Idap Gagal Jantung Kongestif, Apa Bahayanya pada Tubuh?
Halodoc, Jakarta – Gagal jantung kongestif, disebut juga congestive heart failure (CHF), dikenal sebagai pembunuh diam-diam. Kondisi ini ditandai dengan ketidakmampuan jantung dalam memompa darah atau memenuhi suplai darah normal yang dibutuhkan tubuh. Penyebabnya adalah kerusakan otot jantung yang membuatnya tidak berfungsi optimal.
Baca Juga: Disebut Silent Killer, Seberapa Bahaya Gagal Jantung Kongestif?
Perlu diketahui bahwa jantung memiliki empat ruang, terdiri dari serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan bilik kiri. Maka berdasarkan letaknya, kelainan jantung ini dibedakan menjadi tiga tipe, yakni gagal jantung kongestif sebelah kanan, kiri, dan campuran.
Kenali Gejala Gagal Jantung Kongestif
Gejala awal gagal jantung kongestif bisa terlihat dari adanya pembengkakan kaki dan pergelangan tangan, mudah lelah saat beraktivitas, berat badan meningkat secara signifikan, serta sering buang air kecil (terutama pada malam hari). Seiring berkembangnya penyakit, gejala yang muncul semakin nyata dan memburuk. Di antaranya adalah denyut jantung tidak teratur, sesak, edema tungkai, batuk karena paru-paru membengkak, napas berbunyi (mengi), dan sesak napas.
Pada kasus yang parah, gagal jantung kongestif ditandai dengan rasa nyeri pada tubuh bagian atas, kulit pucat dan membiru karena paru-paru kekurangan oksigen, sulit bernapas, hingga hilangnya kesadaran (pingsan).
Bahaya Gagal Jantung Kongestif pada Tubuh
Gagal jantung kongestif yang dibiarkan tanpa penanganan berpotensi timbulkan komplikasi berbahaya, seperti:
-
Kegagalan organ tubuh lain. Terutama ginjal. Komplikasi ini terjadi ketika aliran darah ke ginjal berkurang sehingga bila dibiarkan, berujung pada kerusakan organ ginjal dan sebabkan gagal ginjal. Penumpukan cairan bisa terjadi pada organ hati sehingga menyebabkan gangguan fungsi hati.
-
Gangguan katup jantung. Pasalnya gangguan jantung kongestif berpotensi menyebabkan peningkatan tekanan aliran darah jantung dan pengidapnya rentan mengalami gangguan katup jantung. Pada kasus parah, gagal jantung kongestif menyebabkan pembengkakan jantung sehingga fungsi katup menjadi abnormal.
-
Aritmia, yakni gangguan irama jantung. Komplikasi ini terjadi ketika terdapat gangguan aliran listrik jantung yang berfungsi mengatur irama dan detak jantung. Pengidap gagal jantung kongestif yang mengalami aritmia berisiko tinggi mengidap stroke hingga sumbatan pembuluh darah (tromboemboli).
-
Henti jantung mendadak. Komplikasi paling berbahaya karena berisiko sebabkan kematian. Terjadi ketika kinerja jantung menurun drastis akibat tidak segera mendapatkan penanganan medis. Penyebab henti jantung mendadak adalah kurangnya suplai oksigen ke jantung, gangguan saraf pengatur fungsi jantung, dan perubahan bentuk jantung pada pengidap gagal jantung kongestif.
Baca Juga: Beda Gagal Jantung dan Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Di antaranya adalah menjaga berat badan ideal, konsumsi makanan sehat (terutama buah dan sayuran), batasi konsumsi gula dan garam harian, rutin berolahraga, cukup istirahat, kelola stres dengan baik, berhenti merokok, batasi konsumsi kafein dan alkohol, serta rutin periksa masalah kesehatan ke dokter (terutama bagi pengidap diabetes dan hipertensi).
Baca Juga: Apa Penyebab Terjadinya Gagal Jantung?
Itulah penyebab rusaknya otot jantung permanen akibat gagal jantung kongestif. Kalau kamu punya keluhan pada jantung, jangan ragu berbicara pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!