Ini 5 Ciri-Ciri Burnout dan Cara Sederhana Mengatasinya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Februari 2025

“Selalu merasa kelelahan, merasa tidak berguna, dan depresi merupakan beberapa ciri-ciri burnout. Kondisi tersebut dapat diatasi dengan mencari dukungan pada orang tepercaya atau melakukan kegiatan yang menyenangkan.”

Ini 5 Ciri-Ciri Burnout dan Cara Sederhana MengatasinyaIni 5 Ciri-Ciri Burnout dan Cara Sederhana Mengatasinya

Halodoc, Jakarta – Kondisi burnout terkadang sulit untuk dijelaskan, karena bukan kondisi medis. Menurut kamus psikologi American Psychological Association (APA), burnout didefinisikan sebagai kelelahan fisik, emosional atau mental, disertai dengan penurunan motivasi, penurunan kinerja dan sikap negatif pada diri sendiri dan orang lain.

Kamu mungkin tidak menyadari bahwa sedang burnout. Namun, jika kamu merasa lelah dan lambat, bahkan pekerjaan sederhana pun terasa berat untuk diselesaikan,apalagi jika disertai stres sehingga cepat marah dan frustasi, maka kemungkinan besar kamu sedang mengalami burnout. 

Ciri-ciri Burnout yang Perlu Dikenali

Ciri-ciri burnout pada setiap orang bisa berbeda. Pada dasarnya tekanan yang disebabkan burnout dapat memengaruhi kesehatan mental, fisik, dan emosional. Nah, berikut beberapa ciri-ciri burnout yang perlu diwaspadai.

1. Selalu merasa kelelahan

Jika kamu merasa lelah sehingga tidak bisa menggerakkan otot, bahkan tidak berdaya untuk bangun dari tempat tidur, kemungkinan itu ada ciri-ciri burnout. Burnout merupakan jenis stres terkait pekerjaan yang ditandai perasaan lelah, baik secara emosional maupun fisik.

2. Merasa tidak berguna

Ciri-ciri burnout yang kedua adalah munculnya rasa tidak berguna atau tidak kompeten. Hal ini mengarah pada kurangnya pencapaian dan produktivitas. Ada kalanya tanda-tanda burnout muncul sekaligus.

3. Depresi

Jika kamu merasa tidak berguna, tidak heran jika kamu mengalami depresi. Penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama burnout adalah pekerjaan. Sedangkan depresi bisa menjadi kondisi seumur hidup jika tidak ditangani dengan benar, termasuk depresi yang dapat disebabkan oleh pekerjaan. Bisa dibilang depresi dan pekerjaan saling berhubungan. Studi menunjukkan bahwa jika kamu rentan terhadap depresi, maka akan lebih rentan lagi mengalami burnout.

4. Membenci pekerjaan

Studi menunjukkan bahwa ketidakpuasan pada pekerjaan adalah salah satu dari beberapa efek samping dari burnout. Ciri-ciri burnout ini sering kali muncul disertai dengan penyakit fisik.

5. Sakit kepala

Herbert Freudenberger, psikolog asal Amerika Serikat yang mencetuskan konsep burnout pada tahun 1974, menyebutkan sering sakit kepala merupakan ciri-ciri fisik dari burnout. Selanjutnya sakit kepala dapat berdampak pada masalah tidur.

Fase-Fase Burnout yang Perlu Kamu Ketahui

Burnout tidak datang secara tiba-tiba. Kondisi ini berkembang melalui beberapa fase, dan penting bagi kamu untuk mengenali setiap fasenya agar bisa mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Berikut adalah fase-fase burnout yang perlu kamu ketahui:

  • Fase 1: Antusiasme Tinggi. Pada fase ini, kamu sangat bersemangat dengan pekerjaan atau peranmu. Kamu merasa termotivasi dan penuh energi untuk mencapai tujuanmu.
  • Fase 2: Stres Ringan. Seiring berjalannya waktu, kamu mulai merasakan stres ringan. Beban kerja mungkin meningkat, atau kamu menghadapi tantangan yang lebih besar. Namun, kamu masih bisa mengatasinya dengan baik.
  • Fase 3: Stres Kronis. Jika stres ringan tidak ditangani, maka akan berkembang menjadi stres kronis. Kamu mulai merasa kelelahan, mudah tersinggung, dan sulit berkonsentrasi.
  • Fase 4: Burnout. Pada fase ini, kamu merasa benar-benar kelelahan secara fisik dan mental. Kamu kehilangan motivasi, merasa putus asa, dan mungkin mengalami gejala fisik seperti sakit kepala atau gangguan tidur.

Mengenali fase-fase burnout ini sangat penting agar kamu bisa mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika kamu merasa mengalami gejala burnout.

Cara Sederhana Mengatasi Burnout

Untuk mengatasi burnout, kamu bisa melakukan beberapa cara sederhana berikut ini:

  • Evaluasi pilihan. Diskusikan masalah pada orang yang dipercaya. Jika itu pekerjaan di kantor, maka kamu bisa berdiskusi dengan atasan. Mungkin kamu dapat bekerja sama dengan atasan untuk mengubah ekspektasi atau mencapai kompromi dan solusi. Coba juga untuk menetapkan tujuan apa yang harus dilakukan dan apa yang bisa menunggu.
  • Cari dukungan. Kamu bisa berbicara dengan teman, rekan kerja, atau orang yang dicintai. Dukungan dan kolaborasi dapat membantumu mengatasinya. 
  • Lakukan aktivitas yang menenangkan. Eksplorasi kegiatan yang dapat membantumu mengatasi stres. Contohnya yoga, meditasi, atau tai chi.
  • Olahraga secara rutin. Aktivitas fisik dapat membantu mengatasi stres dengan baik. Kegiatan ini juga dapat mengalihkan pikiran dari sesuatu yang membuatmu burnout.
  • Tidur yang cukup. Tidur dapat memulihkan kesehatan dan membantu meningkatkan kesehatan. 
  • Fokus. Ini adalah tindakan yang memusatkan perhatian pada aliran napas sehingga kamu menjadi sangat sadar akan apa yang kamu rasakan setiap saat. 

Hal yang perlu diingat, tetaplah untuk berpikiran terbuka saat mempertimbangkan pilihan. Jangan biarkan pekerjaan yang menuntut merusak kesehatanmu. Apalagi kesehatan jadi terganggu akibat terpengaruh oleh sesuatu yang tidak menguntungkan. 

Itulah ciri-ciri burnout dan cara mengatasinya. Jika burnout berlangsung lebih parah, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan psikolog untuk mengatasinya. Kamu bisa membuat janji medis dengan psikolog pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Banner download aplikasi Halodoc
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. What Is Burnout?
WebMD. Diakses pada 2022. Signs You’re Burned Out
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Job burnout: How to spot it and take action