Ini 4 Jenis Terapi RehabilItasi Medis yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta – Terapi rehabilitasi medis bertujuan untuk membantu individu untuk mendapatkan kembali fungsi tubuh yang hilang karena kondisi medis atau cedera. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan seluruh tim medis, bukan hanya dokter.
Tingkat terapi rehabilitasi medis bisa berbeda-beda tergantung umur dan gender. Tindakan terapinya juga akan disesuaikan dengan kondisi dan keterbatasan fisik yang dialami. Berikut jenis terapi rehabilitasi medis yang perlu diketahui:
Baca Juga: Fisioterapi Bisa Dilakukan untuk Atasi Masalah Kesehatan Ini
1. Terapi Rehabilitasi Medis untuk Pengidap Stroke
Terapi rehabilitasi medis untuk pengidap stroke sangat berguna untuk memulihkan kemampuan dan kekuatan gerak tubuh. Terapinya berfokus pada aktivitas fisik, seperti latihan keterampilan motorik, pendekatan kognitif, dan pendekatan emosional.
Pengidap stroke yang telah menjalankan terapi diharapkan agar kondisi medisnya normal kembali dan mengurangi risiko komplikasi stroke yang bisa timbul dikemudian hari. Yang paling utama, pengidap diharapkan dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
2. Terapi Rehabilitasi Medis untuk Pengidap Jantung
Terapi rehabilitasi medis untuk pengidap jantung biasa disebut dengan rehabilitasi kardiak. Terapi ini bertujuan meningkatkan kesehatan kardiovaskular bagi individu yang memiliki riwayat serangan jantung, gagal jantung, mendapatkan prosedur angioplasti, maupun operasi jantung.
Tim medis perlu memeriksa riwayat medis, melakukan pemeriksaan fisik, serta menilai fungsi jantung sebelum seseorang menjalani terapi ini. Selama prosedur terapi jantung, panduan terapi akan terbagi atas tiga sesi, yakni pelatihan dan konseling olah fisik, pemberian pemahaman mengelola jantung sehat, dan konseling untuk mengurangi stres yang dapat memengaruhi kondisi jantung. Lamanya waktu terapi tergantung pada kondisi pengidap.
3. Terapi Rehabilitasi Medis untuk Pengidap Paru Obstruktif Kronik
Paru obstruktif kronik (PPOK) membuat pengidapnya kesulitan bernapas. Ini karena, PPOK merupakan gabungan dari emfisema dan bronkitis kronis. Terapi untuk pengidap PPOK berfokus untuk mengurangi gejalanya, sehingga pengidapnya bisa melakukan aktivitas secara normal.
Terapi yang dilakukan bisa berupa bersepeda, senam, dan kegiatan yang menguatkan otot. Pengidap PPOK juga akan dilatih bernapas dengan baik dan berhenti merokok. Untuk hasil terapi yang lebih efektif, pengidap juga perlu menerapkan pola makan sehat agar berat badannya tetap terkendali.
Baca Juga: Alasan Fisioterapi Bisa Atasi Masalah Saraf Kejepit
4. Terapi Rehabilitasi Medis untuk Pengidap Hernia Nucleus Pulposus
Hernia nucleus pulposus (HNP) lebih dikenal dengan penyakit saraf kejepit. Ini karena, HNP timbul akibat cakram antara tulang-tulang belakang menjepit saraf di belakangnya. Terapi akan dilakukan apabila kondisi pengidapnya tidak membaik meski telah diberi obat. Terapi berfokus untuk membantu meringankan nyeri punggung dan membantu memperbaiki posisi tulang belakang.
Terapi rehabilitasi medis dapat berupa terapi penglihatan, terapi bicara maupun terapi okupasi. Jenis terapinya bisa disesuaikan tergantung kebutuhan individu masing-masing. Hasil akhir dari terapi rehabilitasi medis tergantung pada tingkat keparahan kondisi, intensitas terapi, dan kemampuan tim medis yang menanganinya. Selain itu, motivasi dan semangat pengidap dalam menjalani terapi juga bisa menentukan keberhasilan terapi yang dijalaninya.
Baca Juga: Jangan Asal Pijat, Keseleo Butuh FisioterapiKalau kamu pertanyaan lain seputar terapi rehabilitasi medis atau kondisi kesehatan lainnya, diskusi saja dengan dokter Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!