Hipertensi Berisiko Terkena Ginjal Polikistik, Ini Alasannya
“Sebaiknya jangan abaikan kondisi hipertensi yang kamu miliki. Hipertensi atau penyakit darah tinggi diketahui menjadi salah satu gangguan kesehatan yang bisa memicu ginjal polikistik. Hipertensi juga bisa memicu ginjal polikistik berkembang lebih cepat, artinya fungsi ginjal pun bisa menurun lebih cepat. Itulah sebabnya, penting untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin “
Halodoc, Jakarta – Terdapat beberapa jenis penyakit yang dapat memengaruhi ginjal, salah satunya penyakit ginjal polikistik. Penyakit ginjal polikistik sebenarnya merupakan kelainan bawaan yang bisa menyebabkan muncul sekelompok kista di dalam ginjal. Kista ini kemudian menyebabkan ginjal membesar dan menurunkan fungsinya seiring waktu.
Kista adalah kantung berisi cairan yang bersifat non kanker. Walaupun tidak bersifat kanker, kista bisa tumbuh membesar dan merusak ginjal. Hipertensi atau penyakit darah tinggi diketahui sebagai salah satu kondisi yang berisiko menyebabkan ginjal polikistik. Mengapa bisa demikian? Simak penjelasan berikut.
Baca juga: Bisakah Penyakit Ginjal Polikistik Disembuhkan?
Alasan Hipertensi Berisiko Sebabkan Ginjal Polikistik
Hipertensi sebenarnya lebih umum dialami oleh pengidap autosomal dominant polycystic kidney disease (ADPKD). Setidaknya 5–7 dari setiap 10 orang dewasa yang mengidap kondisi ini mengalami tekanan darah tinggi sebelum mereka mengalami gejala ginjal. Rata-rata usia pengidap ADPKD yang terdiagnosis tekanan darah tinggi adalah 30 tahun. Namun, kondisi ini bisa berkembang sejak masa kanak-kanak juga.
Tekanan darah tinggi sering menjadi gejala awal ginjal polikistik dan mungkin didiagnosis ketika fungsi ginjal masih normal. Hipertensi juga bisa memicu ginjal polikistik berkembang lebih cepat, artinya fungsi ginjal pun bisa menurun lebih cepat. Itulah sebabnya, penting untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin dan mengonsumsi obat darah tinggi apabila kamu sudah memilikinya.
Tanda Seseorang Mengidap ADPKD
Anak-anak terkadang memiliki gejala ADPKD, tetapi mereka bisa tidak menyadari gejalanya sampai menginjak 30 dan 50 tahun. Gejalanya mungkin termasuk nyeri punggung dan samping, sakit kepala dan munculnya darah dalam urine. Untuk memastikan ADPKD, dokter umumnya akan merekomendasikan satu atau lebih dari tes berikut ini:
- Tes pencitraan, seperti ultrasound, CT scan, dan MRI.
- Tes genetik, menggunakan sampel darah atau air liur.
- Tes pencitraan untuk mencari tanda kista yang terlihat di ginjal.
- Tes genetik untuk memberi tahu dokter jenis ginjal polikistik apa yang kamu miliki atau apakah kamu kemungkinan besar akan mengembangkan penyakit ini di masa depan. Namun, diperlukan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan hasil tes genetik.
Baca juga: Kelola Stres Dapat Mencegah Kista Ginjal, Benarkah?
Tips untuk Mengontrol Tekanan Darah
Oleh karena hipertensi dapat menjadi salah satu pemicu ginjal polikistik, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengontrol tekanan darah. Sebaiknya konsumsi obat tekanan darah sesuai dengan resep dan petunjuk dokter. Jangan lupa untuk membatasi asupan makanan dengan kandungan garam. Sebaiknya konsumsi makanan rendah garam.
Memperbanyak asupan buah, sayur, dan biji-bijian merupakan pola makan sehat yang bisa kamu lakukan untuk mengontrol tekanan darah. Selain itu, jangan lupa untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara rutin untuk mempertahankan atau mengontrol berat badan yang sehat.
Ubahlah gaya hidup menjadi lebih sehat dengan tidak merokok dan hentikan pengonsumsian alkohol. Dengan begitu, kondisi kesehatan akan menjadi lebih optimal.
Baca juga: Idap Ginjal Polikistik Bisa Pengaruhi Kualitas Hubungan Intim?
Apabila kamu mengalami gejala-gejala ini, hubungi dokter untuk dipastikan lebih lanjut. Kamu bisa menghubungi dokter lewat aplikasi Halodoc kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!