Ini 5 Mitos Disfungsi Ereksi yang Perlu Diketahui

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   19 Juli 2024

“Disfungsi ereksi merupakan kondisi ketika seorang pria sulit untuk mempertahankan ereksinya. Nah, ada berbagai beberapa mitos terkait disfungsi ereksi yang menyesatkan, sehingga membuat para pria abai terhadap masalah ini.”

Ini 5 Mitos Disfungsi Ereksi yang Perlu DiketahuiIni 5 Mitos Disfungsi Ereksi yang Perlu Diketahui

DAFTAR ISI

Mitos Disfungsi Ereksi yang Perlu Kamu Ketahui


Halodoc, Jakarta –  Disfungsi ereksi terjadi ketika pria tidak bisa mendapatkan ereksi, atau tidak dapat mempertahankannya cukup lama untuk melakukan hubungan seksual. Kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor psikologis seperti depresi serta faktor fisik seperti penyakit jantung.

Bagi sebagian orang kondisi ini dapat menyebabkan stres, mengurangi rasa percaya diri, dan mempengaruhi hubungan mereka. Selain itu, disfungsi ereksi juga dapat menjadi tanda adanya kondisi kesehatan serius lainnya yang perlu ditangani.

Sayangnya, masih banyak misinformasi dan mitos seputar kondisi ini. Simak pembahasannya di bawah ini supaya kamu tidak keliru memahami kondisi disfungsi ereksi!

Mitos Disfungsi Ereksi yang Perlu Kamu Ketahui

Ada  beberapa mitos yang sering dipercaya terkait disfungsi ereksi pada pria. Padahal, mitos-mitos tersebut tidak terbukti secara ilmiah, bahkan mengaburkan fakta yang sebenarnya. Nah, berikut di antaranya:

1. Disfungsi ereksi hanya menyerang lansia

Menurunnya fungsi ereksi seiring bertambahnya usia merupakan hal yang wajar. Disfungsi ereksi sendiri memang lebih umum terjadi pada pria lansia di atas 70 tahun. Sekitar setengah pria berusia 40 sampai 70 tahun pun mengalami masalah ini.

Namun, hal tersebut bukan berarti penyakit ini hanya menyerang lansia dan pria muda tidak dapat mengalaminya. Nyatanya, pria berusia muda juga rentan mengalami masalah ini. Bahkan, satu dari empat pasien ED berusia di bawah 40 tahun, termasuk 15% pria berusia 20-an.

Apabila kamu mengalami masalah disfungsi ereksi, kamu bisa membaca artikel berikut ini untuk mengetahui rekomendasi obatnya:

2. Hanya terjadi karena isu psikologis

Dulu, disfungsi ereksi dianggap terjadi akibat faktor psikologis seperti depresi, stres, kecemasan, atau kelelahan. Meskipun faktor psikologis juga berpengaruh, tetapi hal ini bukan satu-satunya faktor penyebab disfungsi ereksi.

Kondisi fisik juga dapat menjadi penyebab yang berkontribusi terhadap masalah ereksi. Sering kali, kondisi disfungsi ereksi bisa menandakan adanya penyakit yang lebih serius.

Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi. Contohnya diabetes, kerusakan saraf, penyakit jantung, serta penyakit kronis pada paru-paru, hati, atau ginjal.

3. Menandakan ketidaktertarikan terhadap pasangan

Memang benar bahwa tidak merasa terangsang secara seksual terhadap pasangan dapat menimbulkan kesulitan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi. 

Namun, kemungkinan besar ada faktor lain yang berperan lebih dominan. Umumnya, kurangnya daya tarik seksual bukanlah penyebab utama dari disfungsi ereksi.

Jika kamu memiliki hubungan yang baik dengan pasangan, kemungkinan besar ada faktor lain yang menyebabkan masalah ini. Misalnya, stres, kecemasan, kelelahan, efek samping obat-obatan tertentu, atau kondisi kesehatan lainnya.

Kamu dapat mengetahui lebih lanjut terkait penyebab kondisi ini dengan membaca artikel berikut: “Wajib Tahu, Ini 5 Penyebab Disfungsi Ereksi pada Pria”.

4. Kesulitan berhubungan seksual sesekali menandakan disfungsi ereksi

Ada anggapan keliru bahwa seorang pria selalu harus dapat berhubungan seks

Faktanya, kesulitan dalam mempertahankan ereksi sesekali adalah hal yang normal. Berbagai faktor seperti penyakit, kelelahan, kecemasan, stres, dan masalah lainnya dapat mempengaruhi kemampuan dan hasrat seksual.

Tidak jarang bagi pria mengalami kesulitan mempertahankan ereksi sesekali, dan hal ini umum terjadi. Kesulitan ereksi sesekali tidak selalu menunjukkan adanya masalah disfungsi ereksi serius ataupun impotensi.

Namun, jika masalah ini terus berlanjut dan mengganggu, kamu perlu segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan.

5. Bisa sembuh hanya dengan suplemen

Perubahan hormonal, seperti kadar testosteron rendah, memang dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Namun, ada anggapan keliru bahwa suplemen testosteron saja cukup untuk menyembuhkan masalah ini.

Nyatanya, suplemen testosteron hanya efektif bagi mereka yang menderita kadar testosteron rendah. Namun, konsumsi suplemen tidak akan efektif jika penyebab disfungsi ereksi bukan berasal dari masalah hormon semata.

Selain itu, suplemen saja juga tidak menjamin mengembalikan kadar hormon ke dalam kisaran normal dan belum tentu cukup untuk mengatasi ED sepenuhnya. Banyak pria yang mengonsumsi suplemen testosteron tetap memerlukan perawatan tambahan.

Kamu dapat membaca lebih lanjut terkait hormon testosteron melalui artikel ini: “Harus Tahu, Ini Manfaat Hormon Testosteron dan Cara Meningkatkannya”.

Nah, itu dia sejumlah mitos dan pandangan keliru terkait penyakit disfungsi ereksi.

Apabila kamu mengalami masalah disfungsi ereksi, segera konsultasikan dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan obat-obatan dari Toko Kesehatan Halodoc. Tidak perlu khawatir, produk terjamin aman dan privasimu akan terjaga.

Referensi:
Urology Associates Medical Group. Diakses 2024. Myths and Facts About Erectile Dysfunction.
Mayo Clinic Health System. Diakses 2024. 8 common erectile dysfunction myths.
Web MD. Diakses 2024. Myths and Facts About Erectile Dysfunction.
Mayo Clinic. Diakses 2024. Erectile Dysfunction.
NHS. Diakses 2024. Erectile dysfunction (impotence)