Apakah Ibu Hamil Boleh Berpuasa? Perhatikan Hal Ini

8 menit
Ditinjau oleh  dr. Enrico Hervianto SpOG   01 Februari 2025

Berpuasa selama kehamilan dikhawatirkan dapat membahayakan kesehatan, baik pada ibu maupun bayi.

Apakah Ibu Hamil Boleh Berpuasa? Perhatikan Hal IniApakah Ibu Hamil Boleh Berpuasa? Perhatikan Hal Ini

DAFTAR ISI

  1. Alasan Mengapa Ibu Hamil Tidak Dianjurkan Berpuasa
  2. Trimester Kehamilan yang Aman Berpuasa
  3. Syarat Ibu Hamil saat Menjalankan Ibadah Puasa
  4. Kelompok Ibu Hamil yang Tidak Diperbolehkan Berpuasa
  5. Rekomendasi Dokter Kandungan di Halodoc

Berpuasa saat hamil sering kali menjadi pertanyaan bagi banyak ibu hamil. Meskipun puasa adalah ibadah yang sangat dihargai, namun bagi ibu hamil, ada sejumlah pertimbangan yang perlu diperhatikan. 

Faktanya, ada beberapa kondisi ibu hamil disarankan tidak berpuasa. Kondisi tersebut di antaranya janin yang dikandungnya tidak berkembang dengan optimal, mengalami preeklamsia atau tekanan darah tinggi saat hamil, kekurangan cairan ketuban, hingga masalah di lambung atau saluran pencernaan.

Sebab jika dipaksakan, ibu bisa pingsan dan berpotensi berbahaya bagi janinnya.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memahami potensi risiko dan berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa.

Alasan Mengapa Ibu Hamil Tidak Dianjurkan Berpuasa

Bagi ibu hamil, berpuasa bisa menimbulkan risiko bagi kesehatan ibu dan janin, terutama jika dilakukan tanpa pengawasan medis yang tepat. 

Meskipun puasa adalah ibadah yang penting, tubuh ibu hamil memiliki kebutuhan khusus yang harus dipenuhi selama masa kehamilan. 

Berikut adalah beberapa alasan mengapa ibu hamil tidak dianjurkan untuk berpuasa:

1. Kekurangan Asupan Nutrisi

Ibu hamil memerlukan banyak nutrisi untuk mendukung perkembangan janin. 

Puasa dapat mengurangi asupan makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, yang bisa berdampak buruk bagi pertumbuhan janin.

2. Dehidrasi

Puasa dapat menyebabkan dehidrasi karena tubuh ibu tidak mendapatkan cairan selama berjam-jam. 

Dehidrasi dapat memengaruhi sirkulasi darah, kesehatan ginjal, dan berisiko mengganggu perkembangan janin.

3. Kelelahan dan Penurunan Energi

Kekurangan makanan dan cairan dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas dan kurang bertenaga. 

Kelelahan ekstrem dapat meningkatkan risiko stres fisik yang tidak baik bagi kesehatan ibu hamil.

4. Gangguan Keseimbangan Gula Darah

Berpuasa dapat menyebabkan fluktuasi yang drastis dalam kadar gula darah. 

Pada ibu hamil, kondisi ini bisa berisiko memperburuk diabetes gestasional atau menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah rendah) yang berbahaya bagi ibu dan janin.

5. Risiko Komplikasi Kehamilan

Pada kehamilan dengan komplikasi tertentu, seperti tekanan darah tinggi atau preeklamsia, puasa bisa memperburuk kondisi tersebut. 

Kekurangan asupan cairan dan gizi dapat meningkatkan risiko komplikasi serius.

Jika ibu hamil ingin berpuasa, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan kondisi kehamilan yang sehat dan aman bagi ibu dan janin.

Trimester Kehamilan yang Aman Berpuasa

Pada fase hamil, ibu akan mengalami 3 trimester. Trimester pertama pada usia 0 hingga 12 minggu, janin masih dalam proses pembentukan bagian organ tubuh dan juga bagian otak. Pada saat ini, janin membutuhkan banyak nutrisi dari ibu untuk membentuk pertumbuhannya. 

Sebaiknya pada usia trimester pertama, ibu hamil disarankan agar tidak menjalankan ibadah puasa. 

Sebab di masa ini  pertumbuhan dan perkembangan janin masih membutuhkan nutrisi dan gizi dari makanan yang ibu konsumsi.

Selain itu, pada trimester pertama biasanya ibu hamil akan mengalami morning sickness, kondisi mual dan muntah yang dialami oleh beberapa wanita pada trimester pertama. 

Biasanya, pada saat morning sickness nafsu makan ibu juga akan menurun, sehingga ibu hamil trimester pertama disarankan untuk tidak berpuasa mengingat banyak nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh janin pada masa ini.

Pada trimester kedua, usia janin sudah memasuki usia 13 minggu hingga 24 minggu. Umumnya, ibu hamil sudah jarang mengalami morning sickness

Namun, kebutuhan nutrisi dan gizi untuk janin masih sangat diperlukan pada fase ini. 

Jika tidak ada keluhan, ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi pada dokter jika ingin berpuasa. 

Pada trimester ketiga, biasanya bayi sudah siap untuk dilahirkan dan asupan nutrisi sekaligus gizi yang cukup terus dibutuhkan untuk perkembangan bayi hingga lahir. 

Umumnya pada trimester ketiga ibu hamil sudah boleh untuk menjalankan ibadah puasa, asal kehamilannya dalam keadaan sehat.

Syarat Ibu Hamil saat Menjalankan Ibadah Puasa

Meskipun ibu hamil dalam kondisi baik, memperhatikan kesehatan janin sangat diperlukan. Jika ibu berpuasa, tetap perhatikan gizi dan nutrisi untuk kebutuhan janin. 

Asupan gizi yang harus ibu hamil dapatkan adalah 50 persen karbohidrat, 25 persen protein, 10-15 persen lemak sehat, serta jangan lupa asupan vitamin dan juga mineral.

Selain itu, saat menjalankan ibadah puasa, sebaiknya ibu memperhatikan berat badan ibu hamil. 

Apabila ibu mengalami penurunan berat badan secara drastis, sebaiknya ibu memperhatikan asupan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh janin. 

Penurunan berat badan secara drastis dapat membahayakan janin dalam kandungan.

Saat berbuka dan sahur, jangan lupa untuk memilih menu makanan yang mengandung nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh ibu dan janin. 

Sayuran seperti brokoli, wortel, asparagus bisa menjadi menu makanan untuk berbuka atau pun sahur.

Kelompok Ibu Hamil yang Tidak Diperbolehkan Berpuasa

Dalam beberapa kasus, terdapat beberapa kelompok ibu hamil yang tidak diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa, di antaranya:

  • Ibu hamil yang mengidap diabetes melitus. 
  • Mengalami dehidrasi, terutama para bumil yang masih mengalami morning sickness pada kehamilan trimester pertama. 
  • Ibu hamil yang mengalami gangguan pencernaan, seperti maag. 

Menjalankan ibadah puasa saat hamil memang tidak ada salahnya. Namun, tetap perhatikan kesehatan ibu dan janin, ya.

Di samping itu, penting untuk memenuhi segala kebutuhan nutrisi penting yang dibutuhkan selama kehamilan.

Agar dapat memenuhinya, ibu dapat mengonsumsi makanan sehat bergizi tinggi dan suplemen kesehatan. 

Rekomendasi Dokter Kandungan di Halodoc

Jika bumil ingin berpuasa, ada baiknya hubungi dokter untuk memastikan keamanannya. 

Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter spesialis kandungan  yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 8 tahun dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani: 

1. dr. Marsell Phang Sp.OG

Bumil bisa bertanya ke dr. Marsell Phang Sp.OG apabila ingin berpuasa. 

Ia merupakan alumnus dari Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada 2012 dan Universitas Sam Ratulangi pada 2018. 

Dokter Marsell Phang Sp.OG juga tergabung dalam Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan saat ini menjalani praktik di Gresik, Jawa Timur.

Sebagai dokter spesialis kandungan, dr. Marsell Phang Sp.OG telah berpengalaman selama 12 tahun. Itu sebabnya, bumil tak perlu ragu untuk berkonsultasi di Halodoc jika ingin berpuasa.

Bukan itu saja, dr. Marsell Phang Sp.OG juga bisa memberikan saran terkait program hamil, kesehatan kandungan, keluarga berencana, kehamilan berisiko tinggi dan penyakit kelamin. 

Chat dr. Marsell Phang Sp.OG mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.

2. dr. Lucia Leonie Sp.OG

Dokter lain yang bisa ibu hubungi adalah dr. Lucia Leonie Sp.OG. Ia mendapatkan gelar dokternya dari Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha pada 2011 dan Universitas Hasanuddin pada 2017. 

Kini, dr. Lucia Leonie Sp.OG menjalani praktik di Makassar, Sulawesi Selatan dan juga termasuk anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).

Dokter Lucia Leonie Sp.OG telah memiliki pengalaman 13 tahun, sehingga bumil tak perlu ragu lagi untuk menghubunginya di Halodoc seputar boleh atau tidaknya berpuasa.

Chat dr. Lucia Leonie Sp.OG mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.

3. dr. Fitria Angela Umar Sp.OG

Pilihan lainnya adalah dr. Fitria Angela Umar Sp.OG yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi pada 2015 dan 2022. 

Sekarang ini ia melakukan praktik di Makassar, Sulawesi Selatan dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).

Berbekal pengalaman 8 tahun sebagai dokter kandungan, dr. Fitria Angela Umar Sp.OG bisa layanan konsultasi di Halodoc terkait puasa untuk ibu hamil.

Ia juga bisa memberikan konsultasi terkait kesuburan, gangguan haid dan hormon, keluarga berencana dan program hamil.  

Chat dr. Fitria Angela Umar Sp.OG mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.

Itulah berbagai daftar dokter spesialis kandungan yang bisa ibu hubungi untuk mengetahui tips berpuasa saat hamil.

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline

Sebab, ibu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

banner seo toko kesehatan

Referensi: 

Babycenter.uk. Diakses pada 2025. Fasting in pregnancy
BBC Asian Network. Diakses pada 2025. Pregnant women told not to fast during holy Ramadan. 
Halodoc. Diakses pada 2025. Puasa Saat Hamil, Boleh atau Tidak.
Verywell Family. Diakses pada 2025. Can I Fast While Pregnant?