Ini Berbagai Jenis Triase IGD dan Prosedurnya
“Untuk menentukan prioritas dalam penanganan medis, diperlukan triase IGD. Terutama jika jumlah pasien lebih banyak dari tenaga medisnya.”
Halodoc, Jakarta – Triase IGD mengacu pada pemilahan orang yang terluka atau sakit sesuai dengan kebutuhan mereka akan perhatian medis darurat. Ini adalah metode penentuan prioritas siapa yang mendapat perawatan terlebih dahulu.
Triase dapat dilakukan oleh teknisi medis darurat, penjaga gerbang ruang gawat darurat rumah sakit, tentara di medan perang, atau siapa pun yang mengetahui sistem selama situasi darurat. Simak lebih lanjut mengenai triase IGD dalam pembahsan berikut ini!
Jenis Triase IGD
Triase IGD digunakan ketika sistem perawatan medis kelebihan beban. Artinya ada lebih banyak orang yang membutuhkan perawatan, daripada sumber daya yang tersedia untuk merawat mereka.
Misalnya korban massal di zona perang, insiden teroris, atau bencana alam yang mengakibatkan banyak luka. Mungkin ada kebutuhan untuk triase ketika kecelakaan bus sekolah atau tumpukan besar mobil di jalan raya mengakibatkan terlalu banyak orang terluka, tapi hanya ada sedikit ambulans.
Sistem triase IGD menjalankan keseluruhan dari teriakan verbal dalam keadaan darurat yang tidak biasa. Hingga digantikan oleh sistem penandaan berwarna oleh tentara dan petugas medis darurat ketika mereka tiba di lokasi kecelakaan multi-korban, atau medan perang dengan banyak tentara yang terluka.
Setiap organisasi memiliki sistem triase sendiri. Mereka semua membuat prioritas untuk siapa yang mendapat perawatan atau diangkut untuk perawatan. Sistem triase IGD yang paling umum adalah menggunakan jenis kode warna berikut ini:
- Merah: Membutuhkan perhatian segera untuk cedera atau penyakit kritis yang mengancam jiwa, prioritas untuk mendapat ambulans.
- Kuning: Cedera serius yang membutuhkan perhatian segera. Dalam beberapa sistem, label kuning diangkut terlebih dahulu karena mereka memiliki peluang pemulihan yang lebih baik daripada pasien yang diberi tag merah.
- Hijau: Cedera ringan dan tidak mengancam jiwa, pengangkutan dengan ambulans bisa ditunda, tapi pada akhirnya akan ditangani setelah yang darurat teratasi.
- Hitam: Meninggal atau terluka parah. Jenis triase IGD ini mungkin tidak berarti orang tersebut telah meninggal. Ini mungkin berarti bahwa pasien tidak dapat ditolong lagi, sehingga prioritasnya lebih rendah daripada mereka yang dapat ditolong.
- Putih: Tidak ada cedera atau penyakit (tidak digunakan di semua sistem).
Bagaimana Prosedur Dilakukan?
Prosedur triase IGD dimulai saat pasien tiba di IGD, lalu dokter melakukan pemeriksaan singkat untuk menentukan kondisi pasien. Pemeriksaan ini meliputi pengecekan kondisi umum, tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, pernapasan), kebutuhan medis, dan kemungkinan bertahan hidup.
Setelah itu, dokter akan menentukan jenis atau kategori warna triase IGD sesuai kondisi yang dialami pasien. Untuk kategori merah, pasien akan langsung diberi tindakan medis lanjutan. Termasuk operasi atau merujuk ke rumah sakit lain bila perlu.
Jika pasien dikategorikan kuning, pasien akan dipindahkan ke ruang tindakan. Sementara itu, untuk pasien kategori hijau, biasanya akan dipindahkan ke ruang rawat jalan, atau diperbolehkan pulang jika memungkinkan. Jika pasien mendapat kategori hitam atau sudah meninggal, akan langsung dipindahkan ke ruang jenazah.
Selain IGD ada pula ruang di rumah sakit bernama ruang PICU. Baca selengkapnya di artikel ini: “Mengenal Ruang PICU, Ruangan Perawatan Intensif Anak“.
Perlu diketahui bahwa status triase IGD ini tidaklah tetap. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan penilaian ulang secara berkala. Sebab, kondisi pasien bisa berubah sewaktu-waktu. Misalnya, pasien yang tadinya mendapat kategori kuning, bisa diubah menjadi kategori merah jika kondisinya bertambah parah.
Itulah pembahasan mengenai sistem triase IGD yang perlu diketahui. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai hal ini, download Halodoc saja untuk bertanya pada dokter melalui chat.