut, pasien akan mengalami bercak atau perdarahan, seperti menstruasi. Volume darah kemudian meningkat, jika jaringan kehamilan sudah hilang atau keluar dari rahim.
Jika keguguran tidak tuntas dan meninggalkan sedikit jaringan kehamilan, sebaiknya lakukan pendekatan wait and see. Namun, jika terjadi pendarahan hebat atau tanda-tanda infeksi, pasien memerlukan pengobatan.
Cara ini membutuhkan evaluasi dan penanganan langsung dari dokter. Pasalnya, jika terjadi perdarahan dengan gejala parah, dokter bisa langsung mengambil tindakan.
Abortus habitualis jadi salah satu jenis keguguran. Kamu bisa membaca artikel ini untuk penjelasan lebih lanjut: Keguguran Berulang, Kenali Gejala dan Penyebab Abortus Habitualis
2. Terapi obat-obatan
Terdapat beberapa jenis obat-obatan yang dapat mempercepat proses keluarnya jaringan kehamilan. Untuk keguguran tidak tuntas, obat berguna untuk mendorong jaringan keluar dari dalam tubuh.
Cara ini membutuhkan waktu beberapa jam saja dan paling lama dalam 1-2 hari. Untuk keguguran yang terlewat, terapi obat-obatan bisa memakan waktu hingga dua minggu dan, terkadang, lebih lama.
Namun, penggunaan obat-obatan tidak direkomendasikan jika terjadi pendarahan hebat atau tanda-tanda infeksi. Selain itu juga tidak boleh untuk kehamilan di atas 9 minggu.
Penggunaan obat dapat secara oral atau dimasukkan ke dalam vagina. Obat ini mempunyai efek samping yang biasanya hilang dalam beberapa jam. Gangguan ditandai dengan mual, muntah, diare, demam dan menggigil.
Ini ciri darah pada wanita keguguran di usia hamil muda: Waspada, Ini 4 Ciri Darah Keguguran pada Hamil Muda
3. Perawatan bedah (kuret)
Kuret atau kuretase adalah operasi kecil. Tindakan ini dilakukan di ruang operasi dan memerlukan anestesi umum. Tidak ada penyayatan kulit karena operasi dilakukan melalui vagina.
Caranya dengan membuka serviks (leher rahim) secara perlahan untuk mengangkat sisa jaringan kehamilan. Prosedur ini terbilang cepat, karena hanya membutuhkan waktu 5-10 menit saja.
Dokter biasanya akan menyarankan prosedur ini jika pasien mengalami perdarahan panjang atau nyeri hebat yang terjadi terus-menerus. Namun, terdapat beberapa risiko, seperti:
- Perdarahan berkepanjangan akibat adanya jaringan yang tertinggal di dalam rahim.
- Infeksi karena penggunaan alat-alat medis.
- Kerusakan pada leher rahim atau rahim. Biasanya berupa lubang atau robekan kecil yang akan sembuh dengan sendirinya.
- Pendarahan berlebihan.
- Risiko anestesi yang biasanya terjadi pada pengidap riwayat alergi.
Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja dan disengaja. Bagi yang disengaja, ini bahaya yang mengintai: Bahaya Menggugurkan Kandungan untuk Tubuh Wanita
Agar dapat tertangani dengan cepat, diskusikan dengan dokter spesialis kandungan di aplikasi Halodoc jika mengalami tanda kehamilan yang tak biasa. Apalagi jika disertai dengan perdarahan dan rasa nyeri hebat.