Ibu Harus Tahu, Ini Ciri-Ciri dan Dampak Pola Asuh Otoriter pada Anak
“Pola asuh otoriter memiliki dampak negatif untuk anak. Salah satunya adalah membuat anak tidak bisa mandiri.”
Halodoc, Jakarta – Ada cukup banyak gaya pengasuhan anak yang bisa diterapkan oleh orang tua. Salah satu yang banyak menuai kontroversi adalah pola asuh otoriter. Meski mungkin tujuannya adalah untuk mendidik dan mendisiplinkan anak , tetapi pola asuh ini nyatanya juga punya dampak negatif.
Orang tua dengan pola asuh otoriter cenderung bersikap keras, menuntut anak, serta anak harus selalu menuruti apa yang menjadi kemauan orangtua. Nah, pertanyaannya, apa saja dampak pola asuh otoriter pada kesehatan fisik dan mental anak?
Mengenal Pola Asuh Otoriter
Seperti apa sikap otoriter dalam lingkup keluarga dan pola asuh? Seperti namanya, pola asuh otoriter merupakan model pengasuhan anak, di mana orang tua menuntut anak seperti keinginannya. Tanpa memberi pujian atau penghargaan pada anak.
Tujuan dari pola asuh anak ini adalah melatih anak memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi serta disiplin. Karena hanya fokus mengontrol anak, pola asuh otoriter akan memberi tekanan pada anak.
Ciri-Ciri Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter diterapkan dengan aturan ketat dan keras. Pola asuh ini berasal dari keyakinan orang tua bahwa perilaku dan sikap anak harus dibentuk oleh aturan-aturan yang diterapkan.
Selain memiliki kendali penuh terhadap anak, berikut ciri-ciri orang tua dengan pola asuh otoriter:
1. Banyak aturan
Orang tua dengan pola asuh ini memiliki banyak aturan yang harus ditaati anak. Aturan yang diberikan ada di setiap aspek kehidupan dan perilaku anak. Bahkan, anak tidak mendapat penjelasan mengapa aturan-aturan tersebut perlu ditaati.
2. Komunikasi satu arah
Pola asuh ini tidak melibatkan anak dalam mengambil keputusan. Orang tua cenderung enggan menjelaskan mengenai alasan keputusan tersebut diambil. Mereka hanya ingin anak menaati aturan yang sudah ditentukan.
Orang tua dengan pola asuh otoriter sangat jarang berbicara dari hati ke hati dengan anak, karena akan berujung pada pertengkaran.
Mau tahu jenis pola asuh lain selain otoriter? Baca selengkapnya di artikel ini: Inilah 6 Jenis Pola Asuh Anak yang Bisa Diterapkan Orangtua
3. Bersikap dingin
Orang tua dengan pola asuh ini umumnya bersikap dingin dan kasar. Alih-alih memuji dan memberikan dukungan, mereka cenderung lebih banyak mengomel dan meneriaki anak. Mereka juga cenderung tidak ingin mendengarkan keluh kesah anak dan hanya mengedepankan kedisiplinan.
4. Mempermalukan anak
Orang tua dengan pola asuh otoriter percaya bahwa mempermalukan anak akan memotivasinya untuk berbuat lebih baik. Mereka akan menggunakan rasa malu sebagai senjata untuk memaksa anak mengikuti aturannya. Orang tua bahkan tidak segan untuk meneriaki anak dan mempermalukannya di depan umum jika aturannya tidak dipatuhi.
Mau tahu dampak pola asuh ini pada tumbuh kemban anak? Baca di artikel ini: 10 Pengaruh Pola Asuh Otoriter pada Tumbuh Kembang Anak”.
5. Tidak bisa dibantah
Orang tua tidak membiarkan anak membuat pilihannya sendiri. Mereka akan bersikap dominan, sehingga anak tidak memiliki kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya dengan dalih bahwa orang tua tahu apa yang terbaik untuk anak.
6. Menuntut tapi tidak responsif
Orang tua yang otoriter memiliki banyak aturan (micro management), tetapi
tidak mau menjelaskan secara jelas pada anak mengapa aturan tersebut harus ada.
Mau tahu kenapa anak bisa menjadi materialistis? Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini 5 Penyebab Anak Menjadi Materialistis dan Cara Efektif Mencegahnya“.
7. Jarang memberikan pujian
Orang tua yang menerapkan pola asuh ini umumnya versifat dingin, senang mengomel, dan lebih menghargai disiplin dan kepatuhan ketimbang bertindak sebagai pengayom.
Orang tua yang menerapkan pola asuh ini menggunakan rasa takut anak sebagai sumber kontrol utama. Saat anak melanggar aturan yang telah dibuat, orang tua akan bereaksi dengan amarah dan kasar. Orang tua akan memberi hukuman agar anak selalu patuh, bahkan hukuman fisik dengan pukulan.
Itulah pembahasan mengenai dampak pola asuh otoriter pada anak. Sebaiknya hindari model pengasuhan seperti ini agar anak bisa tumbuh dengan baik.
Dampak Pola Asuh Otoriter pada Anak
Alih-alih memiliki dampak positif, pola asuh ini lebih banyak membawa dampak negatif. Berikut sejumlah dampak pola asuh otoriter bagi anak:
- Anak memiliki tingkat depresi yang tinggi.
- Anak tidak memiliki keterampilan sosial.
- Anak takut untuk berpendapat.
- Anak tidak bisa membuat keputusan sendiri.
- Anak memiliki tingkat percaya diri yang rendah.
- Anak tidak merasakan aman.
- Anak tidak mendapatkan kasih sayang seharusnya.
- Anak tidak merasa bahagia.
- Anak akan menganggap kekerasan adalah hal yang normal.
- Anak melampiaskan kemarahannya di luar rumah.
Mau tahu lebih jauh hubungan pola asuh ini dengan depresi pada anak? Baca di artikel ini: “Pola Asuh Otoriter Bisa Sebabkan Depresi pada Anak, Benarkah?”.
Beberapa dampak tersebut dapat memengaruhi tumbuh kembang anak di kemudian hari. Karena orang tua otoriter mengharapkan kepatuhan mutlak, anak-anak yang dibesarkan dengan gaya ini biasanya sangat baik dalam mengikuti aturan. Namun, mereka mungkin kurang disiplin diri.
Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua juga otoriter tidak didorong untuk mengeksplorasi dan bertindak secara mandiri. Jadi, mereka tidak pernah benar-benar belajar bagaimana menetapkan batasan dan standar pribadi mereka sendiri.
Kurangnya disiplin diri ini pada akhirnya dapat menyebabkan masalah ketika orang tua atau figur otoritas tidak ada untuk memantau perilaku.
Jangan ragu untuk konsultasi dengan psikolog atau dokter anak di Halodoc terkait perilaku si Kecil.✔️ Klik gambar di bawah ini.
Referensi:
Very Well Mind. Diakses pada 2023. 8 Characteristics of Authoritarian Parenting.
Healthline Parenthood. Diakses pada 2023. Authoritarian Parenting: The Right Way To Raise My Kids?
Very Well Mind. Diakses pada 2023. 8 Characteristics of Authoritarian Parenting.
Healthline Parenthood. Diakses pada 2023. Authoritarian Parenting: The Right Way To Raise My Kids?
Nature Reviews Psychology. Diakses pada 2023. The psychological causes and societal consequences of authoritarianism.
Encyclopediaofmigration.org. Diakses pada 2023. Theory of authoritarian regime.
Short Form. Diakses pada 2023. The 4 Characteristics of an Authoritarian Leader.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan