Ini 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menjalani Anestesi
“Anestesi berfungsi untuk memberikan efek kebas atau mati rasa sebelum tindakan pengobatan. Sebelumnya, ada hal yang perlu diketahui seperti riwayat kesehatan diri.”
Halodoc, Jakarta – Anestesi merupakan nama obat sekaligus prosedur medis yang memberikan efek mati rasa atau sensasi kebas. Obat yang dipakai bekerja dengan memblokir sinyal dari rasa sakit.
Cara kerjanya berbeda, tergantung pada jenisnya. Ada yang dipakai untuk memberikan efek kebas pada bagian tubuh tertentu, otak, atau untuk menginduksi tidur sebelum proses pembedahan.
Namun, ada hal yang perlu diperhatikan sebelum prosedur. Beberapa di antaranya, mengetahui riwayat kesehatan diri, berhenti makan dan minum, stop obat maupun suplemen herbal, serta memahami efek sampingnya.
Perhatikan Ini Sebelum Menjalani Anestesi
Ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui sebelum menjalani prosedur anestesi, antara lain:
1. Riwayat kesehatan diri
Memberitahu riwayat kesehatan diri pada dokter terkait dapat meminimalisir efek samping pasca prosedur. Beberapa kondisi terkait, antara lain:
- Memiliki alergi.
- Mempunyai tekanan darah tinggi, masalah jantung, diabetes, penyakit hati atau ginjal, sleep apnea, dan penyakit tiroid.
- Memiliki asma, PPOK, bronkitis, atau masalah pernapasan lainnya.
- Merokok atau sering mengonsumsi alkohol.
- Mengonsumsi obat golongan NSAID, obat steroid, insulin, atau hipoglikemik oral.
- Memiliki mati rasa atau kelemahan di lengan atau kaki.
- Mengalami masalah perdarahan.
- Sedang hamil atau berencana untuk hamil.
- Pernah memiliki reaksi terhadap anestesi.
2. Berhenti makan dan minum
Langkah ini dilakukan sebelum menjalani prosedur anestesi umum. Dokter yang terkait biasanya meminta pasien untuk berhenti makan dan minum. Ini dilakukan dalam waktu 6 sampai 8 jam sebelum prosedur.
Setelah prosedur, pasien juga tidak disarankan untuk langsung makan dan minum. Sebab, obat memberikan efek mengantuk dan rileks. termasuk pada otot perut dan tenggorokan. Ini bisa menyebabkan makanan kembali ke tenggorokan atau masuk ke paru-paru.
3. Berhenti mengonsumsi obat
Jika tengah mengonsumsi obat rutin, tanyakan pada dokter terkait perihal penggunaan sebelum menjalani anestesi. Biasanya, dokter akan menyarankan untuk menghentikan penggunaan sesaat.
Langkah ini bertujuan untuk mencegah perdarahan selama operasi. Pasien perlu menghentikan penggunaan obat pengencer darah seperti clopidogrel (Plavix) dan warfarin (Coumadin), serta NSAID seperti aspirin dan ibuprofen.
4. Berhenti mengonsumsi suplemen herbal
Beberapa suplemen herbal bisa bereaksi dengan anestesi, meningkatkan perdarahan, atau memengaruhi tekanan darah selama operasi. Beberapa jenisnya, yakni:
- Bawang putih.
- Jahe.
- Ginkgo.
- Ginseng.
- Kava-kava.
- Akar valerian.
5. Mengetahui efek sampingnya
Terakhir, pasien perlu mengetahui risiko efek samping pasca prosedur. Kondisi ini umum dialami, tapi hanya bersifat minor dan sementara. Efek samping diklasifikasikan sesuai dengan jenis anestesinya.
Efek samping dari anestesi umum meliputi:
- Mual dan muntah.
- Mulut kering.
- Sakit tenggorokan.
- Suara serak.
- Kebingungan.
- Panas dingin.
- Kantuk.
- Nyeri otot.
Efek samping dari anestesi regional meliputi:
- Sakit kepala.
- Sakit punggung ringan.
- Kesulitan buang air kecil.
- Pendarahan di bawah kulit tempat menyuntikkan obat.
- Kerusakan saraf.
Biasanya pasien melakukan rawat inap setelah prosedur. Namun, ini tergantung pada jenis anestesi yang diberikan. Jika bertujuan untuk operasi bedah, mereka disarankan untuk menginap selama beberapa malam di rumah sakit.
Anestesi adalah prosedur yang aman dan diberikan langsung oleh dokter terkait sesuai dengan tujuannya. Jika mengalami efek samping pasca prosedur yang tak kunjung membaik, disarankan untuk segera memeriksakan diri.
Kamu juga bisa mendapatkan obat yang dibutuhkan dengan cara download Halodoc segera dan cek kebutuhan obat di Toko Kesehatan pada aplikasi tersebut. Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan dan informasi rumah sakit lewat Halodoc.