Ini 4 Efek Samping Konsumsi Makanan Mengandung Boraks
“Boraks merupakan bahan kimia yang sering disalahgunakan untuk menjadi pengawet makanan. Mengonsumsi makanan dengan bahan kimia tersebut bisa menyebabkan berbagai efek samping buruk, mulai dari masalah pencernaan hingga kematian.”
Halodoc, Jakarta – Ketika menentukan makanan apa yang ingin dikonsumsi, banyak orang lebih memikirkan rasa makanan daripada memperhatikan kandungan bahan kimia berbahaya yang mungkin terdapat di dalamnya. Contoh bahan kimia berbahaya yang disalahgunakan dalam makanan adalah natrium tetraborat atau boraks.
Boraks merupakan bahan kimia yang digunakan untuk bahan pembersih dan campuran pembuatan gelas. Namun, bahan kimia tersebut sudah disalahgunakan sebagai bahan pengenyal pada beberapa makanan, seperti bakso, mie, kerupuk dan pempek.
Menurut data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2017, terdapat 3,16% dari total sampel yang diuji mengandung boraks. Sampling dilakukan pada produk makanan buka puasa. Sedangkan pada tahun 2018, BPOM melakukan uji sampel makanan, diperoleh hasil bahwa sampel tersebut mengandung boraks sebesar 5%.
Bila dikonsumsi, boraks bisa menimbulkan banyak efek samping serius bagi kesehatan tubuh.
Apa Itu Boraks?
Boraks adalah zat putih bertekstur seperti tepung atau bedak yang larut dalam air. Zat ini terdiri dari kombinasi boron, natrium dan oksigen. Boraks terkenal sebagai bahan pembersih, tapi bahan kimia ini juga bisa ditemukan pada banyak produk rumah tangga lainnya, seperti:
- Pasta gigi dan obat kumur khusus.
- Kosmetik, seperti losion, krim kulit, pelembab, tabir surya dan produk perawatan jerawat.
- Cat dan glasir keramik
- Deterjen.
Asam borat terbuat dari senyawa kimia yang sama dengan boraks dan bahkan terlihat sama. Namun, sementara boraks biasanya digunakan untuk membersihkan, asam borat terutama digunakan sebagai pestisida.
Asam borat dan boraks sebenarnya terdapat secara alami di air dan tanah. Boron, senyawa dalam asam borat dan boraks, juga secara alami terdapat dalam makanan. Sumber boron terkaya, meliputi buah-buahan, sayuran berdaun, polong-polongan dan kacang-kacangan.
Anggur, sari apel, dan bir juga mengandung boron yang tinggi. Sementara senyawa tersebut ditemukan dalam jumlah kecil pada produk susu, ikan, daging, dan sebagian besar biji-bijian.
Karena asam borat dan boraks efektif melawan ragi, dan pada tingkat yang jauh lebih rendah, juga bisa melawan jamur dan bakteri, keduanya bisa digunakan untuk mengawetkan produk makanan. Selain itu, kedua bahan tambahan ini juga bisa digunakan untuk meningkatkan kekenyalan dan kerenyahan makanan serta mencegah udang menjadi gelap.
Namun, baik boraks maupun asam borat bisa berbahaya bagi tubuh bila dikonsumsi terutama pada anak-anak.
Efek Samping Konsumsi Boraks
Banyak orang secara otomatis menganggap boraks aman karena merupakan zat alami. Faktanya, Food and Drug Administration Amerika Serikat (FDA) sudah melarang boraks sebagai bahan tambahan makanan, karena bahan tersebut tidak aman untuk dicerna. Bila dikonsumsi, boraks bisa menyebabkan mual, muntah dan diare.
Sedangkan mengonsumsi makanan yang mengandung boraks yang tinggi bisa menyebabkan beberapa efek samping buruk berikut:
1. Masalah pencernaan
Bahan kimia berwarna putih ini bisa menyebabkan masalah pencernaan pada beberapa orang, termasuk anak-anak. Boraks bisa menyebabkan diare dan muntah.
2. Infertilitas
Mengonsumsi makanan tidak sehat yang mengandung boraks juga bisa menyebabkan masalah reproduksi, termasuk pada testis, janin yang sedang berkembang, dan kesuburan.
3. Gagal ginjal
Konsumsi asam borat dalam jumlah besar bisa merusak ginjal dan menyebabkan gagal ginjal.
4. Kematian
Boraks dalam jumlah tinggi juga bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian.
Mengingat ada sejumlah efek samping bahan ini berbahaya bagi kesehatan, kamu dianjurkan untuk berhati-hati ketika membeli makanan. Beberapa ciri makanan yang mengandung boraks, yaitu umumnya teksturnya sangat kenyal, tidak mudah hancur, atau sangat renyah.
Contoh, bakso yang mengandung bahan kimia tersebut biasanya memiliki tekstur kenyal dengan warna cenderung agak putih dan sangat gurih, sementara kerupuk memiliki tekstur sangat renyah dan rasa getir.
Bila kamu mengalami gejala kesehatan setelah mengonsumsi makanan tertentu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Kamu bisa memeriksakan kesehatanmu dengan buat janji medis di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.