Ini 4 Perubahan Psikologis Remaja Laki-Laki saat Pubertas

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   16 Desember 2022

“Pada aspek psikologis, ada beberapa perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki selama pubertas. Salah satu perubahan yang umum terjadi adalah perubahan emosi dan cara berpikir.”

Ini 4 Perubahan Psikologis Remaja Laki-Laki saat PubertasIni 4 Perubahan Psikologis Remaja Laki-Laki saat Pubertas

Halodoc, Jakarta – Pubertas merupakan bagian dari pertumbuhan anak sebagai transisi alami manusia saat tubuh remaja mulai berubah menjadi dewasa. Artinya, saat memasuki masa pubertas, tubuh sudah mampu melakukan reproduksi seksual. Pada laki-laki, biasanya pubertas dimulai sekitar usia 12 tahun. Namun, ada juga anak laki-laki yang mengalaminya sejak usianya masih sembilan tahun. 

Nah, selama masa pubertas terjadi, zat kimia dan hormon tubuh akan dilepaskan, sehingga menimbulkan berbagai perubahan fisik pada remaja laki-laki. Meski begitu, pubertas tak hanya berdampak pada aspek fisik semata, karena aspek psikologis remaja juga akan terpengaruh.

Lantas, kira-kira apa perubahan psikologis remaja laki-laki saat pubertas? Simak infonya di sini!

Perubahan Psikologis Remaja Laki-Laki saat Pubertas

Sejumlah perubahan dalam pubertas dapat membingungkan atau menakutkan bagi remaja laki-laki. Nah, pada psikologis, berikut adalah beberapa perubahan yang terjadi selama anak pubertas: 

1. Perubahan emosi dan cara berpikir 

Perubahan psikologis pertama yang dapat terjadi pada remaja laki-laki ketika pubertas adalah berubahnya emosi dan cara berpikir. Nah, anak laki-laki cenderung mengalami serangkaian emosi, sehingga terkadang mereka akan mudah merasa kesal, sedih, atau tertekan. Mereka mungkin merasakan gejolak emosi terkait gairah seksual yang mulai meningkat. 

Di samping itu, remaja laki-laki juga akan mengalami perubahan cara berpikir selama pubertas. Hal ini membuat remaja lebih tertarik untuk mengikuti komunitas atau organisasi tertentu sebagai proses pencarian jati diri. 

2. Perubahan dalam hubungan

Dinamika hubungan akan segera berubah setelah pubertas. Hal ini berkemungkinan besar membuat mereka lebih mandiri dan lebih tertarik untuk mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan teman atau wanita yang mereka taksir. 

Selain itu, remaja laki-laki yang mengalami pubertas juga mungkin akan merasa malu terlihat bersama orang tua di depan umum. Khususnya jika mendapatkan perlakuan kasih sayang seperti dipeluk atau dicium oleh orang tuanya. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami dan berusaha memberikan pengertian dan aturan yang fleksibel kepada anak selama pubertas. 

Sebab, anak remaja cenderung ingin mencoba banyak hal baru. Jika orang tua hanya melarang tanpa memberikan pengertian, mereka dapat menjadi pemberontak, dan menolak apa yang dikatakan atau diminta orang tuanya. 

3. Merasa lebih sensitif

Perubahan psikologis selanjutnya dari pubertas remaja laki-laki adalah menjadi lebih sensitif, khususnya terhadap hal tertentu. Sebagai contoh, jerawat kecil di wajah mungkin dapat menjadi momok menakutkan. Hal ini dapat membuat seorang remaja menjadi lebih sensitif karena merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri dengan penampilannya sendiri. 

Namun, meningkatkan sensitivitas emosional remaja selama pubertas ini perlu didampingi oleh orang tua. Sebab, hal ini dapat menjadi fase di mana remaja dapat dengan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. 

4. Menjadi labil

Masa remaja dapat dikatakan sebagai masa transisi yang membingungkan bagi banyak orang. Sebab, remaja belum menjadi orang dewasa, dan tidak dapat dibilang sebagai anak-anak. Alhasil, kebanyakan remaja menjadi bingung, terkait bagaimana mereka harus bersikap. 

Di satu sisi mereka merasakan emosi ketakutan, ketidaknyamanan, dan ketidakberdayaan sebagai anak. Namun, di sisi lain, mereka tidak seharusnya berpikiran sebagai anak-anak, karena merasa sudah dewasa. Hal ini membuat remaja terkesan labil dalam bertindak. 

Itulah beberapa perubahan psikologis remaja laki-laki selama pubertas. Beberapa perubahan tersebut terjadi secara alami dan merupakan bagian dari pertumbuhan anak. Agar tidak berdampak negatif, peran orang tua sangatlah penting dalam mengayomi dan mendampingi remaja selama pubertas.

Jika masih memiliki pertanyaan pubertas atau anak mengalami keluhan medis, sebaiknya ibu segera hubungi dokter. Nah, melalui aplikasi halodoc, ibu bisa tanya dokter tepercaya untuk mendapatkan informasi atau saran medis yang dibutuhkan. Tentunya melalui fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga! 

Referensi: 
Family Doctor.org. Diakses pada 2022. Boys and Puberty. 
Mom Junction. Diakses pada 2022. 11 Common Emotional Changes That May Occur During Puberty. 
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Puberty: Adolescent Male.