Ini 7 Makanan yang Mengandung Purin Tinggi

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 Juli 2020
Ini 7 Makanan yang Mengandung Purin TinggiIni 7 Makanan yang Mengandung Purin Tinggi

Halodoc, Jakarta – Pada pengidap asam urat, penting untuk menghindari atau membatasi asupan makanan yang mengandung purin. Pasalnya, jenis makanan ini bisa meningkatkan risiko penumpukan asam urat dan berujung pada munculnya gejala yang mengganggu. Kendati begitu, hal ini sebenarnya susah-susah gampang untuk dilakukan. Tak dapat dimungkiri, ada banyak jenis makanan di sekitar yang mengandung purin. 

Maka dari itu, penting untuk mengetahui apa saja jenis makanan yang mengandung purin, terutama purin tinggi. Sebab, ada beberapa jenis makanan yang mengandung purin sedang, bahkan rendah hingga bisa diabaikan. Jenis makanan yang sebaiknya dihindari pengidap asam urat adalah makanan dengan purin tinggi, salah satunya hidangan laut alias seafood

Baca juga: Nyeri Kaki Setelah Makan Daging Bisa Jadi Asam Urat

Makanan dengan Purin Tinggi 

Kandungan purin banyak ditemukan pada makanan yang bersumber dari hewan maupun tumbuhan. Saat dipecah dalam organ hati, kandungan purin pada jenis makanan ini bisa menghasilkan asam urat. Setelahnya, asam urat akan disaring oleh ginjal lalu dikeluarkan melalui urine. Namun, terlalu banyak asupan purin bisa menyebabkan naiknya kadar asam urat dan memicu gejala.

Gejala khas dari kondisi ini adalah nyeri yang muncul akibat terbentuknya kristal asam urat pada persendian. Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan pembengkakan serta rasa sakit menusuk pada jari kaki, pergelangan kaki, serta area lutut. Ada beragam jenis makanan yang mengandung purin tinggi, di antaranya: 

1.Alkohol 

Purin tinggi terkandung dalam semua jenis makanan dan minuman yang mengandung alkohol, seperti arak, anggur, bir, tape ketan, dan makanan yang beragi. 

2.Makanan Laut 

Makanan laut alias seafood juga banyak mengandung purin. Pengidap asam urat sebaiknya membatasi konsumsi kerang, kepiting, ikan sarden, makarel, dan lobster. 

3.Daging Unggas 

Daging unggas, seperti bebek dan angsa juga tinggi kandungan purin. Makanan dikatakan tinggi purin jika memiliki kandungan purin sebanyak 100–1000 miligram dalam porsi 100 gram. 

Baca juga: Catat, Ini 11 Makanan yang Mesti Dihindari Pengidap Asam Urat

4.Jeroan 

Gejala asam urat bisa muncul akibat konsumsi jeroan secara berlebihan. Maka dari itu, sebaiknya hindari konsumsi jeroan, seperti otak, lidah, jantung, limfa, dan usus. 

5.Makanan yang Diawetkan 

Purin tinggi juga ada dalam makanan yang diawetkan dalam kaleng, seperti sarden dan kornet. 

6.Buah-buahan 

Ada jenis buah-buahan yang harus dihindari pengidap asam urat, yaitu buah yang bisa berubah menjadi alkohol di dalam usus. Pengidap asam urat sebaiknya hindari konsumsi durian dan alpukat secara berlebihan. 

7.Kaldu Daging 

Kaldu daging mengandung purin tinggi. Batasi asupan purin yang bisa ada dalam kaldu daging, seperti sup kental, soto ayam, atau opor ayam. 

Selain makanan tinggi purin, ada juga jenis makanan yang mengandung purin sedang dan rendah, sehingga bisa diabaikan. Selain membatasi makanan yang tinggi purin, pengidap penyakit asam urat sebaiknya juga rutin melakukan pemeriksaan ke dokter.

Dengan begitu, kamu bisa mengetahui kondisi tubuh dan segera mengenali jika ada gangguan kesehatan lebih lanjut, sehingga pertolongan pertama bisa segera dilakukan. 

Baca juga: Benarkah Kangkung Memicu Kambuhnya Asam Urat?

Atau jika ragu, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter dan membahas seputar gejala asam urat serta makanan yang harus dihindari. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips mencegah asam urat naik dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. High Uric Acid Level. 
MedicineNet. Diakses pada 2020. What Are Foods that Cause Gout to Flare up?
Books Google. Diakses pada 2020. Menu dan Resep untuk Penderita Asam Urat (2008) oleh Rita Ramayulis, DCN, M.Kes dan Ir. Trina Astuti, MPS.