Inhaler Asma Bisa Bantu Pengidap COVID-19 Sembuh Lebih Cepat, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   24 Juni 2021
Inhaler Asma Bisa Bantu Pengidap COVID-19 Sembuh Lebih Cepat, Benarkah?Inhaler Asma Bisa Bantu Pengidap COVID-19 Sembuh Lebih Cepat, Benarkah?

“Inhaler adalah pengobatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi gejala asma. Namun, penelitian baru-baru ini menemukan bahwa obat tersebut juga bisa membantu pasien COVID-19 untuk sembuh lebih cepat. Pasien COVID-19 yang menggunakan budesonide, kortikosteroid untuk asma, mengalami pemulihan tiga hari lebih cepat dibandingkan mereka yang tidak. Penemuan ini memberi harapan dalam mengatasi pandemi“

Halodoc, Jakarta – Inhaler adalah salah satu pengobatan yang umum digunakan oleh pengidap asma. Ternyata bukan hanya bisa membantu meredakan gejala asma, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa steroid yang terkandung dalam inhaler berpotensi untuk mempercepat penyembuhan pengidap COVID-19.

Hal itu dibuktikan oleh Peneliti Inggris, Sir Graham Brady dari Kelompok Pemulihan COVID-19 Anggota Parlemen Konservatif. Menurut Brady, bila rata-rata lama pasien COVID-19 dirawat di rumah sakit adalah delapan hari, pasien bisa menguranginya tiga hari lebih cepat dengan menggunakan inhaler. Kok bisa? Berikut ulasannya.

Baca juga: Butuh Berapa Lama Waktu Penyembuhan Corona

Pengidap COVID-19 yang Menggunakan Inhaler Bisa Sembuh Lebih Cepat

Budesonide inhalasi, kortikosteroid umum yang digunakan untuk mengobati asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), bisa mengurangi waktu pemulihan untuk pasien COVID-19 yang tidak dirawat di rumah sakit hingga tiga hari. 

Menteri Kesehatan Jo Churchill menjelaskan bahwa obat itu sudah diuji coba pada pasien COVID-19 yang belum dirawat di rumah sakit dan yang berusia 65 tahun ke atas. Inhaler asma juga diujicobakan pada pasien yang berusia 50 tahun ke atas dan yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya. 

Namun, Churchill mengungkapkan inhaler tidak direkomendasikan sebagai standar perawatan di Inggris. Ia juga mengatakan bahwa departemen kesehatan akan terus memantau penggunaan pengobatan tersebut.

Peneliti Universitas Oxford juga menemukan bahwa pasien yang menggunakan inhaler budesonide ketika gejala COVID-19 mereka pertama kali muncul, cenderung tidak memerlukan perawatan medis yang mendesak atau rawat inap, dan memiliki waktu pemulihan yang lebih singkat. Obat ini juga mengurangi kemungkinan gejala persisten dan demam.

Uji coba terkontrol secara acak melibatkan 146 orang dewasa dalam waktu tujuh hari sejak timbulnya gejala COVID-19 ringan. Setengah dari peserta menghirup budesonide dua kali sehari selama dua minggu, dan setengah lainnya menerima perawatan biasa yang diberikan berdasarkan usia, jenis kelamin dan penyakit yang ada.

Studi itu menemukan bahwa waktu rata-rata untuk pemulihan orang yang memakai inhaler budesonide adalah sekitar tiga hari lebih pendek daripada mereka yang mengikuti perawatan biasa. Pada kelompok budesonide, hanya satu orang yang membutuhkan perawatan medis darurat, dibandingkan dengan 10 orang pada kelompok yang menerima perawatan standar untuk COVID-19.

Baca juga: Mengenal Remdesivir, Obat Virus Corona yang Akan Dipatenkan

Manfaat Lain Inhaler untuk Pengidap COVID-19

Studi Universitas Oxford lainnya juga menemukan bahwa budesonide yang dihirup membantu orang-orang yang berisiko tinggi untuk mengalami COVID-19 yang parah untuk pulih lebih cepat. Menurut Chloe Bloom, peneliti klinis senior di Institut Jantung dan Paru Nasional Imperial College London, ada kemungkinan biologis yang baik mengapa kortikosteroid bisa bekerja pada COVID-19.

Kortikosteroid seperti deksametason sudah digunakan secara efektif pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dan mengalami sakit yang parah. Menurut Bloom, para peneliti berpikir obat tersebut kemungkinan mengurangi peradangan yang terkait dengan COVID-19 yang parah. Nah, budesonide mungkin bekerja dengan cara yang sama, tapi lebih terlokalisasi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan inhaler steroid pada pengidap asma dan PPOK mengurangi reseptor yang memungkinkan Sars-CoV-2 masuk ke paru-paru, dan penelitian laboratorium sudah menunjukkan bahwa inhaler steroid mungkin dapat mencegah replikasi virus.

Menurut studi Oxford, obat tersebut bisa bekerja untuk orang-orang dari segala usia dan terlepas dari apakah orang tersebut memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya atau tidak.

Bisa Dipertimbangkan untuk Menjadi Alternatif Pengobatan COVID-19

Profesor perawatan primer Universitas Oxford sekaligus kepala penyelidik dalam uji coba, Profesor Chris Butler, mengungkapkan bahwa uji coba platform perawatan berbasis komunitas terbesar di dunia untuk COVID-19 sudah menemukan bukti inhaler yang relatif murah dan tersedia secara luas dengan sangat sedikit efek samping bisa membantu orang yang berisiko lebih tinggi untuk hasil yang lebih buruk dari COVID-19 pulih lebih cepat, tetap lebih baik setelah mereka merasa pulih, dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Oleh karena itu, mereka berharap praktisi medis di seluruh dunia yang merawat orang dengan COVID-19 mungkin dapat mempertimbangkan bukti ini ketika membuat keputusan pengobatan, karena dalam penelitian terbatas telah memberikan bukti yang mendukung.

Baca juga: Ivermectin Dinilai Ampuh Atasi Corona, Ini Faktanya

Itulah penjelasan mengenai inhaler asma untuk mengobati COVID-19. Bila kamu ingin membeli obat-obatan yang kamu perlukan, seperti inhaler, gunakan saja aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu tinggal order saja lewat aplikasi dan pesananmu akan sampai dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Deutsche Welle. Diakses pada 2021. Asthma drug brings hope for COVID-19 treatment.
Pharmaceutical Technology. Diakses pada 2021. Common asthma drug speeds up Covid-19 recovery at home, study finds.
The Scottish Sun. Diakses pada 2021. DEEP BREATHS Asthma inhalers ‘speed up Covid recovery by three days’ – raising hopes for end of lockdown