Ibu Baru, Ketahui 4 Penyebab Pendarahan Ketika Persalinan

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   27 Oktober 2021

“Seorang ibu dikatakan mengalami pendarahan ketika persalinan ketika ia kehilangan darah sebanyak 500 mililiter atau lebih setelah melahirkan. Setelah bayi dilahirkan, rahim biasanya berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Jika rahim tidak berkontraksi cukup kuat, pembuluh darah ini akan pendarahan.”

Ibu Baru, Ketahui 4 Penyebab Pendarahan Ketika PersalinanIbu Baru, Ketahui 4 Penyebab Pendarahan Ketika Persalinan

Halodoc, Jakarta – Pendarahan ketika persalinan tidak jarang terjadi setelah melahirkan. Namun, kehilangan banyak darah dapat memengaruhi kemampuan tubuh ibu mempertahankan tekanan darah. Terutama jika kehilangan lebih dari 1.000 mililiter darah. 

Jika seorang ibu mengalami pendarahan lebih dari 500 mililiter, maka bisa menyebabkan syok atau bahkan kematian. Sementara itu, sebagian besar wanita mengalami pendarahan ketika persalinan sesaat setelah bayi lahir, tapi terkadang bisa terjadi kemudian. Biasanya, rahim terus berkontraksi setelah ibu melahirkan plasenta. Kontraksi ini membantu menghentikan pendarahan. Jika ibu tidak melahirkan plasenta atau rahim tidak berkontraksi, maka kondisi yang dikenal sebagai atonia uteri atau perdarahan dapat terjadi.

Baca juga: Kehamilan di Usia Tua Berisiko Alami Perdarahan Postpartum

Penyebab Pendarahan Ketika Persalinan

Setelah bayi dilahirkan, rahim biasanya berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Setelah plasenta lahir, kontraksi ini membantu memberi tekanan pada pembuluh darah yang berdarah di area tempat plasenta menempel. Jika rahim tidak berkontraksi cukup kuat, pembuluh darah ini akan pendarahan. Hal inilah yang menjadi penyebab umum pendarahan ketika persalinan. Jika sisa serpihan plasenta tetap menempel, pendarahan juga tetap mungkin terjadi. 

Ada beberapa kemungkinan penyebab pendarahan ketika persalinan, yaitu:

  1. Tingkat Ketegangan Rahim

Rahim atonik bertanggung jawab atas 70 persen kasus pendarahan ketika persalinan. Dokter biasanya akan mencoba mengesampingkan penyebab ini terlebih dulu. Dokter akan mengevaluasi tingkat ketegangan di dalam rahim. Jika rahim terasa lunak setelah melahirkan, kemungkinan penyebabnya adalah atonia uteri. 

  1. Trauma 

Pada 20 persen kasus pendarahan ketika persalinan disebabkan oleh kerusakan atau trauma pada rahim. Hal ini bisa termasuk luka atau hematoma, yang merupakan kumpulan darah. 

Baca juga: Flek saat Hamil, Berbahaya atau Normal?

  1. Plasenta akreta

Sekitar 10 persen pendarahan ketika persalinan oleh plasenta akreta atau plasenta invasif. Pada kondisi ini, plasenta terlalu dalam atau menempel pada rahim. Jika ibu tidak melahirkan plasenta dalam waktu yang diharapkan setelah melahirkan, kemungkinan diperlukan pembedahan untuk mengeluarkannya. 

  1. Trombin

Gangguan pembekuan darah dapat menyebabkan pendarahan. Trombin adalah protein pembekuan darah dalam tubuh. Kondisi yang menyebabkan kekurangan trombin sebenarnya jarang terjadi. Bahkan kurang dari 1 persen kehamilan

Contoh kondisi terkait trombin termasuk penyakit von Willebrand, hemofilia, dan purpura trombositopenia idiopatik. Dokter dapat mendiagnosis gangguan ini melalui tes darah, seperti:

  • Jumlah trombosit.
  • Tingkat fibrinogen.
  • Waktu tromboplastin parsial.
  • waktu protrombin. 

Selain beberapa kondisi di atas, ada hal lainnya yang juga bisa menyebabkan perdarahan. Baca selengkapnya di artikel ini: “Mengenal Atonia Uteri saat Persalinan dan Bahayanya bagi Tubuh

Faktor Risiko yang Memicu Pendarahan Persalinan

Selain hal-hal di atas, ada pula beberapa faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan pendarahan saat persalinan, contohnya:

  • Persalinan yang dibantu, seperti dengan forsep atau vakum.
  • Kelebihan cairan tubuh.
  • Episiotomi.
  • Ukuran bayi besar.
  • Bayi dengan makrosomia janin.
  • Riwayat pendarahan postpartum.
  • Ibu sudah melewati banyak persalinan.

Baca juga: Bercak Darah Tanda Kehamilan yang Harus Diketahui

Penting bagi ibu memiliki kesehatan yang prima sejak masa kehamilan. Jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan selama kehamilan, sebaiknya segera buat jadwal kunjungan dokter kandungan di  rumah sakit melalui aplikasi Halodoc. Jika dokter kandungan memberikan suplemen untuk kesehatan kehamilan, ibu juga bisa cek kebutuhan medis di aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg
Referensi:
Stanford Children’s Health. Diakses pada 2021. Postpartum Hemorrhage
Healthline. Diakses pada 2021. Pregnancy Complications: Common Causes of Hemorrhage