Ini 3 Infeksi Kulit yang Bisa Terjadi pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   01 September 2020
Ini 3 Infeksi Kulit yang Bisa Terjadi pada Anak Ini 3 Infeksi Kulit yang Bisa Terjadi pada Anak

Halodoc, Jakarta - Masalah kulit pada anak-anak sebenarnya bukan cuma menyoal cacar, ruam popok, kutil, bisul, atau biang keringat saja. Ada berbagai infeksi kulit lainnya yang bisa dialami oleh anak. 

Nah, berikut beberapa infeksi kulit pada anak yang perlu diwaspadai, yaitu: 

1.Impetigo

Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Kondisi ini bisa menimbulkan tanda berupa lepuh, atau bercak luka terbuka pada kulit. Bahkan, kondisi ini bisa menimbulkan kerak berwarna kuning atau cokelat.

Hal yang bikin resah, penyakit ini bisa menular secara langsung antara kulit dengan kulit atau dengan barang perantara. Misalnya, handuk, baju, atau peralatan makanan yang telah terkontaminasi bakteri. 

Baca juga: Awas, Impetigo Mudah Menular pada Bayi dan Anak-Anak

Pada beberapa kasus, infeksi kulit ini terjadi di sekitar hidung dan mulut. Meski bisa terjadi pada semua usia, menurut ahli di National Institutes of Health (NIH) - MedlinePlus impetigo lebih umum terjadi pada anak-anak (balita 2-5 tahun) yang hidup dalam kondisi tidak sehat. 

Berikut ini gejala impetigo menurut NIH dan sumber lainnya:

  • Timbul bercak merah yang menyerupai luka, tidak terasa sakit tapi gatal. 
  • Luka kulit di wajah, bibir, lengan, atau kaki yang menyebar ke area lain.
  • Lepuhan yang gatal, berisi cairan berwarna kuning, dan akan mengeras saat keluar.
  • Ruam yang muncul bisa menyebar ke area lain karena garukan.
  • Timbulnya pembengkakan kelenjar getah bening di dekat infeksi.
  • Bekas ini dapat sembuh tanpa bekas dalam waktu beberapa hari atau minggu. 

Nah, bila Si Kecil mengalami gejala-gejala di atas, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc, kapan saja dan di mana saja.

2.Tinea capitis

Tinea capitis sendiri adalah penyakit gegara infeksi jamur dermatofit pada kulit kepala. Menurut ahli di NIH, tinea capitis adalah kelainan kulit yang sangat menular, dan umumnya banyak dialami anak-anak. Namun, kondisi ini juga bisa dialami oleh orang dewasa, lho. 

Infeksi kulit pada anak ini bisa menyebar atau menular lewat beberapa cara. Bisa dengan kontak kulit langsung dengan pengidapnya, atau dari hewan (hewan ternak, kucing, atau babi) ke manusia. Di samping itu, tinea capitis juga bisa menular melalui benda yang telah tercemar jamur. 

Pada beberapa kasus, tinea capitis ini bisa menyebabkan demam ringan 37,8 hingga 38,3 derajat Celcius, atau pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Mau tahu yang bikin resah lagi? Tinea capitis bisa menyebabkan kerontokan rambut permanen dan bekas luka yang permanen. Tuh, bikin khawatir kan?

Baca juga: Cegah Tinea Capitis dengan Kebiasaan Ini

Ada satu gejala utama tinea capitis yang biasanya muncul, yaitu kulit kepala yang berisik dan pitak. Namun, ada pula gejala lainnya, seperti:

  • Adanya bentuk gangguan kulit yang menyebabkan kulit kepala bersisik (seboroik).
  • Kulit kepala bisa terasa sangat gatal. 
  • Kerontokan rambut yang tidak terlalu terlihat. 
  • Adanya titik hitam, tanda kerontokan rambut dari kulit kepala yang 
  • Timbulnya luka bernanah atau kerion (koreng).

3.Campak

Selain dua hal di atas, campak adalah salah satu infeksi kulit akibat serangan virus yang umumnya menimpa anak-anak. Jangan sekali-kali meremehkan campak pada anak. Pasalnya, anak-anak adalah salah satu kelompok yang rentan terhadap komplikasi campak. 

Mau tahu apa saja komplikasi yang bisa terjadi? Sebut saja bronkitis, radang pada telinga, infeksi otak (ensefalitis), dan infeksi paru-paru (pneumonia).

Virus campak ini ada di dalam percikan cairan yang dikeluarkan ketika pengidapnya bersin atau batuk. Nah, virus ini bisa menulari siapa pun yang menghirup percikan cairan tersebut. 

Baca Juga: Bedanya Campak Biasa dan Campak Jerman

Penularan virus campak bisa terjadi ketika seseorang menyentuh hidung atau mulut, setelah memegang benda yang telah terpercik air liur pengidapnya. Selain itu, virus campak juga bisa bertahan di permukaan benda selama beberapa jam, dan menempel pada benda-benda lain.

Menurut ahli dalam NIH, jika seseorang mengidap campak, 90 persen orang lain yang melakukan kontak dengan pengidapnya akan tertular campak. Namun, tingkat risiko ini bisa diperkecil bila mereka telah divaksinasi. 

Ibu bisa kok memeriksakan anak ke rumah sakit pilihan bila mengalami masalah kulit di atas Sebelumnya, buatlah janji dengan dokter di aplikasi Halodoc agar tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit.

Referensi:
National Institute of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Impetigo. 
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. Impetigo.
National Institute of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Impetigo. Ringworm of The Scalp
Healthline. Diakses pada Desember 2019. Ringworm of the Scalp (Tinea Capitis).
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Measles.
National Health Service UK. Diakses pada 2020. Health A-Z. Measles.