Ibu Baru, Ini Bedanya Vaksin dan Imunisasi
Halodoc, Jakarta - Mungkin banyak ibu baru yang mengira bahwa vaksin dan imunisasi sebagai hal yang sama. Sebenarnya, vaksinasi dan imunisasi memiliki cara kerja yang berbeda. Perbedaan ini sering kali tidak diketahui atau diabaikan, karena keduanya mempunyai manfaat yang sama untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit.
Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin dengan cara disuntikkan atau diteteskan melalui mulut untuk meningkatkan produksi antibodi sebagai penangkal suatu penyakit. Sementara itu, imunisasi adalah proses dalam tubuh supaya seseorang mempunyai kekebalan tubuh terhadap penyakit. Ada dua jenis imunisasi, yaitu imunisasi aktif dan pasif.
Baca juga: Orang Dewasa Tidak Vaksin DPT, Ini Bahayanya
Bagaimana Vaksin Bekerja dalam Tubuh?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan bahwa vaksinasi merupakan tindakan memasukkan vaksin ke dalam tubuh seseorang agar menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Zat yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui vaksinasi biasanya mengandung virus atau bakteri yang sudah dilemahkan. Zat tersebut juga mengandung protein mirip bakteri yang didapatkan dari pengembangan di laboratorium.
Vaksin akan menghasilkan reaksi imunitas tubuh, dengan begitu tubuh dipersiapkan untuk melawan serangan infeksi di kemudian hari. Proses ini adalah imunisasi dalam tubuh. Tindakan vaksin menggunakan metode yang berbeda agar imunisasi dapat terjadi. Beberapa vaksin diberikan hanya sekali seumur hidup. Ada pula vaksin yang perlu diberikan secara berkala supaya kekebalan tubuh terbentuk secara sempurna.
Vaksin sering diberikan pada anak-anak melalui imunisasi di rumah sakit atau puskesmas. Namun, sebenarnya vaksin juga dapat diberikan pada orang dewasa sebagai bentuk imunisasi berkelanjutan.
Perlu kamu ketahui, setiap negara mempunyai peraturan masing-masing tentang kewajiban imunisasi. Di Indonesia, ada lima vaksin wajib yang setidaknya harus diberikan melalui imunisasi. Vaksin tersebut yaitu hepatitis B, polio, BCG, DPT, dan campak. Selain vaksin wajib tersebut, ada beberapa vaksin yang direkomendasikan pemerintah, yaitu vaksin hepatitis A, HPV, varisela, MMR, rotavirus, influenza, tifoid, dan lainnya.
Baca juga: Vaksin Sebabkan Bayi Autis, Benarkah?
Dua Jenis Imunisasi
Terdapat dua jenis imunisasi, yaitu aktif dan pasif. Kerja imunisasi aktif di tubuh aktif menghasilkan antibodi untuk kekebalan tubuh terhadap penyakit setelah seseorang mendapatkan vaksin. Ini sebagai respons imun yang sudah dibentuk ketika anak mendapatkan vaksin setiap bulannya.
Sementara itu, imunisasi bekerja sebagai pemberi antibodi dari orang yang sudah kebal terhadap penyakit tertentu terhadap orang yang belum kebal. Peristiwa ini terjadi secara alami, yaitu seperti pemberian antibodi dari tubuh ibu hamil kepada janin di kandungannya.
Proses ini juga bisa terjadi secara buatan, misalnya dengan cara menyuntikkan imunoglobulin. Pada imunisasi pasif, seseorang tidak membentuk kekebalan tubuh secara aktif, melainkan mendapatkannya dari orang yang kekebalan tubuhnya sudah terbentuk.
Pada imunisasi aktif, memerlukan waktu agar kekebalan tubuh terbentuk. Sementara pada imunisasi pasif, kekebalan tubuh dapat langsung diperoleh. Di samping itu pada imunisasi aktif, kekebalan tubuh dapat dihasilkan oleh tubuh sendiri, sedangkan imunisasi pasif tidak didapatkan dari tubuh sendiri. Umumnya, imunisasi aktif dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan imunisasi pasif.
Itulah perbedaan vaksin dan imunisasi yang perlu ibu ketahui. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa vaksinasi adalah tindakan mendapatkan vaksin. Sementara imunisasi adalah hasil dari vaksin, yaitu terbentuknya kekebalan tubuh.
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Difteri Mematikan
Jika ibu ingin mengetahui apa saja vaksin dan jadwal vaksin yang dapat diberikan pada anak, langsung saja tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tanpa perlu ribet, interaksi dengan dokter dapat dilakukan melalui aplikasi Halodoc kapan saja dan dimana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!