Ini Bedanya Migrain dan Stroke yang Mesti Diketahui
Halodoc, Jakarta - Migrain dan stroke keduanya terjadi di otak, terkadang gejala migrain mirip dengan stroke. Namun, penyebab gejalanya berbeda. Stroke terjadi karena kerusakan pada pasokan darah di dalam otak, sedangkan migrain diduga karena ada masalah dengan cara sel-sel otak bekerja
Saat seseorang mengalami stroke, suplai darah ke sebagian otak mereka terputus, membunuh sel-sel otak. Hal ini menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan secara fisik bisa bertahan lama serta memiliki efek kognitif dan emosional. Sementara itu, migrain menyebabkan rasa sakit dan gangguan sensorik, tapi perubahan di dalam otak biasanya bersifat sementara.
Baca juga: Langkah-Langkah Meredakan Gejala Vertigo di Rumah
Perbedaan Migrain dan Stroke
Hubungan antara migrain dan stroke terbilang kompleks. Gejalanya terlihat serupa, dan keduanya mungkin memiliki kesamaan faktor risiko yang mendasari. Namun, tetap kedua kondisi ini berbeda. Berikut ini perbedaan antara migrain dan stroke:
- Stroke, gejala biasanya datang secara tiba-tiba. Sedangkan migrain, terjadi secara bertahap, yaitu sakit kepala biasa yang awalnya ringan dan menjadi semakin menyakitkan.
- Stroke lebih cenderung memiliki gejala “negatif”. Seseorang mungkin kehilangan penglihatan di satu mata atau kehilangan rasa di salah satu tangan atau kaku. Sementara migrain cenderung memiliki gejala “positif”, yaitu sensasi bertambah. Misalnya, penglihatan sensitif terhadap cahaya atau kesemutan di kulit.
- Jika kamu masih muda, kemungkinan besar mengalami migrain. Jika kamu sudah lebih tua, maka lebih mungkin mengalami stroke. Terutama jika kamu belum pernah mengalami migrain sebelum atau memiliki tekanan darah tinggi atau detak jantung tidak teratur.
Baca juga: Apa Saja Penyebab Stroke? Ini Jawabannya
Adakah Hubungan antara Migrain dan Stroke?
Belum diketahui secara pasti apakah ada hubungan antara migrain dan stroke. Hanya saja, orang yang mengalami migrain disertai aura memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terkena stroke dibandingkan orang yang tidak terkena migrain sama sekali.
Migrain dengan aura adalah jenis yang bisa semakin buruk dengan adanya stroke. Aura mempengaruhi indra dan biasanya terjadi sebelum sakit kepala. Risikonya meningkat jika wanita muda merokok dan mengonsumsi pil KB.
Migrain tanpa aura tampaknya tidak memengaruhi seseorang yang mengalami stroke. Namun, kondisi tersebut membuat kamu lebih mungkin memiliki masalah terkait jantung lainnya.
Satu teori yang menjelaskan adanya hubungan antara migrain dan stroke yaitu berkaitan dengan kerusakan sel-sel yang melapisi pembuluh darah. Beberapa penelitian menemukan bahwa migrain bisa menyebabkan peradangan di dalam arteri. Kondisi tersebut dapat membuat seseorang menjadi kaku dan menyebabkan darah lebih mudah menggumpal. Keduanya meningkatan peluang seseorang terkena stroke.
Ada kemungkinan seseorang terkena stroke saat mengalami migrain, tapi itu bukan berarti migrain menyebabkan stroke. Penyakit stroke bisa memicu gejala migrain, termasuk aura.
Baca juga: Kenapa Pengidap Stroke Bertingkah Seperti Anak Kecil?
Obat-obatan tertentu untuk sakit kepala migrain, termasuk alkaloid ergot dan triptan, bisa mempersempit arteri. Jika seseorang mengalami stroke, maka tidak boleh meminum obat tersebut.
Secara umum, obat-obatan dan perubahan gaya hidup (seperti berhenti merokok) bisa menurunkan risiko terjadinya stroke dan mencegah migrain. Untuk mendapatkan resep obat yang tepat, tanyakan pada dokter dan beli obat resep dokter melalui aplikasi Halodoc.
Migrain adalah kondisi umum dan bisa diobati sejak masa kanak-kanak atau remaja. Stroke adalah kondisi serius yang bisa terjadi pada semua usia, tapi kemungkinannya meningkat seiring bertambahnya usia. Stroke harus segera memerlukan penanganan di rumah sakit terdekat.
Migrain dan stroke adalah kondisi yang terpisah, tapi terkadang memiliki gejala yang sama. Pada kasus yang jarang terjadi, memiliki beberapa jenis migrain bisa meningkatkan risiko stroke.