Ini 6 Fakta Mutasi Virus Corona Terbaru dari Inggris
Halodoc, Jakarta - Hingga penghujung akhir 2020, pagebluk COVID-19 masih menyerang penduduk dunia secara bertubi-tubi. Beberapa negara yang awalnya tampak dapat meredam pandemi ini, namun di akhir tahun 2020 kembali kewalahan menghadapi serangan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Contoh yang paling kentara di Inggris. Publik dibuat kaget dengan adanya peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang signifikan di sana pada bulan Desember 2020. Apa sebabnya? Ternyata, menurut hasil analisis genom virus corona, terdapat sekelompok mutasi atau varian baru pada lebih 50 persen kasus COVID-19 di Inggris.
Nah, berikut ini fakta mengenai mutasi virus corona dari Inggris yang perlu diketahui.
Baca juga: Kasusnya Meningkat , Ini 8 Cara Perkuat Sistem Imun Tangkal Virus Corona
1.Kelelahan Sampai Ruam Kulit
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), gejala COVID-19 pada umumnya mencakup:
- Demam (87,9 persen);
- Batuk kering (67,7 persen);
- Kelelahan (38 persen);
- Produksi dahak (33,4 persen);
- Sesak napas (18,6 persen);
- Sakit tenggorokan (13,9 persen);
- Sakit kepala (13,6 persen);
- Hidung tersumbat (4,8 persen).
Selain gejala di atas, ada gejala lainnya seperti anosmia atau hilangnya kemampuan indra penciuman. Lantas, bagaimana dengan gejala mutasi virus corona yang menghantam Inggris? Nah, mutasi virus corona terbaru ini bisa menimbulkan gejala, seperti:
- Kelelahan;
- Hilangnya nafsu makan;
- Sakit kepala;
- Diare;
- Kebingungan;
- Nyeri otot;
- Ruam kulit.
Nah, bagi dirimu atau terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala-gejala di atas, segera lakukan isolasi diri, atau sesegera mungkin untuk melakukan tes. Di samping itu, kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk meminta saran medis terkait kondisi dirimu.
2.Menyebar Lebih Cepat
Mutasi virus corona ini pertama kali terdeteksi pada bulan September. Pada November, sekitar seperempat kasus di London adalah varian baru, dan mencapai hampir dua pertiga kasus pada pertengahan Desember. Menurut Perdana Menteri Boris Johnson, mutasi virus corona ini diduga meningkatkan transmisi antar manusia sampai dengan 70 persen.
Baca juga: Ini 7 Perusahaan Pembuat Vaksin Virus Corona
Angka 70 persen itu muncul dalam presentasi Dr Erik Volz, dari Imperial College London. "Ini benar-benar terlalu dini untuk mengatakan, tapi dari apa yang kita lihat sejauh ini berkembang sangat cepat, itu (mutasi terbaru) tumbuh lebih cepat daripada [varian sebelumnya] yang pernah ada, tetapi penting untuk terus mengawasi kondisi ini," jelas Erik
3.Sudah Ada di Negara Tetangga
Diperkirakan varian mutasi virus corona tersebut muncul pada pasien di Inggris, atau diimpor dari negara dengan kemampuan yang lebih rendah untuk memantau mutasi virus corona. Varian ini ditemukan di seluruh Inggris, kecuali Irlandia Utara, tetapi sangat terkonsentrasi di London, Inggris Tenggara dan Inggris Timur.
Mutasi virus corona dari Inggris ini sudah mencapai negara lain, seperti Denmark, Australia, Belanda. Bagaimana dengan Indonesia? Hingga kini, belum adanya laporan penemuan varian virus di dalam negeri. Namun, virus yang menyebar lebih cepat ini dilaporkan sudah mencapai negara tetangga, yaitu Singapura.
4.17 Mutasi Baru
Analisis awal dari varian mutasi virus corona baru telah diterbitkan, setidaknya terdapat 17 jenis mutasi terbaru. Salah satu jenisnya disebut N501Y yang dikenal sebagai "receptor-binding domain". Selain itu, ada pula jenis lainnya seperti A570D, D614G, P681H, T716I, S982A, dan D1118H.
Baca juga: Ini yang Harus Diperhatikan saat Isolasi di Rumah Terkait Virus Corona
5.Lebih Mematikan?
Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa mutasi virus corona terbaru di Inggris lebih mematikan daripada varian virus sebelumnya. Namun, hingga kini para ahli masih terus memantau dan meneliti varian terbaru virus corona.
Hal yang perlu ditegaskan, mutasi virus corona terbaru ini lebih menular. Artinya, lebih banyak orang terinfeksi dengan lebih cepat, akan menyebabkan lebih banyak orang membutuhkan perawatan rumah sakit. Peningkatan transmisi saja sudah cukup untuk menimbulkan masalah bagi rumah sakit.
Kamu bisa memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit.
6.Ampuhkah Vaksin Melawan Virus Tersebut?
Untungnya, vaksin yang digunakan di Inggris dapat melindungi tubuh dari mutasi virus corona terbaru. Namun, ada pula anggapan vaksin tersebut tidak efektif, setidaknya untuk saat ini.
Vaksin melatih sistem kekebalan untuk menyerang beberapa bagian virus yang berbeda, jadi meskipun bagian dari lonjakan telah bermutasi, vaksin tetap berfungsi. Namun, para pakar kesehatan merasa khawatir bila virus terus bermutasi.
Sebuah presentasi oleh Prof David Robertson, dari Universitas Glasgow menyimpulkan, "Virus mungkin dapat menghasilkan mutan yang lolos dari vaksin."
Itulah penjelasan yang perlu dipahami tentang mutasi virus corona terbaru. Pandemi COVID-19 memang belum berakhir. Jadi, sebisa mungkin tetap berada di rumah saja. Jika harus pergi ke luar, selalu terapkan protokol kesehatan, dengan memakai masker, rutin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.