Ini 3 Vaksin Corona yang Disetujui Terbatas

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   18 September 2020
Ini 3 Vaksin Corona yang Disetujui TerbatasIni 3 Vaksin Corona yang Disetujui Terbatas

Halodoc, Jakarta – Pandemi COVID-19 masih berlangsung hingga saat ini. Peningkatan angka penyebaran virus ini bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga berbagai negara masih berusaha untuk menghindar dari kasus pandemi yang menyebabkan dampak buruk pada segala sektor tiap negara. Tidak hanya mewajibkan warganya untuk menerapkan protokol kesehatan, sejumlah negara sedang berlomba untuk menemukan obat yang dapat mengatasi virus ini melalui vaksin.

Baca juga: Ini 7 Perusahaan Pembuat Vaksin Virus Corona

Berbagai vaksin COVID-19 telah dikembangkan oleh beberapa negara. Hingga saat ini beberapa jenis vaksin pun telah memasuki tahap uji klinis. Tidak ada salahnya untuk mengetahui beberapa tahapan dalam uji klinis vaksin COVID-19. Selain itu, kamu bisa mengetahui beberapa jenis vaksin COVID-19 yang sudah memasuki tahap uji klinis tersebut. Simak ulasannya, di sini.

Tahap Uji Klinis Vaksin Corona

Umumnya, penelitian mengenai setiap vaksin yang diciptakan untuk mengatasi suatu penyakit akan berjalan selama 3–4 tahun. Namun, untuk mengatasi wabah corona, membuat para peneliti harus bekerja dengan lebih keras agar dapat menciptakan obat atau vaksin yang dapat mengatasi masa pandemi ini di seluruh negara.

Mulai dari bulan Januari, hingga hari ini para peneliti masih terus menguji keefektifitasan vaksin yang telah diciptakan. Melansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diketahui ada sekitar 172 perusahaan dari berbagai negara yang sedang berusaha untuk menemukan vaksin untuk COVID-19.

Menciptakan vaksin COVID-19 bukanlah perkara mudah. Ada beberapa tahapan yang perlu dijalankan agar vaksin ini dapat digunakan secara optimal dan tidak menimbulkan efek samping bagi pasien. Pengujian praklinis menjadi tahapan pertama dari pengembangan vaksin ini. Kemudian, dilanjutkan fase 1 di mana vaksin akan dicoba pada beberapa orang dalam jumlah kecil untuk memastikan efek samping yang dialami.

Fase 2 dimulai dengan kelompok pasien yang lebih banyak dan terdiri dari beberapa golongan. Mulai dari anak-anak hingga orangtua bisa menjadi pasien pada tahapan uji klinis fase 2. Tidak jarang peneliti melakukan fase gabungan 1/2. Fase gabungan mengartikan bahwa tahap uji fase 1 langsung dilakukan pada jumlah kelompok seperti fase 2.

Fase 3 akan dilakukan pada kelompok yang lebih besar dan uji coba yang dilakukan dapat menentukan apakah vaksin bekerja secara efektif atau tidak. Selanjutnya, pemakaian terbatas biasanya menjadi tanda bahwa vaksin bisa digunakan dalam jumlah kecil. Namun, setelah vaksin melalui fase 3 dalam tahap uji klinis. Setelah dilakukan pemakaian terbatas dan melihat hasil kerja vaksin, biasanya vaksin akan masuk dalam tahap selanjutnya, persetujuan. Setelah ini vaksin bisa digunakan.

Baca juga: Tiba di Indonesia, Kapan Vaksin Corona Bisa Digunakan?

Inilah Vaksin Corona yang Masuk Tahap Pemakaian Terbatas

Jangan khawatir, hingga hari ini beberapa jenis vaksin corona yang diproduksi beberapa perusahaan dari negara yang berbeda telah memasuki tahap pemakaian terbatas. Tidak ada salahnya kenali beberapa jenis vaksin tersebut. Berikut ulasannya.

1.CanSinoBio

Perusahaan China CanSino Biologics mengembangkan vaksin yang ada berdasarkan adenovirus yang dikenal sebagai ad5. Perusahaan ini bekerjasama dengan institute biologi pada akademi ilmu kedokteran di China. Bulan Mei lalu perusahaan ini mengumumkan fase 1 dan bulan Juli telah memasuki fase 2. Hasilnya, vaksin yang mereka kembangkan dapat menghasilkan respon imun yang kuat. Pada 9 Agustus lalu, Kementerian Saudi pun mengumumkan bahwa vaksin ini telah memasuki tahap 3 dan akan memulai uji coba dalam pemakaian terbatas di Pakistan.

2.Sputnik V

Gamaleya Research Institute telah mengembangkan vaksin untuk COVID-19 yang dikenal dengan Gam-Covid-Vac. Vaksin jenis ini dikenal juga sebagai Sputnik V. Jenis ini merupakan dua kombinasi dari adenovirus, ad5 dan ad6. Bulan Agustus lalu, Presiden Rusia telah menyetujui vaksin tersebut untuk diuji coba dalam uji terbatas. Namun, keputusan ini banyak menuai kekhawatiran dari berbagai peneliti karena vaksin tersebut baru memasuki uji klinis fase kedua dan baru masuk fase ketiga pada September 2020. Keputusan ini dinilai terlalu dini.

3.Sinovac

Bulan Juli lalu perusahaan pengembang vaksin Sinovac mengumumkan uji klinis fase gabungan menunjukkan tidak ada efek samping yang cukup parah pada pasien yang menerima vaksin ini. Uji coba fase 3 juga sudah dilakukan pada Juli di Brasil. Bahkan, vaksin ini akan digunakan untuk pemakaian terbatas pada Juli. Di Indonesia sendiri, vaksin ini akan dipasok untuk masyarakat pada Maret 2021.

Baca juga: Kontroversi Sputnik V, Vaksin Corona Asal Rusia

Itulah beberapa jenis vaksin yang sudah dilakukan uji klinis dalam pemakaian terbatas. Namun, sambil menunggu vaksin hingga tahap uji klinis yang sempurna, tidak ada salahnya untuk selalu menjalankan protokol kesehatan agar penyebaran dan penularan COVID-19 dapat menurun.

Jangan ragu untuk gunakan aplikasi Halodoc jika kamu mengalami gangguan kesehatan yang terkait dengan gejala COVID-19, seperti batuk atau sesak napas. Tanyakan langsung pada dokter mengenai kondisi kesehatan agar kamu dapat mengatasi keluhan kesehatan dengan tepat.




Referensi:
New York Times. Diakses pada 2020. Coronavirus Vaccine Tracker.
Reuters. Diakses pada 2020. Sinovac’s Coronavirus Vaccine Candidate Approved for Emergency Use in China.