Hipospadia pada Pria Bisa Sebabkan Masalah Seksual
Halodoc, Jakarta - Saat dilahirkan, seseorang mungkin saja mengalami kelainan bawaan. Terdapat banyak jenis kelainan bawaan yang dapat terjadi pada bayi, salah satunya adalah hipospadia. Gangguan ini terjadi karena terdapat kelainan pada lubang kencing yang hanya menyerang anak laki-laki. Hal ini dapat membuat pengidapnya kesulitan buang air kecil.
Seseorang yang mengidap hipospadia harus mendapatkan penanganan segera agar buang air kecilnya menjadi lancar. Selain itu, disebutkan apabila gangguan pada penis ini dapat menyebabkan masalah seksual pada seseorang. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang hal ini, berikut pembahasan lengkapnya!
Baca juga: Alami Hipospadia, Ini Gejala-Gejala yang Bisa Terjadi
Masalah Seksual yang Disebabkan Hipospadia
Fungsi utama dari penis pada laki-laki adalah untuk membawa urine dan sperma keluar dari tubuh. Uretra adalah tabung yang membawa urine dan sperma tersebut. Normalnya, lubang kencing pada pria terdapat di ujung penis. Namun, seseorang yang mengidap hipospadia, lubang tersebut terdapat di bawah batang penis dan merupakan gangguan bawaan sejak lahir.
Pada beberapa kasus, kelainan lubang kencing tersebut terjadi antara area batang penis dengan buah zakar. Hipospadia dapat terjadi ketika usia janin berkisar antara 8 hingga 14 minggu. Selain itu, orang ini kemungkinan memiliki penis yang melengkung dan mengharuskannya untuk buang air dalam posisi jongkok atau duduk.
Selain menyebabkan seseorang sulit untuk kencing, hipospadia juga dapat menyebabkan masalah seksual. Salah satu masalah yang dapat terjadi berhubungan dengan seksual adalah membuat pria tersebut sulit bereproduksi. Namun, masalah kesuburan tersebut dapat hilang setelah dilakukan operasi untuk mengatasi gangguan pada penis tersebut.
Masalah lainnya yang berhubungan dengan seksual adalah penis yang melengkung saat ereksi. Gangguan tersebut disebut juga dengan chordee. Seorang pria yang mengidap gangguan ini akan kesulitan melakukan hubungan seksual. Maka dari itu, jika kamu mengalami hal tersebut ada baiknya untuk memeriksakan diri ke ahlinya.
Namun, ada gangguan yang paling parah pada seseorang yang mengidap hipospadia yaitu kriptorkismus. Sehingga, pria yang mengidapnya dapat mengalami kemandulan. Hal tersebut terjadi ketika buah zakar tidak berada di dalam skrotum. Umumnya, testis sebelah kanan mengalami penurunan pada skrotum. Namun, seseorang yang mengidap gangguan ini, testisnya gagal untuk turun.
Lalu, jika kamu mempunyai masalah terkait gangguan hipospadia, dokter dari Halodoc siap membantu untuk menjawabnya. Caranya mudah sekali, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone yang digunakan sehari-hari!
Baca juga: 3 Disfungsi Seksual yang Rentan Dialami Wanita
Apakah Operasi untuk Atasi Hipospadia Diperlukan?
Jika seorang bayi mengidap gangguan ini pada penisnya, diperlukan operasi sedini mungkin agar gangguan tersebut dapat diatasi. Hal ini dapat dilakukan ketika bayi berusia 6 hingga 12 bulan. Beberapa tahapan dapat dilakukan agar gangguan tersebut benar-benar tidak menimbulkan komplikasi di lain waktu.
Beberapa operasi yang dapat dilakukan adalah memperbaiki lokasi lubang kencing, meluruskan arah penis saat ereksi, hingga menutup lubang kencing yang bermasalah tersebut. Bayi yang mengalami gangguan ini tidak boleh disunat sebelumnya, agar kulit dari ujung penis tersebut dapat digunakan untuk menutup lubang tersebut.
Baca juga: Bentuk Pelecehan Seksual yang Perlu Diketahui
Maka dari itu, penting untuk mendiagnosis secara dini gangguan hipospadia pada bayi. Jika diketahui dengan cepat, gangguan tersebut dapat langsung diatasi dan tidak menimbulkan masalah di masa depan. Dengan begitu, masa depannya tidak akan terpengaruh oleh gangguan ini.
Referensi:
Urology Health. Diakses pada 2020. What is Hypospadias?
NCBI. Diakses pada 2020. Fertility Potential in Adult Hypospadias.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan