Ibu Hamil Terkena Penyakit Rubella, Apa Dampaknya?
Halodoc, Jakarta - Rubella atau campak Jerman merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebar dengan mudah. Dalam kebanyakan kasus, penyakit rubella ini lebih sering diidap oleh anak-anak. Pada 2016 di negara kita sendiri, menurut WHO setidaknya ada lebih dari 800 kasus rubella yang sudah terkonfirmasi.
Baca juga:Fakta yang Perlu Diketahui Tentang Penyakit Rubella
Penularan utama virus rubella bisa melalui butiran liur di udara yang dikeluarkan pengidapnya melalui batuk dan bersin. Tak cuma itu saja, berbagi makanan dan minuman menggunakan piring atau gelas yang sama dengan pengidapnya juga bisa menularkan virus rubella. Di samping itu, menyentuh mata, hidung dan mulut setelah memegang benda yang terkontaminasi, juga bisa meningkatkan risiko menularnya rubella.
Gejala-Gejala Rubella
Seseorang yang mengidap penyakit rubella, setidaknya akan menimbulkan gejalanya sekitar 14–21 hari sejak terjadi pajanan. Lalu, seperti apa sih gejalanya?
-
Ruam dengan bentuk bintik-bintik kemerahan. Awalnya, muncul di wajah lalu menyebar ke badan, tangan, dan kaki. Tanda anak terkena rubella yang satu ini, bisa berlangsung selama 1–3 hari.
-
Sakit kepala.
-
Nafsu makan menurun.
-
Demam.
-
Nyeri sendi, terutama bila pengidapnya remaja wanita.
-
Konjungtivitis (infeksi kelopak mata dan bola mata).
-
Pilek atau hidung tersumbat.
-
Pembengkakan kelenjar limfa pada telinga dan leher juga bisa menjadi tanda anak terkena rubella.
Baca juga:Ini Pentingnya Vaksin Rubella untuk Anak
Ketika pengidapnya terinfeksi, virus ini akan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu lima hari hingga satu minggu. Nah, yang perlu diwaspadai adalah ketika hari pertama sampai kelima setelah ruam muncul. Sebab di masa itu, merupakan potensi tertinggi pengidap untuk menularkan penyakitnya pada orang lain.
Selain bisa menyerang seseorang, virus rubella juga bisa berdampak pada bayi di dalam kandungan, lho. Lalu, kira-kira apa sih yang akan terjadi pada Si Kecil di dalam rahim ibu?
Timbulkan Sederet Masalah pada Janin
Tanda anak terkena rubella biasanya akan menimbulkan ruam kemerahan pada kulit, namun tak sama dengan campak. Untungnya, rubella lebih ringan bila ketimbang campak. Tapi, bila menyerang wanita hamil, lain lagi ceritanya.
Rubella yang menyerang wanita hamil dengan usia kehamilan lima bulan, berpotensi tinggi menyebabkan sindrom rubella kongenital. Yang bikin resah lagi, juga bisa menyebabkan kematian bayi dalam kandungan. Menurut data WHO, sekitar 100.000 bayi di dunia terlahir dengan sindrom ini setiap tahunnya.
Baca juga:Alasan Kenapa Ibu Hamil Perlu Waspada Rubella
Di samping itu, virus yang diturunkan ke janin dalam kandungan juga bisa menimbulkan sindrom rubella bawaan. Bahasa medisnya disebut sebagai Congenital Rubella Syndrome (CRS).
Ibu hamil mesti berhati-hati, sebab virus ini bisa menyebabkan bayi terlahir cacat. Misalnya, mengidap katarak, tuli, kelainan jantung, hati, paru-paru, hingga keterlambatan tumbuh kembang. Tapi, semua hal ini bergantung berapa lama ibu terkena virus. Risiko paling tinggi terjadi selama tahap awal perkembangan bayi.
Bila ibu terserang rubella selama 12 minggu pertama kehamilan, peluang Si Kecil mewarisi virus ini tercatat hingga 85 persen. Tapi, bila ibu terinfeksi di rentan usia kehamilan antara 13 hingga 16 minggu, peluangnya menurun menjadi 54 persen, dan akan terus menurun seiring usia kehamilan bertambah besar.
Ibu juga perlu tahu, cacat lahir akibat penyakit rubella selama kehamilan bisa muncul terlambat. Artinya, dampaknya bisa terlihat nanti pada masa kanak-kanak.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kehamilan lainnya? Ibu bisa kok bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan