Infeksi HIV Meningkat di Indonesia, Ketahui Gejala Awalnya

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   25 Agustus 2022

“Di Indonesia, persentase orang yang mengetahui statusnya terkait HIV adalah 70 persen, sedangkan yang menjalani pengobatan baru sekitar 28 persen. Persentase ini dinilai masih sangat minim sehingga tidak optimal untuk bisa mencegah penyebaran HIV dan AIDS.”

Infeksi HIV Meningkat di Indonesia, Ketahui Gejala AwalnyaInfeksi HIV Meningkat di Indonesia, Ketahui Gejala Awalnya

Halodoc, Jakarta –  Kasus HIV/AIDS kembali menjadi sorotan, salah satunya karena terjadi peningkatan infeksi HIV di Kota Bandung. Data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung melaporkan bahwa sebagian besar orang yang terinfeksi adalah kelompok usia produktif. KPA juga menyebutkan kelompok rentan lainnya adalah ibu rumah tangga.

Per tahun 2020, tingkat infeksi HIV mengalami penurunan. Namun, orang yang didiagnosis AIDS meningkat. Bisa jadi tindakan untuk melakukan pengobatan setelah positif HIV tidak dilakukan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala awal infeksi HIV agar bisa mencegah penyebaran HIV. 

Peningkatan Jumlah Orang Terinfeksi HIV/AIDS di Indonesia

Pada Press Briefing World AIDS Day 2021, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa persentase orang yang mengetahui statusnya mengidap HIV adalah 70 persen. Sedangkan yang menjalani pengobatan baru sekitar 28 persen.

Persentase ini dinilai masih sangat minim untuk mencegah penyebaran HIV dan AIDS. Padahal terapi ARV adalah metode pengobatan yang bisa dilakukan pengidap HIV supaya kondisinya tidak menjadi AIDS. 

Sejak 2017, pemerintah Indonesia telah menerapkan program STOP: Suluh, Temukan, Obati, Pertahankan, yang merupakan program pencegahan HIV/AIDS untuk Indonesia bebas HIV/AIDS 2030. Bebas di sini artinya tidak ada lagi infeksi baru, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada lagi stigma untuk orang dengan HIV/AIDS.

Mengetahui gejala awal infeksi HIV adalah langkah penting untuk deteksi dini. Lantas, seperti apa gejala awal orang dengan HIV?

Gejala Awal Infeksi HIV

Kebanyakan orang tidak langsung tahu kapan mereka telah terinfeksi HIV. Akan tetapi, besar kemungkinan mereka akan mengalami gejala 2 hingga 6 minggu setelah mereka terpapar virus. Gejala akan muncul sebagai tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang berusaha melawan virus tersebut.

Gejalanya mirip dengan penyakit virus lainnya, dan sering dibandingkan dengan flu. Biasanya akan berlangsung satu atau dua minggu dan kemudian tidak ada lagi. Tanda-tanda gejala awal infeksi HIV adalah:

  • Sakit kepala.
  • Kelelahan.
  • Otot sakit.
  • Sakit tenggorokan.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Ruam merah yang tidak gatal yang terdapat pada tubuh.
  • Demam.
  • Bisul (luka) di mulut, kerongkongan, anus, atau alat kelamin
  • Sakit kepala dan gejala neurologis lainnya

Gejala seperti ini mungkin muncul setelah kamu melakukan kontak dengan seseorang dengan HIV dalam 2 sampai 6 minggu terakhir. Mungkin juga kamu telag melakukan tindakan berisiko lainnya yang memungkinkan penularan infeksi HIV. Jadi, segera lakukan tes. 

Pentingnya Deteksi Gejala Awal HIV untuk Penanganan Lebih Cepat

Pengujian awal menjadi sangat penting, karena pada tahap ini, tingkat HIV dalam darah dan cairan tubuh sangat tinggi, sehingga membuatnya sangat menular. Kemudian, melakukan pengobatan sesegera mungkin dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan dan meringankan gejala.

Kombinasi obat terapi antiretroviral atau ARV dapat membantu melawan HIV, menjaga sistem kekebalan, dan mencegah kemungkinan orang yang terinfeksi HIV menyebarkan virus. Minum obat ini secara rutin dan mempraktikkan gaya hidup sehat, dapat membantu menekan infeksi HIV, dan tidak membuatnya menjadi parah.

Pada dasarnya semua orang berisiko terinfeksi HIV/AIDS bila melakukan hubungan seks yang tidak aman, menggunakan jarum suntik secara bergantian, dan aktivitas-aktivitas berisiko lainnya yang melibatkan pertukaran darah. 

Sayangnya, ada kelompok yang juga sangat rentan terinfeksi HIV yang sulit terlacak dan kerap terinfeksi secara tidak disengaja. Kelompok tersebut misalnya perempuan korban kekerasan seksual, ibu rumah tangga yang mengalami KDRT, pelaku seks pranikah, perceraian, dan pelaku pekerja seks.

Ingat, sangat penting untuk memahami kondisi dan situasi dari aktivitas apapun yang kamu lakukan. Karena beberapa jenis aktivitas nyatanya memiliki risiko paparan HIV yang lebih tinggi. Dengan mengetahui aktivitas apa saja yang berisiko, maka kamu bisa melakukan pencegahan atau melakukan deteksi dini.

Tentu saja mencegah lebih baik dari pada mengobati. Namun, ketika sudah ada gejala seperti yang disebutkan sebelumnya, penting untuk segera melakukan deteksi dini. Jika hasilnya positif pun, kamu bisa segera melakukan pengobatan supaya infeksi HIV tidak berkembang menjadi AIDS. 

Mau tahu lebih banyak informasi mengenai infeksi HIV dan penanganannya, jangan sungkan untuk menanyakan langsung ke dokter lewat aplikasi Haldooc. Belum punya aplikasinya? Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Detik Health. Diakses pada 2022. Ratusan Mahasiswa Domisili Bandung Terinfeksi HIV-AIDS, Kenali Fase Gejalanya.
Radar Sulteng.id. Diakses pada 2022. STOP : Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan.
Dw.com. Diakses pada 2022. Hobi Siti Nadia Tarmizi di Tengah Kesibukan Melawan Pandemi.
Antara News.com Diakses pada 2022. Kemenkes perkirakan orang dengan HIV di Indonesia capai 543.100 jiwa.
Katadata.co.id. Diakses pada 2022. Kasus HIV Indonesia Turun, Namun AIDS Meningkat.
WebMD. Diakses pada 2022. HIV Symptoms.