Ibu, Ketahui Penyebab Gawat Janin Selama Kehamilan
“Gawat janin terjadi ketika janin tidak mendapatkan jumlah oksigen yang cukup selama dalam kandungan. Kondisi ini bisa terjadi akibat beberapa pemicu, seperti preeklamsia, gangguan air ketuban, hingga gangguan plasenta.”
Halodoc, Jakarta – Gawat janin atau fetal distress adalah kondisi dimana janin tidak menerima jumlah oksigen yang cukup selama masa kehamilan dan saat persalinan. Kondisi ini bisa terdeteksi melalui detak jantung janin yang tidak normal.
Jika tidak teratasi dengan baik, gawat janin dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti cerebral palsy atau cacat otak. Lebih parahnya, kondisi ini bisa memicu kematian janin dalam kandungan.
Pertanyaannya, apa saja sih penyebab gawat janin yang perlu diwaspadai?
Berbagai Penyebab Gawat Janin
Berikut penyebab gawat janin yang perlu diketahui, seperti:
1. Preeklamsia
Preeklamsia menjadi salah satu penyebab terjadinya gawat janin. Saat mengalami preeklamsia, kondisi ini berisiko menyebabkan penurunan aliran darah ke janin yang sedang berkembang. Padahal, aliran darah membawa oksigen dan nutrisi yang diperlukan oleh janin dalam kandungan.
Ada beberapa faktor yang bisa memicu kondisi ini. Contohnya seperti riwayat mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya, usia ibu saat menjalani kehamilan lebih dari 40 tahun, ibu hamil mengalami obesitas, hingga ibu mengidap hipertensi kronik pada awal kehamilan.
Jika ibu pernah memiliki riwayat preeklamsia sebelumnya, pastikan untuk mengetahui pemeriksaan yang bisa mendeteksi penyakit ini melalui artikel “4 Pemeriksaan untuk Deteksi Terjadinya Gawat Janin”.
2. Gangguan air ketuban
Ibu hamil perlu memastikan jumlah air ketuban selama menjalani kehamilan dalam kondisi yang normal. Adanya gangguan jumlah air ketuban selama menjalani kehamilan dapat meningkatkan risiko gawat janin.
Gawat janin bisa terjadi saat jumlah air ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit. Ketika air ketuban terlalu sedikit, hal ini menyebabkan kompresi tali pusat yang dapat menghalangi aliran darah. Akibatnya, asupan oksigen dan nutrisi pada janin semakin menurun dan memicu gawat janin.
Sedangkan jika air ketuban terlalu banyak, kondisi ini berisiko menyebabkan bayi terlilit tali pusat yang menyebabkan suplai oksigen terhambat.
3. Solusio plasenta
Solusio plasenta merupakan kondisi ketika plasenta terlepas dari rahim. Saat plasenta terlepas, maka asupan oksigen untuk bayi akan mengalami penurunan. Inilah yang memicu gawat janin.
Kondisi ini perlu segera teratasi agar tidak membahayakan kondisi janin. Beberapa gejala yang terkait dengan solusio plasenta seperti:
- Nyeri perut.
- Kontraksi rahim yang lebih intens.
- Sakit punggung.
- Penurunan gerakan janin.
4. Mengalami obesitas saat hamil
Obesitas saat kehamilan dapat meningkatkan berbagai penyakit. Mulai dari diabetes hingga hipertensi. Nah, beberapa penyakit kronis tersebut nyatanya berisiko memicu gawat janin.
Untuk itu, pastikan ibu mengonsumsi berbagai makanan sehat dengan pola makan yang tepat. Hal ini bisa mencegah peningkatan berat badan yang berlebih.
Cari tahu cegah obesitas saat hamil melalui artikel “Tips Mencegah Terlalu Gemuk saat Hamil”.
5. Kehamilan kembar
Menjalani kehamilan kembar tentunya akan berbeda dengan kehamilan tunggal. Mulai dari pemeriksaan yang terbilang lebih rutin hingga risiko kehamilan yang lebih besar.
Salah satu risiko yang mungkin terjadi adalah gawat janin. Kondisi ini berisiko terjadi pada janin kembar yang berbagi kantung ketuban yang sama.
6. Gangguan pertumbuhan janin
Janin yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan berisiko mengalami gawat janin.
Gangguan pertumbuhan janin bisa terjadi akibat beberapa faktor, seperti gangguan plasenta, gizi buruk saat menjalani kehamilan, hipertensi, hingga gaya hidup yang kurang sehat selama kehamilan.
Itulah beberapa penyebab gawat janin yang bisa terjadi selama bayi berada dalam kandungan. Untuk mencegah kondisi ini, pastikan ibu selalu rutin melakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter spesialis kandungan.
Cari tahu juga pencegahannya melalui artikel ini “Adakah Cara yang Efektif untuk Mencegah Gawat Janin?”
Jangan lupa juga untuk mengonsumsi berbagai makanan sehat yang bernutrisi bagi ibu dan janin dalam kandungan. Sebaiknya ibu ketahui tanda-tanda janin sehat agar bisa segera melakukan kunjungan ke rumah sakit jika mengalami perubahan pada janin. Dengan begitu, berbagai keluhan dapat segera teratasi dengan baik.