Ini 6 Dampak KDRT bagi Tumbuh Kembang Anak
“Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan pada anak bisa berdampak pada fisik maupun psikis anak, dan mengganggu tumbuh kembangnya. Dampak KDRT bisa berkelanjutan hingga ia dewasa, seperti gangguan pertumbuhan otak hingga kesulitan bersosialisasi.”

Halodoc, Jakarta – Baru-baru sedang viral di media sosial, tentang video seorang ayah yang terciduk melakukan tindakan KDRT pada anak kandungnya. Kekerasan yang terekam dalam video tersebut merupakan jenis kekerasan fisik dan perkataan kasar dari ayah ke anak laki-lakinya.
Tentu saja tindakan tersebut sangat dikecam. Terutama jika mengingat dampak KDRT pada pertumbuhan anak. Dampak KDRT pada anak bisa jangka panjang, bahkan mempengaruhi sikap dan karakter anak di kemudian hari. Lantas, apa saja dampak KDRT bagi tumbuh kembang anak?
Terganggunya Tumbuh Kembang
KDRT dapat berdampak buruk pada pertumbuhan anak, baik secara fisik maupun psikis. Bahkan, bisa mengakibatkan komplikasi seumur hidup terhadap kesehatan mental dan fisik anak. Berikut ini beberapa dampak KDRT pada anak yang perlu diwaspadai:
1. Kesehatan fisik
Kekerasan fisik pada anak dapat mengakibatkan luka ringan seperti memar atau lecet. Jika kekerasan cukup parah maka bisa mengakibatkan luka robek bagian dalam, patah tulang, pendarahan internal, atau lebih parahnya lagi menyebabkan kematian. Apabila cedera parah terjadi, tentu akan menghambat pertumbuhan anak.
2. Kesehatan mental
Dampak KDRT pada anak berikutnya yaitu pada kesehatan mental. Ini juga salah satu dampak yang bisa bertahan hingga anak dewasa, sehingga berisiko mengganggu tumbuh kembangnya. KDRT pada anak bisa mengakibatkan gangguan kesehatan mental seperti post-traumatic stress disorder (PTSD), attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), kecemasan, depresi, dan gangguan suasana hati lainnya.
3. Memiliki trauma masa kecil
Trauma KDRT pada anak dapat mengakibatkan ia mengalami masalah kepercayaan, gangguan perilaku, komunikasi, dan hubungan. Anak nantinya mungkin tumbuh dengan sikap agresif, kasar, dan rentan terhadap penyalahgunaan zat-zat terlarang. Lebih parahnya lagi, anak memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri.
Dampak lainnya juga terus berlanjut, misalnya anak mengalami kesulitan belajar atau mengerjakan tugas. Mereka mungkin juga memiliki kecemasan dan ketakutan terus-menerus.
4. Gangguan perkembangan otak
Dampak KDRT juga bisa menyebabkan perkembangan otak anak terganggu. Gangguan perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak menyebabkan ia kesulitan berbicara dan berbahasa dengan baik. Ia mungkin juga mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan keterampilan dasar.
5. Kesulitan bersosialisasi
Anak-anak yang mengalami KDRT biasanya memiliki ketakutan dan masalah kepercayaan pada orang lain. Sebab, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan menjaga hubungan. Mungkin karena selalu merasa tidak aman, cemas, memiliki sikap agresif, dan menarik diri.
6. Masalah perilaku
Kekerasan yang dilakukan orang tua pada anak juga dapat menyebabkan masalah perilaku selama masa kanak-kanak hingga ia dewasa. Anak mungkin memiliki emosi yang meledak-ledak, perubahan suasana hati, perubahan perilaku, selalu merasa sedih, hiperaktif, bahkan merasa rendah diri. Beberapa perilaku ini dapat mengganggu tumbuh kembang anak karena bisa berlanjut hingga ia dewasa.
Dari penjelasan tentang dampak KDRT pada anak di atas, dapat dilihat bahwa antara satu dampak dengan dampak lainnya saling berkaitan, bahkan berkelanjutan. Perlu diketahui, anak yang mengalami KDRT sangat membutuhkan bantuan dan penanganan yang tepat.
Maka itu, jika melihat atau mengalami KDRT, sebaiknya segera laporkan pelaku pada pihak yang berwenang. Selain itu, jangan ragu untuk mencari bantuan psikolog atau psikiater. Sebagai bentuk pencegahan, Begini Cara Menghadapi Kekerasan dalam Rumah Tangga.
Kamu juga bisa melakukan pemeriksaan kondisimu melalui psikolog atau psikiater yang dibutuhkan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
