Ini Alasan Pengidap Diabetes Melitus Bisa Idap Hiperkalemia
Halodoc, Jakarta - Hiperkalemia adalah kondisi ketika jumlah kalium dalam darah menjadi tinggi. Kalium memiliki peran penting bagi tubuh, seperti untuk memperlancar fungsi otot, saraf, dan jantung. Namun, dalam kondisi yang berlebihan, kalium menyebabkan gangguan aktivitas listrik dalam jantung. Kondisi ini ditandai dengan mulai melambatnya detak jantung. Faktanya lagi, hiperkalemia ini bisa muncul akibat seseorang mengidap diabetes melitus.
Alasan diabetes melitus bisa menyebabkan hiperkalemia karena saat mengidap diabetes, kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan asidosis akan menyebabkan keluarnya kalium dari sel dan masuk ke aliran darah. Tidak hanya itu, pengidap diabetes juga cenderung mengalami penurunan fungsi ginjal dalam mengeluarkan kalium melalui urine. Kondisi ini yang menyebabkan kalium tertahan di dalam darah dan tidak bisa dikeluarkan oleh tubuh.
Baca Juga: Pahami Gejala Diabetes & Cara Mengobatinya
Namun, tidak hanya diabetes melitus saja yang bisa menyebabkan hiperkalemia, melainkan juga kondisi berikut ini:
- Gagal ginjal, adalah penyebab paling umum hiperkalemia. Kondisi ini menyebabkan fungsi ginjal terganggu, sehingga ginjal tidak mampu membuang kelebihan kalium dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan jumlah kalium dalam tubuh meningkat.
- Kerusakan jaringan. Saat seseorang mengalami kerusakan jaringan, maka hal ini menyebabkan sel tubuh yang rusak melepaskan kalium ke dalam aliran darah. Beberapa hal yang menyebabkan kerusakan jaringan, antara lain:
- Tindakan operasi.
- Cedera.
- Luka bakar.
- Anemia hemolitik.
- Rhabdomyolysis, kondisi ketika sel otot mengalami kerusakan. Biasanya disebabkan cedera otot, konsumsi minuman alkohol yang berlebihan, atau penyalahgunaan obat.
- Penyakit Addison. Penyakit ini muncul saat ada gangguan fungsi kelenjar adrenal dalam memproduksi berbagai hormon penting bagi tubuh, salah satunya adalah aldosteron. Hormon aldosteron ini membantu mengatur jumlah natrium dan cairan di ginjal, serta mengeluarkan kalium melalui urine. Jika produksi hormon aldosteron berkurang, maka berdampak pada meningkatnya jumlah kalium dalam tubuh.
Baca Juga: Ini Penyebab Pengidap Gagal Ginjal Terkena Hiperkalemia
Gejala Hiperkalemia
Beberapa kondisi yang muncul saat seseorang mengidap hiperkalemia antara lain:
- Lelah dan lemas.
- Mual dan muntah.
- Gangguan bernapas.
- Nyeri dada.
- Kesemutan dan mati rasa.
- Jantung berdebar.
- Kelumpuhan.
- Gagal jantung.
Langkah Pengobatan Hiperkalemia
Mereka yang mengidap hiperkalemia ringan, maka dokter meminta pasien untuk mengubah pola makan dengan menu diet rendah kalium, serta menghentikan atau mengganti obat-obatan yang menyebabkan hiperkalemia.
Sementara itu, bagi pengidap hiperkalemia berat, penanganan dan perawatan intensif akan dilakukan. Selain itu, dokter memberikan beberapa jenis obat antara lain:
- Gula dan insulin. Dokter memberikan gula dan insulin melalui infus sekaligus. Insulin ini mampu mengembalikan kalium ke dalam sel-sel tubuh. Namun untuk mencegah hipoglikemia, diberikan infus gula.
- Resin. Resin, seperti calcium polystyrene sulphonate, mampu mengikat kalium dan mengeluarkannya melalui saluran cerna.
- Kalsium glukonat. Kalsium glukonat diberikan melalui infus untuk melindungi otot jantung dari pengaruh hiperkalemia.
- Diuretik. Diuretik, selain diuretik hemat kalium, membantu membuang kalium melalui urine.
- Albuterol dan epinephrine, untuk mengembalikan kalium di dalam darah ke dalam sel-sel tubuh.
Baca Juga: Waspada, Ini 2 Komplikasi yang Terjadi karena Hiperkalemia
Selain itu, penting juga untuk mencegah terjadinya diabetes melitus dengan cara menerapkan pola hidup sehat. Cari tahu lebih lanjut seputar penyakit hiperkalemia dengan bertanya ke dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan