Ini Hubungan Kanker Darah dan Sumsum Tulang
Halodoc, Jakarta - Kanker darah merupakan kondisi yang terjadi saat sel darah dalam tubuh menjadi ganas. Sebagian kanker darah berawal dari sumsum tulang, di mana sel darah diproduksi. Lalu, apa hubungan kanker darah dengan sumsum tulang? Berikut penjelasan selengkapnya!
Baca juga: Kenali Polisitemia Vera, Jenis Kanker Darah yang Mengancam Nyawa
Hubungan Kanker Darah dan Sumsum Tulang
Saat seseorang mengidap kanker darah, donor sumsum tulang belakang diperlukan sebagai salah satu langkah penanganan. Hal tersebut dilakukan karena kanker darah bukan termasuk kanker padat. Lagi pula, awal ditemukan kanker adalah adalah pada bagian sumsum tulang tempat sel-sel darah sehat diproduksi. Donor sumsum tulang ini yang nantinya akan digunakan untuk prosedur transplantasi.
Di dalam sumsum tulang terdapat sel punca, yaitu sel-sel muda yang nantinya akan berkembang menjadi sel darah merah, sel darah putih, serta keping darah. Transplantasinya sendiri dilakukan dengan dua cara, yaitu transplantasi sel punca, yang diambil dari aliran darah pengidap atau pendonor, serta transplantasi sumsum tulang, yang diambil dari sumsum tulang sendiri jika masih ada yang sehat, atau dari sumsum tulang orang lain dengan kecocokan yang tinggi.
Sejauh ini, transplantasi sel punca masih lebih sering dilakukan, karena dinilai lebih mudah dan cenderung dapat pulih dengan cepat. Tujuan transplantasinya sendiri adalah agar gejala atau tanda kanker darah tidak lagi muncul. Nah, untuk lebih jelasnya mengenai prosedur yang dilakukan, silahkan diskusikan langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya!
Baca juga: Kemoterapi Bisa Memicu Terjadinya Kanker Darah
Kanker Darah dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala yang muncul pada pengidap kanker darah sangat beragam, tergantung pada jenis yang dialami. Sebagian besar gejalanya sendiri cenderung sulit dikenali karena mirip dengan gejala penyakit lainnya. Berikut gejala umum kanker darah:
-
Mual-mual dan muntah.
-
Demam dan menggigil.
-
Susah buang air besar.
-
Sesak napas.
-
Mudah merasa lelah.
-
Penurunan berat badan.
-
Berkeringat di malam hari.
-
Bintik merah pada kulit.
-
Pembengkakan kelenjar getah bening.
-
Nyeri pada sendi dan tulang.
-
Mudah memar dan pendarahan.
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami serangkaian gejala yang telah disebutkan. Terutama bagi mereka dengan gejala yang tidak kunjung membaik. Pemeriksaan dini diperlukan guna mencegah perkembangan penyakit, serta memantau perkembangan penyakit.
Baca juga: 4 Mitos Tentang Kanker Darah yang Tidak Perlu Dipercaya
Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya
Merokok merupakan salah satu faktor risiko terbesar dari kanker darah. Jika kamu adalah seorang perokok yang belum bisa menghentikan kebiasaan buruk tersebut, sebaiknya segera mendiskusikan dengan dokter guna mengikuti program berhenti merokok. Selain itu, paparan radiasi dan zat kimia di lingkungan kerja juga berisiko menimbulkan kanker darah.
Selain kedua hal tersebut, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang terkena kanker darah. Beberapa faktor risiko tersebut, antara lain:
-
Berjenis kelamin pria.
-
Berusia di atas 55 tahun.
-
Riwayat keluarga.
-
Mengidap gangguan sistem imunitas tubuh.
Jika kanker darah tidak segera diatasi, komplikasi serius bisa saja terjadi. Beberapa di antaranya adalah sering mengidap infeksi karena kurangnya sel darah putih, mengalami pendarahan parah, mengalami gangguan pada tulang, serta mengalami gangguan fungsi ginjal, atau gagal ginjal.
Adakah Langkah Pencegahan Kanker Darah?
Hingga kini, belum diketahui bagaimana langkah mencegah kanker darah. Meski demikian, risiko terserang kanker darah dapat dikurangi dengan beberapa langkah, seperti berhenti merokok, konsumsi makanan sehat bergizi seimbang, menjaga berat badan, serta rutin berolahraga.
Referensi:
American Society of Hematology. Diakses pada 2020. Blood Cancer.
Medical News Today. Diakses pada 2020. What to know about bone marrow cancer.
Hopkins Medicine. Diakses pada 2020. Blood and Bone Marrow Cancers Program.