Ini Bahaya Pembekuan Darah bagi Kesehatan
Halodoc, Jakarta – Pembekuan darah adalah proses pencegahan terjadinya pendarahan yang berlebihan ketika pembuluh darah terluka. Cara kerjanya adalah trombosit dan protein dalam plasma bekerja sama menghentikan pendarahan dengan membentuk gumpalan di atas luka. Biasanya, tubuh secara alami akan melarutkan kembali pembekuan darah setelah cedera sembuh. Namun pada beberapa situasi, pembekuan ini tidak larut secara alami.
Pada kondisi-kondisi tertentu pembekuan darah bisa terjadi di vena dan arteri yang fungsinya mengalirkan darah ke jantung. Bila pembekuan terjadi pada area ini bisa sangat berbahaya, bahkan menyebabkan kematian.
Biasanya, ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat seseorang berisiko mengalami pembekuan darah, misalnya obesitas, perokok aktif, berusia lebih dari 60 tahun, memiliki penyakit radang kronis, mengambil kontrasepsi oral, mengalami gangguan jantung atrial flutter atau fibrilasi atrium, mengalami gagal jantung kongestif, memiliki sirois, mengidap kanker, memiliki fraktur di ekstremitas terutama area bawah tubuh alias panggul, hamil, serta memiliki riwayat keluarga yang memiliki gangguan pembekuan darah.
Komplikasi Pembekuan Darah
Pembekuan darah dapat terbentuk di pembuluh darah tubuh dan bisa berakhir di paru-paru, jantung, otak dan area lain bila pecah dan bergerak melalui darah. Perpindahan ini bisa menyebabkan komplikasi serius, karena gumpalan ini dapat mengganggu aliran darah ke organ-organ penting. Bukan tak mungkin, kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung bahkan stroke. Baca juga: Apakah Pengidap Wasir Harus Dioperasi?
Komplikasi yang berpotensi terjadi lainnya adalah emboli pulmonal, yaitu pembekuan darah yang terjadi di arteri pulmonalis atau di salah satu paru-paru. Bila kondisi ini terjadi, dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen, sehingga merusak paru-paru, jantung, dan organ lain.
Selanjutnya, pembekuan darah di ginjal juga dapat menyebabkan kerusakan yang dapat menyebabkan gagal ginjal. Cairan dan kotoran dapat menumpuk di ginjal, sehingga menyebabkan sejumlah komplikasi termasuk tekanan darah tinggi. Deep Vein Thrombosis (DVT) adalah penggumpalan yang terjadi dan terbentuk di vena di dalam lengan atau kaki. Ini juga kondisi yang berbahaya bila komplikasi ini pecah dan berpindah ke paru-paru. Baca juga: Tips Squat yang Efektif untuk Mengencangkan Paha
Pembekuan darah yang terbentuk pada masa kehamilan biasanya terjadi di vena pelvis atau ekstremitas bawah. Ini bisa menyebabkan risiko emboli paru dan komplikasi yang terkait persalinan prematur sekunder, keguguran, bahkan kematian ibu.
Mencegah Pembekuan Darah
Lantas bagaimana cara mencegah pembekuan darah? Pembekuan darah dapat diobati dengan obat pengencer darah. Alangkah lebih baiknya untuk mencegah pembekuan darah sebelum kondisi tersebut terjadi, sehingga tidak ada komplikasi yang serius bahkan fatal. Cara mencegah pembekuan darah adalah dengan mengendalikan faktor yang bisa menimbulkan risiko.
Karenanya, mulailah menurunkan berat badan jika kamu mengalami obesitas, stop merokok, serta cepat tanggap setelah tahu kalau keluarga punya riwayat pembekuan darah dengan berkonsultasi ke dokter. Aktif secara fisik juga dapat mencegah terjadinya pembekuan darah. Jadikan kegiatan berjalan teratur saat bangun pagi serta jangan duduk terlalu lama
Mau lebih banyak tahu tentang bahaya pembekuan darah bagi kesehatan atau informasi kesehatan lainnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.