Ini 5 Efek Bullying bagi Kesehatan Anak
Halodoc, Jakarta – Bullying alias perundungan adalah hal yang bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami anak-anak dan remaja. Kabar buruknya, bullying pada anak ternyata bisa memberi efek yang negatif bagi kesehatan secara keseluruhan. Apa saja efek bullying bagi kesehatan anak? Cari tahu jawabannya di sini!
Secara umum, bullying diartikan sebagai tindakan menyerang atau kekerasan yang dilakukan pada fisik maupun mental seseorang. Bullying bisa dilakukan oleh satu orang atau lebih. Biasanya, pelaku bullying akan mengintimidasi dan membuat korbannya merasa tidak berdaya. Kasus bullying paling sering ditemukan di lingkungan sekolah dan menimpa anak-anak.
Baca juga: Anak Mengalami Cyber Bullying, Orang Tua Harus Apa?
Dampak Bullying pada Anak
Menjadi korban bullying adalah hal yang tidak menyenangkan, terlebih pada remaja atau anak-anak. Selain membuat anak merasa tidak nyaman dan kesulitan, hal ini ternyata juga akan berdampak pada kondisi kesehatan Si Kecil. Korban bullying rentan mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental, seperti:
- Mengalami masalah mental. Bullying pada anak bisa memicu perasaan rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Kondisi ini juga menyebabkan Si Kecil memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri.
- Memicu masalah kesehatan, sebab dampak bullying bisa membuat anak atau remaja berisiko merusak atau menyakiti diri sendiri, misalnya dengan mengonsumsi makanan tidak sehat atau hal lain yang bisa berdampak pada kesehatan tubuh.
- Merasa takut dan malas untuk berangkat ke sekolah. Anak yang mengalami bullying juga lebih mungkin berbohong untuk menutupi perilaku yang diterimanya.
- Mengalami penurunan prestasi akademik. Hal ini bisa terjadi akibat Si Kecil tidak memiliki keinginan lagi untuk belajar atau merasa kesulitan untuk fokus dalam menerima pelajaran.
- Berpikiran untuk membalas dendam. Ini adalah dampak bullying yang paling berbahaya. Sebab, anak mungkin berpikiran untuk melakukan kekerasan pada orang lain sebagai upaya balas dendam atas perundungan yang dialami.
Baca juga: Ini Alasan Anak Jadi Pelaku Bullying
Bullying pada anak adalah kondisi yang tidak boleh disepelekan begitu saja. Selain memicu masalah pada kesehatan secara menyeluruh, hal ini juga bisa memengaruhi kualitas hidup anak dalam jangka panjang. Bukan tidak mungkin anak yang menjadi korban bullying akan memiliki rasa percaya diri yang rendah serta pesimis memandang kehidupan.
Kalau sudah begitu, anak mungkin tidak lagi memiliki gairah untuk menjalani hidup dan berujung pada semakin tinggi risiko menyakiti diri sendiri. Maka dari itu, ayah dan ibu harus lebih memperhatikan jika anak mengalami perubahan tingkah laku. Sebab, hal itu bisa menjadi salah satu tanda Si Kecil mengalami perundungan.
Waspadai jika anak mengalami perubahan seperti malas sekolah, mengalami penurunan prestasi, sering melamun, tidak bersemangat, serta mengalami penurunan nafsu makan. Selain itu, bullying pada anak juga bisa ditandai dengan Si Kecil menghindar saat diajak berbicara, mendadak kehilangan teman, tidak mau menjalin pertemanan dengan siapapun, mengalami gangguan tidur, terlihat stres, ada luka atau perubahan pada tubuh, hingga kabur dari rumah.
Baca juga: Pentingnya Tanam Empati pada Anak untuk Cegah Bullying
Semua itu bisa menjadi tanda awal untuk orangtua waspada. Jika anak memiliki indikasi menjadi korban bullying, minta untuk bercerita dan cari tahu apa penyebabnya. Namun ingat, jangan memaksakan Si Kecil bercerita apalagi ikut menyalahkannya. Jika butuh bantuan dari ahli untuk mengatasi bullying pada anak, ibu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan psikolog atau psikiater. Download aplikasinya di sini!