Ini 5 Gangguan Tidur yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Gangguan tidur merupakan kondisi yang dapat memengaruhi kualitas tidur. Kondisi ini disebabkan oleh masalah kesehatan, stres, jadwal yang padat, dan pengaruh luar lainnya. Tergantung pada jenis gangguan tidur, orang mungkin mengalami kesulitan tidur dan mungkin merasa sangat lelah sepanjang hari.
Kurang tidur dapat berdampak negatif pada energi, suasana hati, konsentrasi, dan kesehatan secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, gangguan tidur dapat menjadi gejala dari kondisi kesehatan medis atau mental. Ada banyak jenis gangguan tidur. Beberapa mungkin disebabkan oleh kondisi kesehatan.
Baca Juga : Sama-Sama Gangguan Tidur, Ini Beda Insomnia dan Parasomnia
Insomnia
Insomnia mengacu pada ketidakmampuan untuk tertidur atau untuk tetap tidur. Ini bisa disebabkan oleh jet lag, stres, kecemasan, hormon, atau masalah pencernaan. Kondisi ini mungkin juga merupakan gejala dari kondisi lain. Insomnia dapat menjadi masalah bagi kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan dan berpotensi menyebabkan:
- Depresi.
- Kesulitan untuk berkonsentrasi.
- Lekas marah.
- Pertambahan berat badan.
- Gangguan kerja atau kinerja sekolah.
Insomnia merupakan gangguan tidur yang sangat umum. Gangguan ini paling umum pada orang dewasa dan wanita yang lebih tua.
Sleep Apnea
Sleep apnea ditandai dengan jeda dalam bernafas saat tidur. Ini merupakan kondisi medis serius yang menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Ini juga dapat menyebabkan kamu bangun di malam hari. Ada dua jenis sleep apnea:
- Apnea tidur obstruktif, yaitu ketika aliran udara berhenti karena ruang jalan napas terhambat atau terlalu sempit.
- Apnea tidur pusat, yaitu ketika terjadi masalah dalam hubungan antara otak dan otot-otot yang mengendalikan napas.
Parasomnia
Parasomnia merupakan gangguan tidur yang menyebabkan gerakan atau perilaku abnormal selama tidur. Gejalanya adalah tidur berjalan, mengigau, merintih, mimpi buruk, mengompol, serta rahang mengepal.
- Restless Leg Syndrome (RLS)
Ini terjadi seperti adanya kebutuhan yang luar biasa untuk menggerakkan kaki. Dorongan ini terkadang disertai dengan kesemutan di kaki. Gejala-gejalanya dapat terjadi pada siang hari dan malam hari. RLS sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan tertentu, termasuk attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan penyakit parkinson, tetapi penyebab pastinya tidak selalu diketahui.
Narkolepsi
Narkolepsi ditandai dengan “serangan tidur” yang terjadi saat terjaga. Ini berarti kamu tiba-tiba akan merasa sangat lelah dan tertidur tanpa peringatan. Gangguan ini juga dapat menyebabkan kelumpuhan tidur, yang dapat membuat kamu secara fisik tidak dapat bergerak setelah bangun tidur. Walaupun narkolepsi dapat terjadi dengan sendirinya, narkolepsi juga dikaitkan dengan gangguan neurologis tertentu, seperti multiple sclerosis.
Baca Juga : Kenali 3 Tanda Alami Gangguan Tidur Selain Sulit Tidur Malam
Cara Mendiagnosis Gangguan Tidur
Dokter terlebih dahulu akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengumpulkan informasi tentang gejala dan riwayat medis. Dokter juga akan melakukan berbagai tes, termasuk:
- Polysomnography (PSG): Ini adalah studi tidur laboratorium yang mengevaluasi kadar oksigen, gerakan tubuh, dan gelombang otak untuk menentukan bagaimana sebuah kondisi mengganggu tidur.
- Electroencephalogram (EEG): Ini adalah pemeriksaan yang menilai aktivitas listrik di otak dan mendeteksi potensi masalah yang berkaitan dengan aktivitas tidur. Ini merupakan bagian dari polisomnografi.
- Multiple sleep latency test (MSLT): Studi tidur siang hari ini digunakan bersama dengan PSG pada malam hari untuk membantu mendiagnosis narkolepsi.
Baca Juga : Enggak Hanya Karena Stres, Ini Penyebab Gangguan Tidur Berjalan
Pemeriksaan ini sangat penting dalam menentukan perawatan yang tepat untuk mengatasi gangguan tidur. Untuk mendapatkan pemeriksaannya, bicarakan terlebih dulu pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, segera download aplikasinya di App Store atau Google Play!